Penyebab Embun Es di Bromo dan Dieng, Apakah Beracun?

Sabtu, 9 September 2023 08:45 WIB

Pesona Dieng saat musim kemarau ditandai dengan munculnya kabut tipis yang disebut ampak-ampak oleh warga setempat, (12/8). Kabut itulah yang nantinya akan menjadi embun upas atau butiran salju karena suhu bisa menembus nol derajat celcius. (Aris Andrianto/Tempo)

TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia merupakan negara yang terkenal dengan iklim tropis. Negara ini juga memiliki beberapa tempat yang mengalami fenomena alam yang unik, seperti contohnya embun es.

Hal ini menarik karena sebagai negara tropis, jarang sekali terbentuk es secara alami. Salah satu daerah yang sering mengalami embun es adalah Dieng, Jawa Tengah, dan Gunung Bromo, Jawa Timur.

Namun, apa yang menyebabkan terbentuknya embun es ini, dan apakah embun es tersebut beracun?

Penyebab Terbentuknya Embun Es

Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), embun es di Dieng terkait dengan musim kemarau. Dieng adalah dataran tinggi dengan suhu udara yang cukup dingin.

Advertising
Advertising

Selama musim kemarau, langit cenderung cerah, dan tidak ada awan yang menutupinya. Pada malam hari, ketika tidak ada radiasi balik dari awan, suhu udara dapat turun drastis hingga di bawah titik beku. Ini menyebabkan terbentuknya embun es atau embun yang membeku.

Faktor lain yang memengaruhi pembentukan embun es adalah gerak semu matahari, intrusi suhu dingin, dan laju penurunan suhu terhadap ketinggian. Selama musim kemarau, suhu udara umumnya lebih dingin, dan permukaan bumi lebih kering. Radiasi panas matahari lebih banyak terbuang ke angkasa, menyebabkan suhu udara malam hari menjadi sangat rendah.

"Suhu bumi, karena tidak ada radiasi tentunya pada malam hari tidak ada matahari, justru energi bumi yang memancar meradiasikan kembali tanpa ada pemantulan dari awan khususnya, sehingga dia menjadi minus menjadi dingin bahkan bisa sampai minus," kata Dodo, Kepala Pusat Informasi Perubahan Iklim BMKG.

Apakah Embun Es Beracun?

Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Kelas II Ahmad Yani Semarang Sutikno menjelaskan, embun upas menurut penduduk Dieng adalah embun racun.

"Fenomena itu terjadi ketika suhu menjadi sejuk, lantas turunlah embun-embun yang dingin lagi beku. Embun inilah yang menyelimuti tanaman kentang dan masyarakat Dieng menyebutnya dengan embun upas karena memang efeknya membuat kentang mati tersiakan," kata dia, dikutip dari Antaranews.

"Pada kondisi demikian, panas matahari akan lebih banyak terbuang dan hilang ke angkasa. Itu yang menyebabkan suhu udara musim kemarau lebih dingin daripada suhu udara musim hujan," katanya.

Embun es terbentuk ketika uap air di udara mengalami kondensasi pada malam hari dan kemudian membeku saat suhu udara sangat dingin. Ketika mencapai suhu nol derajat Celsius atau lebih rendah, embun es terbentuk di permukaan tanaman, dedaunan, atau rumput. Ini mengakibatkan kerusakan pada tanaman tersebut.

Selain Dieng, beberapa tempat lain di Indonesia juga pernah mengalami fenomena embun es, seperti Gunung Semeru dan Pegunungan Jayawijaya.

Pilihan Editor: Dieng Kembali Membeku di Bawah 0 Derajat Celcius, Ini Analisis Peneliti BRIN

Berita terkait

Prediksi Cuaca Dasarian Medio Mei BMKG, Curah Hujan Mayoritas Jawa Barat Rendah

47 menit lalu

Prediksi Cuaca Dasarian Medio Mei BMKG, Curah Hujan Mayoritas Jawa Barat Rendah

Seluas 77 persen wilayah Jawa Barat pada dasarian kedua Mei 2024 diprediksi masuk kriteria hujan rendah.

Baca Selengkapnya

Menteri PUPR Resmikan Stasiun Lapangan Geologi UGM

16 jam lalu

Menteri PUPR Resmikan Stasiun Lapangan Geologi UGM

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono meresmikan Stasiun Lapangan Geologi Prof R Soeroso Notohadiprawiro Universitas Gadjah Mada (UGM.

Baca Selengkapnya

BMKG: 14 Daerah Berstatus Waspada Dampak Cuaca Ekstrem Akibat Bibit Siklon Tropis

1 hari lalu

BMKG: 14 Daerah Berstatus Waspada Dampak Cuaca Ekstrem Akibat Bibit Siklon Tropis

BMKG menyebut 14 daerah berstatus waspada dampak cuaca ekstrem sebagai akibat dari intervensi bibit siklon tropis.

Baca Selengkapnya

BMKG Prakirakan Jakarta Selatan dan Jakarta Timur Hujan Ringan

1 hari lalu

BMKG Prakirakan Jakarta Selatan dan Jakarta Timur Hujan Ringan

BMKG memprakirakan cuaca di Jakarta Selatan dan Jakarta Timur akan hujan ringan siang ini.

Baca Selengkapnya

Joging Weekend Tak akan Terganggu, BMKG Perkirakan Mayoritas Area Jakarta Bebas Hujan Hari Ini

1 hari lalu

Joging Weekend Tak akan Terganggu, BMKG Perkirakan Mayoritas Area Jakarta Bebas Hujan Hari Ini

BMKG perkirakan cuaca Jakarta cenderung cerah berawan sepanjang hari ini, Sabtu, 11 Mei 2024. Hanya ada sedikit potensi hujan ringan siang nanti.

Baca Selengkapnya

Penyeberangan Padat Saat Cuti Bersama, Waspada Gelombang Tinggi 2,5 Meter di Area Berikut

1 hari lalu

Penyeberangan Padat Saat Cuti Bersama, Waspada Gelombang Tinggi 2,5 Meter di Area Berikut

BMKG menerbitkan peringatan gelombang tinggi di perairan seluruh Indonesia. Wajib diwaspadai pelaku pelayaran.

Baca Selengkapnya

Libur Panjang di Batam, Wisatawan Diminta Selalu Pantau Update Cuaca BMKG

2 hari lalu

Libur Panjang di Batam, Wisatawan Diminta Selalu Pantau Update Cuaca BMKG

Pantauan Tempo, sudah hampir satu minggu belakangan cuaca di Kota Batam tak menentu

Baca Selengkapnya

Hitung Jarak Zonasi PPDB dan Sampai Kapan Hawa Panas di Top 3 Tekno

2 hari lalu

Hitung Jarak Zonasi PPDB dan Sampai Kapan Hawa Panas di Top 3 Tekno

Top 3 Tekno Berita Terkini pada Jumat pagi ini, 10 Mei 2024, dipuncaki artikel informasi tentang aturan menghitung jarak zonasi PPDB 2024/2025.

Baca Selengkapnya

BMKG: Lebih Sedikit Wilayah Provinsi Berpotensi Hujan Lebat Hari Ini

2 hari lalu

BMKG: Lebih Sedikit Wilayah Provinsi Berpotensi Hujan Lebat Hari Ini

Sirkulasi siklonik dan konvergensi pengaruhi cuaca hari ini. wilayah mana berpotensi hujan lebat?

Baca Selengkapnya

Libur Cuti Bersama, Simak Prediksi Cuaca BMKG untuk Jabodetabek dari Pagi hingga Malam Ini

2 hari lalu

Libur Cuti Bersama, Simak Prediksi Cuaca BMKG untuk Jabodetabek dari Pagi hingga Malam Ini

Prediksi cuaca BMKG untuk wilayah Jakarta nihil potensi hujan sepanjang hari ini, Jumat 10 Mei 2024. Tapi tidak untuk wilayah sekitarnya.

Baca Selengkapnya