Fenomena Langit Oktober Diwarnai Gerhana Bulan dan Tiga Hujan Meteor

Rabu, 4 Oktober 2023 13:15 WIB

Gerhana Bulan terlihat di Bangkok, Thailand, 8 November 2022. REUTERS/Athit Perawongmetha

TEMPO.CO, Jakarta - Peristiwa gerhana bulan dan tiga hujan meteor akan mewarnai fenomena astronomi pada Oktober 2023. Menurut penggiat astronomi dari Komunitas Langit Selatan Bandung Avivah Yamani, gerhana bulan akan terjadi pada Ahad dini hari, 29 Oktober 2023. “Gerhananya sedikit Bulan yang tertutup bayangan umbra Bumi,” ujarnya, Rabu, 4 Oktober 2023.

Menurutnya, gerhana bulan itu bisa diamati di Indonesia. Selain itu juga di wilayah Amerika Timur, Eropa, Afrika, Asia, dan Australia. Di Indonesia, gerhana bulan itu berlangsung dari pukul 01.01 hingga 05.26 WIB. Fase gerhana sebagian itu dimulai dari pukul 02.35 sampai 03.52. “Puncaknya terjadi 29 Oktober dini hari pukul 03.14 WIB,” kata Avivah.

Khusus wilayah Papua, gerhana bulan sebagian itu masih bisa terlihat pada fase akhir sebelum Bulan terbenam di ufuk barat. Sementara sebagian wilayah Jawa bagian barat dan Sumatera bisa menyaksikan seluruh proses gerhana bulan itu.

Dari informasi Observatorium Bosscha, gerhana bulan sebagian ini merupakan fenomena masuknya sebagian piringan Bulan ke dalam umbra atau bayangan gelap Bumi, dan sebagian lainnya berada pada penumbra atau bayangan samar Bumi.

Selain itu, menurut Avivah, ada beberapa fenomena astronomi lain pada Oktober, seperti tiga hujan meteor. Dari laman Langit Selatan, hujan meteor Draconid akan berlangsung pada 6-10 Oktober 2023. Saat waktu puncaknya pada 9 Oktober, akan meluncur sekitar 10 meter per jam. Hujan meteor Draconid itu berasal dari sisa debu komet 21P Giacobini-Zinner.

Advertising
Advertising

Hujan meteor ini bisa diamati setelah Matahari terbenam sampai rasi bintang Draco terbenam pukul 21.32 WIB. Sementara Bulan baru terbit pukul 01.47 WIB. Posisi rasi bintang itu berada di arah barat laut–utara dan posisinya cukup rendah dari horison.

Lalu pada 10 Oktober merupakan puncak hujan meteor Taurid yang berlangsung sejak 28 September hingga 2 Desember 2023. Jumlah meteornya relatif sedikit, yaitu kurang dari lima per jam dengan bentuk seperti bola api. Kecepatan meteornya ditaksir 28 kilometer per detik.

Hujan meteor Taurid berasal dari butiran debu Asteroid 2004 TG10 dan sisa debu Komet 2P Encke. Muncul dari rasi bintang Taurus, hujan meteor itu bisa diamati setelah Matahari terbenam. Adapun rasi bintang Taurus terbit di arah timur pada pukul 19.04 WIB sampai menjelang fajar hingga terbenam di barat.

Kemudian ada hujan meteor Orionid yang waktu puncaknya terjadi pada 21-22 Oktober 2023. Hujan meteor yang berasal dari sisa debu komet Halley itu berlangsung sejak 26 September hingga 22 November 2023. Sesuai namanya, hujan meteor Orionid tampak muncul dari rasi Orion si Pemburu yang berada di arah timur–timur laut.

Saat malam puncak, sebanyak 25 meteor akan melesar per jam dengan laju 66 kilometer per detik. Radian hujan meteor Orionid terbit pada pukul 22.16 WIB sampai menjelang fajar.

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Hujan Meteor dari Ekor Komet Halley, Mengenal Komet Halley

11 hari lalu

Hujan Meteor dari Ekor Komet Halley, Mengenal Komet Halley

Puncak hujan meteor adalah meteornya ini bersumber dari butir debu yang dilepaskan komet Halley

Baca Selengkapnya

Mengenal Hujan Meteor dan 5 Jenis Meteorid

12 hari lalu

Mengenal Hujan Meteor dan 5 Jenis Meteorid

Dua hari lalu terjadi hujan meteor yang bisa dilihat di langit dari Indonesia, Meteor dan Meteorid ternyata berbeda, begini selengkapnya.

Baca Selengkapnya

Viral Benda Bercahaya Hijau Melintasi Langit Yogyakarta, Meteor?

13 hari lalu

Viral Benda Bercahaya Hijau Melintasi Langit Yogyakarta, Meteor?

Meteor terang atau fireball itu bergerak dari selatan ke utara, tak hanya terpantau di langit Yogyakarta tapi juga Solo, Magelang, dan Semarang

Baca Selengkapnya

Hujan Meteor Masuk Atmosfer Bumi Malam Ini, Bisa Dilihat Tanpa Alat Khusus

13 hari lalu

Hujan Meteor Masuk Atmosfer Bumi Malam Ini, Bisa Dilihat Tanpa Alat Khusus

Keunikan malam puncak hujan meteor ini adalah meteornya bersumber dari butir debu yang dilepaskan komet Halley.

Baca Selengkapnya

Ulasan Profesor Astronomi BRIN soal Posisi Hilal dan Lebaran 10 April 2024

41 hari lalu

Ulasan Profesor Astronomi BRIN soal Posisi Hilal dan Lebaran 10 April 2024

Awal Syawal atau hari Lebaran 2024 diperkirakan akan seragam pada Rabu, 10 April 2024. Berikut ini penjelasan astronom BRIN soal posisi hilal terkini.

Baca Selengkapnya

Tak Segampang Itu Mengamati Komet Setan, Terlalu Singkat dan Berpotensi Terhalang Awan

46 hari lalu

Tak Segampang Itu Mengamati Komet Setan, Terlalu Singkat dan Berpotensi Terhalang Awan

Kondisi cuaca, polusi cahaya, dan sempitnya durasi bisa menghambat pengamatan Komet Setan.

Baca Selengkapnya

Fenomena Langka di Langit April 2024, Hujan Meteor Hingga Komet Setan

47 hari lalu

Fenomena Langka di Langit April 2024, Hujan Meteor Hingga Komet Setan

Sejumlah fenomena astronomi langka bakal terjadi sepanjang April 2024. Ada hujan meteor, gerhana matahari total, sampai okultasi bintang Antares.

Baca Selengkapnya

Kemunculan Komet Setan, Perlukah Kita Khawatir?

48 hari lalu

Kemunculan Komet Setan, Perlukah Kita Khawatir?

Komet 12P/Pons-Brooks alias komet setan menuju titik terdekatnya dengan matahari dan bumi. Pakar astronomi membantah isu tanda kiamat.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Kronologi Pencabutan Artikel Arkeologi Situs Gunung Padang, Gerhana Bulan, Gempa Bawean

56 hari lalu

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Kronologi Pencabutan Artikel Arkeologi Situs Gunung Padang, Gerhana Bulan, Gempa Bawean

Topik tentang kronologi pencabutan artikel arkeologi situs Gunung Padang dari Jurnal Wiley menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.

Baca Selengkapnya

Gerhana Bulan Penumbra 25 Maret di Indonesia Akan Singkat, Berikutnya 5 April 2042

56 hari lalu

Gerhana Bulan Penumbra 25 Maret di Indonesia Akan Singkat, Berikutnya 5 April 2042

Gerhana bulan penumbra akan terjadi 25 Maret 2024. Fenomena antariksa itu bisa dinikmati di Indonesia kurang dari satu jam.

Baca Selengkapnya