Kelompok Penulis Lebih Besar Gugat OpenAI Soal Hak Cipta
Reporter
Maria Fransisca Lahur
Editor
Erwin Prima
Rabu, 13 September 2023 10:21 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Setelah beberapa waktu lalu beberapa penulis menggugat OpenAI dan produk chatbot miliknya, ChatGPT, kini penulis dengan jumlah yang lebih banyak membuat gugatan sejenis.
Dikutip dari The Verge, 12 September 2023, sekelompok penulis menggugat OpenAI atas klaim bahwa perusahaan tersebut secara ilegal menggunakan karya mereka untuk melatih chatbot AI ChatGPT.
Dalam gugatan yang diajukan pada hari Jumat, 8 September 2023, Michael Chabon, David Henry Hwang, Rachel Louise Snyder, dan Ayelet Waldman menuduh OpenAI mendapatkan keuntungan dari “penggunaan tidak sah dan ilegal” atas konten dengan hak cipta mereka.
Gugatan tersebut mencari status class action dan mengecam kemampuan ChatGPT untuk merangkum dan menganalisis konten yang ditulis oleh penulis, dengan menyatakan bahwa ini hanya mungkin terjadi jika OpenAI melatih model bahasa besar GPT pada karya mereka. Ia menambahkan bahwa keluaran ini sebenarnya adalah karya turunan yang melanggar hak cipta mereka.
“Tindakan pelanggaran hak cipta OpenAI disengaja dan mengabaikan hak penggugat dan anggota kelompok,” klaim gugatan tersebut. “OpenAI mengetahui setiap saat bahwa kumpulan data yang digunakan untuk melatih model GPT berisi materi berhak cipta, dan tindakannya melanggar ketentuan penggunaan materi tersebut.”
Chabon, penulis dari berbagai buku, seperti The Amazing Adventures of Kavalier & Clay, termasuk di antara lebih dari 10.000 penulis yang menandatangani surat terbuka tersebut.
Surat itu menyerukan agar OpenAI, Meta, Google, dan perusahaan lain untuk mendapatkan persetujuan, penghargaan, dan kompensasi yang adil bagi penulis asli, yang karyanya digunakan dalam pelatihan model AI.
Sebelumnya, pada bulan Juli 2023, penulis dan komedian Sarah Silverman bergabung dengan penulis Christopher Golden dan Richard Kadrey dalam gugatan yang menuduh OpenAI dan Meta melakukan pelanggaran hak cipta. Penulis Paul Tremblay dan Mona Awad menggugat OpenAI dengan alasan serupa pada bulan Juni.
Selain itu, gugatan terbaru ini meminta pengadilan untuk menghentikan OpenAI terlibat dalam praktik bisnis yang melanggar hukum dan tidak adil sembari memberikan ganti rugi kepada penulis asli terkait dengan pelanggaran hak cipta dan hukuman lainnya. Sejauh ini, pihak OpenAI belum memberi komentar terhadap adanya gugatan tersebut.
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.