Suhu Maksimum Ekstrem di Bandung Kembali Capai 35,6 Derajat Celcius

Selasa, 17 Oktober 2023 13:37 WIB

Cuaca hujan di Kota Bandung, Jawa Barat, Kamis 29 Desember 2022. Suhu di kota itu terukur lebih rendah daripada biasanya karena cuaca ekstrem yang sedang terjadi. (ANTARA/Bagus Ahmad Rizaldi)

TEMPO.CO, Jakarta - Suhu maksimum atau terpanas yang tergolong ekstrem di Bandung yaitu 35,6 derajat Celcius kembali terulang, Senin 16 Oktober 2023. Temperatur serupa sebelumnya pernah terjadi pada 8 Oktober lalu. “Masyarakat diimbau untuk tidak panik,” kata Teguh Rahayu, Kepala Stasiun Geofisika Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika atau BMKG Bandung, Selasa 17 Oktober 2023.

Menurutnya panas terik dan angin kencang pada siang hingga sore hari adalah kondisi cuaca yang lazim terjadi pada puncak kemarau. Masyarakat diminta mempersiapkan diri menghadapi kondisi cuaca seperti menggunakan tabir surya apabila sering berkegiatan di luar ruangan pada siang hari.

Sementara musim hujan diperkirakan sekitar sebulan lagi. “Wilayah Bandung Raya diprediksi akan memasuki musim hujan pada dasarian II hingga dasarian III November 2023,” ujarnya. Puncak musim hujan di wilayah Bandung Raya diperkirakan akan terjadi pada Februari hingga Maret 2024 dengan sifat hujan normal hingga di bawah Normal.

Beberapa hari belakangan ini, suhu maksimum di Bandung pada 11 Oktober 2023 yaitu 34,6 derajat Celcius. Kemudian 12 Oktober (32,5 ºC), lalu naik pada 13-14 Oktober (33,4 ºCelcius). Lalu pada 15 Oktober (33,2 ºC), dan 16 Oktober mencapai 35,6 derajat Celcius.

Dibandingkan dengan suhu maksimum normal yang terukur di BMKG Bandung untuk bulan Oktober adalah 30,1 derajat Celcius, maka suhu udara ekstrim terjadi di Bandung selama lima hari. Waktunya menurut Rahayu pada 11, 13, 14, 15, dan 16 Oktober 2023. Penyebabnya yaitu pengaruh El Nino dan IOD positif yang membuat musim kemarau ini menjadi lebih kering dari kondisi klimatologisnya.

Advertising
Advertising

Kondisi itu juga ditandai oleh kondisi awan yang relatif lebih sedikit dibanding kondisi perawanan normal klimatologisnya. Dengan demikian, kata Rahayu, maka permukaan bumi pada siang hari menjadi lebih panas, karena tidak ada penyerapan maupun proses pemantulan sinar gelombang pendek yang dipancarkan oleh matahari.

Kondisi panas di permukaan bumi menurutnya juga menyebabkan terjadinya perbedaan tekanan udara antara satu lokasi dengan lokasi lain sehingga meningkatkan kecepatan angin dengan skala lokal. Selain itu, kemunculan bibit siklon 99W di Laut Cina Selatan sebelah timur Vietnam ikut berdampak. “Membuat berkurangnya tutupan awan di Jawa Barat,” katanya.

Pilihan Editor: Profil Universitas Surakarta, Kampus Almas Tsaqibbiru Penggugat Usia Capres-Cawapres

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Indonesia Dilanda Suhu Panas yang Bikin Gerah, Sampai Kapan?

11 jam lalu

Indonesia Dilanda Suhu Panas yang Bikin Gerah, Sampai Kapan?

Suhu panas yang melanda Indonesia diperkirakan terjadi hingga Agustus 2024.

Baca Selengkapnya

Gempa Darat Dangkal Terjadi di Sukabumi, Ini Data dan Penjelasan BMKG

12 jam lalu

Gempa Darat Dangkal Terjadi di Sukabumi, Ini Data dan Penjelasan BMKG

Gempa darat menggetarkan wilayah Bogor dan Sukabumi, Jawa Barat, pada Kamis siang, 9 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Peringatan Dini BMKG: Sebagian Wilayah Indonesia Berpotensi Hujan Badai

18 jam lalu

Peringatan Dini BMKG: Sebagian Wilayah Indonesia Berpotensi Hujan Badai

Potensi hujan badai di sejumlah wilayah Indonesia akibat keberadaan tiga sirkulasi siklonik dan bibit siklon tropis 91P.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno: Prakiraan Cuaca BMKG, Penyakit Ngorok Mematikan, Sekolah Bisnis Terbaik

19 jam lalu

Top 3 Tekno: Prakiraan Cuaca BMKG, Penyakit Ngorok Mematikan, Sekolah Bisnis Terbaik

Top 3 Tekno Berita Terkini pada Kamis pagi ini, 9 Mei 2024, dimulai dari artikel prakiraan cuaca BMKG kemarin.

Baca Selengkapnya

BMKG: Pulau Jawa Nihil Potensi Cuaca Hujan Lebat Hari Ini

19 jam lalu

BMKG: Pulau Jawa Nihil Potensi Cuaca Hujan Lebat Hari Ini

Tak banyak faktor yang mempengaruhi cuaca di wilayah Indonesia pada hari ini, Kamis 9 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Prediksi Cuaca Jabodetabek Hari Ini, Hujan Berpotensi Kembali Hadir di Jakarta

21 jam lalu

Prediksi Cuaca Jabodetabek Hari Ini, Hujan Berpotensi Kembali Hadir di Jakarta

Setelah absen beberapa lama, peringatan dini cuaca kembali diberikan BMKG untuk Jakarta pada hari ini, Kamis 9 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

BMKG Ingatkan Masyarakat NTT Potensi Kebakaran Lahan Akibat Angin Kencang Kering

1 hari lalu

BMKG Ingatkan Masyarakat NTT Potensi Kebakaran Lahan Akibat Angin Kencang Kering

BMKG ingatkan masyarakat NTT soal potensi kebakaran lahan akibat angin kencang yang bersifat kering hingga 13 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Suhu Bumi Terpanas pada April 2024

1 hari lalu

Suhu Bumi Terpanas pada April 2024

Sejak Juni 2023, setiap bulan temperatur bumi terus memanas, di mana puncak terpanas terjadi pada April 2024.

Baca Selengkapnya

BMKG Terbitkan Peringatan Gelombang Tinggi 2,5 Meter, Mencakup Jalur Penyeberangan Selat Bali

1 hari lalu

BMKG Terbitkan Peringatan Gelombang Tinggi 2,5 Meter, Mencakup Jalur Penyeberangan Selat Bali

BMKG mengingatkan dunia pelayaran, termasuk pengelola kapal nelayan dan kapal ferry, untuk memperhatikan peringatan dini gelombang 2,5 meter.

Baca Selengkapnya

Prakiraan Cuaca BMKG: Hujan Melanda Sejumlah Kota Besar Dipicu Bibit Siklon 91W, Waspadai Banjir Rob

1 hari lalu

Prakiraan Cuaca BMKG: Hujan Melanda Sejumlah Kota Besar Dipicu Bibit Siklon 91W, Waspadai Banjir Rob

Potensi awan hujan di sekitar bibit siklon tropis, sirkulasi siklonik dan di sepanjang daerah konvergensi atau konvensi.

Baca Selengkapnya