Mengapa Madu Tidak Mudah Membusuk?

Kamis, 28 September 2023 15:50 WIB

Ilustrasi madu. Freepik.com

TEMPO.CO, Jakarta - Madu merupakan salah satu bahan makanan tidak mudah membusuk. Meski disimpan sampai bertahun-tahun, madu masih bisa dikonsumsi. Lantas, mengapa bisa demikian?

Dilansir dart The Conversation, madu berasal dari nektar tanaman yang merupakan campuran dari berbagai gula, protein, dan beragam senyawa lain dalam larutan air. Sementara itu, komposisi nektar bervariasi dari berbagai tanaman dan senyawa kimia. Berbagai konsentrasi komponen nektar yang berbeda ini menjadi alasan bahwa berbagai jenis madu tersedia.

Lebah sebagai perantara utama antara nektar dan madu. Lebah pekerja akan mengumpulkan nektar dari bunga dan menyimpannya di perut madu mereka. Lalu, enzim yang dikeluarkan dari kelenjar akan dicampur dengan nektar. Enzim ini memulai pemecahan sukrosa dalam nektar menjadi gula yang lebih sederhana. Di perut madu lebah, molekul sukrosa secara bertahap dipecah oleh enzim menjadi glukosa dan fruktosa.

Dikutip dari Compound Interest, setelah kembali ke sarang, lebah pekerja akan memuntahkan larutan nektar dan meneruskannya ke salah satu lebah rumah yang tetap berada di sarang. Kemudian, lebah rumahan akan melanjutkan proses yang dimulai lebah pekerja selama 20 menit. Lebah rumahan akan memuntahkan dan meminum kembali nektar, lalu mencampurnya dengan enzim dan memecahnya kembali. Sementara itu, beberapa sukrosa akan tetap ada yang mayoritas dipecah menjadi glukosa dan fruktosa.

Setelah kerusakan yang sesuai tercapai, lebah rumah menyimpan nektar ke dalam sarang madu di dalam sarang. Nektar bisa sampai 70 persen air yang harus diuapkan untuk menghasilkan konsistensi madu. Hal tersebut dilakukan oleh lebah dengan mengipasi sarang madu menggunakan sayapnya sampai kandungan air dari larutan turun menjadi sekitar 17 persen. Setelah selama 1-3 hari, nektar akan berair menjadi madu.

Advertising
Advertising

Kandungan air dalam madu adalah faktor kunci mengapa madu tidak mengalami pembusukan atau basi dengan cepat. Sebab, kandungan air yang dimiliki madu sebanyak 17 persen jauh lebih rendah daripada bakteri atau jamur. Madu memiliki aktivitas air sebesar 0,6 sehingga tidak dapat ditumbuhi bakteri atau jamur. Sebab, bakteri atau jamur tidak dapat tumbuh di bawah aktivitas air 0,75. Selain itu, kandungan air yang rendah membuat bakteri dehidrasi sehingga tahan terhadap pembusukan.

Faktor lain yang membantu madu menghindari pembusukan adalah keasamannya. PH rata-rata madu sekitar 4 yang semakin meningkatkan sifat antibakteri madu. Sebab, banyak bakteri berkembang dalam kondisi netral daripada asam. Hidrogen peroksida yang diproduksi asam glukonat ini juga dapat menghambat pertumbuhan bakteri.

Memproses dan mengemas madu juga membantu pembusukan karena gula dalam madu bersifat higroskopis dan cenderung menarik air atmosfer yang tidak ideal. Selama pemrosesan dan pengemasan, perlakuan panas pertama menghilangkan air dan tutup kedap udara menjaga air keluar sehingga membantunya bertahan lebih lama. Meskipun madu bisa menjadi keruh dan mengkristal ketika dibuka saat gula menarik air lagi, tetapi perubahan fisik ini dapat dibalik hanya dengan menghangatkan madu.

Pilihan Editor: Mengenal 7 Jenis Madu Asli Indonesia yang Berkhasiat

Berita terkait

Kawanan Beruang Jarah Sarang Madu di Aceh, Peternak Rugi Lebih dari Rp 100 Juta

3 hari lalu

Kawanan Beruang Jarah Sarang Madu di Aceh, Peternak Rugi Lebih dari Rp 100 Juta

Kawanan tiga beruang dilaporkan merusak puluhan sarang madu dari kayu di Kecamatan Blang Bintang, Kabupaten Aceh Besar, dalam sepekan terakhir

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi Dorong Penghiliran Industri Jagung, Uni Eropa Jajaki Peluang Investasi IKN

8 hari lalu

Terkini: Jokowi Dorong Penghiliran Industri Jagung, Uni Eropa Jajaki Peluang Investasi IKN

Terkini: Presiden Jokowi dorong penghiliran industri jagung, Uni Eropa jajaki peluang investasi di IKN.

Baca Selengkapnya

Bahlil Janji Percepat Investasi untuk Swasembada Gula dan Bioetanol

8 hari lalu

Bahlil Janji Percepat Investasi untuk Swasembada Gula dan Bioetanol

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengatakan akan mempercepat investasi untuk percepatan swasembada gula dan bioetanol.

Baca Selengkapnya

Harga Naik, Toko Ritel Batasi Penjualan Gula Pasir

8 hari lalu

Harga Naik, Toko Ritel Batasi Penjualan Gula Pasir

Sejumlah toko ritel melakukan pembatasan penjualan gula pasir imbas dari naiknya harga gula.

Baca Selengkapnya

Ketergantungan Impor 99 Persen, Peneliti BRIN Riset Jamur Penghasil Enzim

9 hari lalu

Ketergantungan Impor 99 Persen, Peneliti BRIN Riset Jamur Penghasil Enzim

Di Indonesia diperkirakan terdapat 200 ribu spesies jamur, yang di antaranya mampu memproduksi enzim.

Baca Selengkapnya

Tinggi Gula dan Asam, Siapa Saja yang Harus Menghindari Nanas?

10 hari lalu

Tinggi Gula dan Asam, Siapa Saja yang Harus Menghindari Nanas?

Buah nanas memang kaya vitamin dan mineral. Tapi tak semua orang bisa leluasa memakan buah ini. Berikut yang sebaiknya menghindari.

Baca Selengkapnya

Jokowi Percaya Bahlil Pimpin Satgas Gula dan Bioetanol, Ini 7 Tugas Pokoknya

12 hari lalu

Jokowi Percaya Bahlil Pimpin Satgas Gula dan Bioetanol, Ini 7 Tugas Pokoknya

Presiden Jokowi tunjuk Menteri Investasi Bahlil Lahadalia sebagai Ketua Satgas Gula dan bioetanol. Apa saja tugas-tugasnya?

Baca Selengkapnya

Tak Sembarang Betina, Begini Proses Pemilihan Ratu Lebah

13 hari lalu

Tak Sembarang Betina, Begini Proses Pemilihan Ratu Lebah

Ratu lebah adalah satu-satunya betina dewasa secara seksual di koloni. Fungsi utamanya adalah bertelur hingga 2000 telur sehari.

Baca Selengkapnya

Ketahui 7 Fakta Ratu Lebah, Garda Terdepan dari Koloni Lebah

14 hari lalu

Ketahui 7 Fakta Ratu Lebah, Garda Terdepan dari Koloni Lebah

Ratu lebah merupakan anggota koloni lebah madu yang paling terkenal, berikut fakta-faktanya.

Baca Selengkapnya

Bapanas Naikkan Harga Acuan Gula Jadi Rp 17.500 per Kilogram

23 hari lalu

Bapanas Naikkan Harga Acuan Gula Jadi Rp 17.500 per Kilogram

Badan Pangan Nasional (Bapanas) merespons kenaikan harga gula di tingkat konsumen. Saat ini harga gula sudah jauh melampaui Harga Acuan Pemerintah (HAP) Rp 15.500 per kilogram. Karena itu, Bapanas menaikan HAP gula mulai 5 April 2024 menjadi Rp 17.500 per kilogram.

Baca Selengkapnya