Korea Buat Marka Jalan Khusus Mobil Listrik

Reporter

Editor

Selasa, 19 Mei 2009 21:20 WIB

TEMPO Interaktif, Seoul: Bayangkanlah ruas-ruas jalan dengan marka garis lurus atau putus-putus putih di tengahnya yang bisa memasok energi listrik. Mobil-mobil listrik tinggal melintas di atasnya untuk proses recharging sehingga mereka tak perlu lagi ambil pusing mencari tempat colokan listrik.
Kampus teknologi terkemuka di Korea Selatan, Institut Ilmu dan Teknologi Maju Korea, sedang mengembangkan marka jalan seperti itu. Mobil Listrik Online. Begitu nama proyek yang sudah melahirkan prototipe itu.
Saat ini prototipe marka memang baru bisa memasok energi untuk mobil-mobil listrik mini yang biasa digunakan di padang golf. Tapi, desain yang sedang disiapkan nantinya akan mencakup pula kegunaan untuk mobil ukuran normal hingga bus.
Teknologi induksi listrik, transfer listrik tanpa lewat kontak fisik--dengan begitu berbeda dengan kereta rel listrik, itu melibatkan marka selebar 20-90 sentimeter yang ditanam di permukaan aspal. Lalu, peralatan magnetik di kolong mobil dan bergerak atas kendali sensor berperan menyerap energi dari marka jalan itu.
Teknologi ini mengadopsi teknik yang sudah digunakan beberapa merek sikat gigi elektrik. Sikat gigi itu tertutup rapat dan antiair karena mengandalkan sebuah koneksi magnetik untuk menerima energi ketika sedang tidak digunakan dan berada di tempat dudukannya.
"Jika kami bisa menanam marka ini di 10 persen panjang jalan di kota saja itu sudah cukup untuk bisa memberi tenaga mobil-mobil listrik," kata Cho Dong-ho, manajer Mobil Listrik Online.
Cho mengatakan sistem yang bisa menge-charge beberapa mobil sekaligus akan memungkinkan memperkecil ukuran baterai yang selama ini menjadi beban sebuah desain mobil atau bus. Daya jelajah mobil juga bisa ikut bertambah.
Sistem yang diklaim aman untuk manusia atau pejalan kaki (tidak memberi arus setrum) maupun mesin itu akan diuji pada tahun ini juga. Strip-strip itu, Cho menjelaskan, nantinya akan ditempatkan di jalur antrean bus dan jalan-jalan menjelang persimpangan, di mana arus kendaraan di atasnya sudah pasti melambat.
Biaya yang dibutuhkan untuk menanam sistem teknologi ini di jalan-jalan di Seoul dan kota besar lainnya di Korea Selatan ditaksir sekitar 400 juta won atau lebih dari Rp 3,1 miliar.
WURAGIL | REUTERS

Berita terkait

Inovasi Desain Jembatan dari Unej Menang di Singapura, Ungguli UGM, ITS, NTU, dan ITB

2 jam lalu

Inovasi Desain Jembatan dari Unej Menang di Singapura, Ungguli UGM, ITS, NTU, dan ITB

Tim mahasiswa Teknik Sipil Universitas Jember (Unej)menangi kompetisi gelaran Nanyang Technological University (NTU) Singapura.

Baca Selengkapnya

Inovasi ID FOOD Raih Penghargaan Digital Technology Award 2024

10 hari lalu

Inovasi ID FOOD Raih Penghargaan Digital Technology Award 2024

Sejumlah inovasi ID FOOD mendapat apresiasi dari pelaku teknologi informasi di Tanah Air karena efektif mendukung aktivitas bisnis pangan.

Baca Selengkapnya

Kemendikbudristek dan Australia Kerja Sama Luncurkan Program INOVASI Fase Ketiga

43 hari lalu

Kemendikbudristek dan Australia Kerja Sama Luncurkan Program INOVASI Fase Ketiga

Program INOVASI fase ketiga merupakan kemitraan bidang pendidikan antara kedua negara untuk meningkatkan pembelajaran dan keterampilan murid SD.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Apresiasi Mesin Pemilah Sampah Karya Komib

47 hari lalu

Bamsoet Apresiasi Mesin Pemilah Sampah Karya Komib

Bamsoet apresiasi inovasi mesin pemilah sampah oleh komunitas Karya Pelajar Mengabdi Bangsa Indonesia

Baca Selengkapnya

Kominfo dan Microsoft Indonesia Kerja Sama untuk Tingkatkan Transformasi Digital

50 hari lalu

Kominfo dan Microsoft Indonesia Kerja Sama untuk Tingkatkan Transformasi Digital

Kementerian Kominfo dan PT Microsoft Indonesia bekerja sama untuk transformasi digital.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa ITS Ciptakan Inovasi Pasir Kotoran Kucing Ramah Lingkungan

5 Maret 2024

Mahasiswa ITS Ciptakan Inovasi Pasir Kotoran Kucing Ramah Lingkungan

Mahasiswa ITS mengembangkan Facocat, pasir kotoran kucing ramah lingkungan berbahan dasar fly ash dan arang aktif dari sabut kelapa.

Baca Selengkapnya

Sudah Dipakai di Fiji, Alat Pemantau Air Laut Buatan Unpad Raih Penghargaan Inovasi

29 Februari 2024

Sudah Dipakai di Fiji, Alat Pemantau Air Laut Buatan Unpad Raih Penghargaan Inovasi

Karya inovasi tim dosen Universitas Padjadjaran (Unpad), Jatinangor, itu telah dipakai di negara kepulauan Fiji.

Baca Selengkapnya

Si-Cuhal, Inovasi Peneliti UI untuk Pantau Curah Hujan

27 Februari 2024

Si-Cuhal, Inovasi Peneliti UI untuk Pantau Curah Hujan

Inovasi Si-Cuhal dari peneliti UI ini dibangun berlandaskan teknik pertanian presisi.

Baca Selengkapnya

Telkomsel dan Huawei Jalin Kerja Sama Home Broadband and 5G Innovation

26 Februari 2024

Telkomsel dan Huawei Jalin Kerja Sama Home Broadband and 5G Innovation

Telkomsel dan Huawei menandatangani dua Strategic Partnership Agreement (SPA) di MWC 2024 Barcelona, fokusnya adalah pada Home Broadband and 5G Innovation serta Talent Development.

Baca Selengkapnya

Di Kegiatan KKN, Mahasiswa Undip Ini Atasi Masalah Kelompok Wanita Tani Pakai Sistem Petis

14 Februari 2024

Di Kegiatan KKN, Mahasiswa Undip Ini Atasi Masalah Kelompok Wanita Tani Pakai Sistem Petis

Ketua KWT Desa Ponoware, Sarmi, menyatakan bangga terhadap inovasi yang dibuat oleh Tim I KKN Undip ini.

Baca Selengkapnya