Kisah Penyandang Disabilitas Raih Beasiswa ke Jerman hingga Jadi Dokter Gigi

Reporter

Editor

Devy Ernis

Rabu, 18 Oktober 2023 14:07 WIB

Mochamad Nur Ramadhani seorang penyandang disabilitas yang menjadi dokter gigi. lpdp.kemenkeu.go.id

TEMPO.CO, Jakarta - Keterbatasan fisik Mochamad Nur Ramadhani tak menghalanginya untuk meraih cita-cita untuk menempuh pendidikan tinggi dan menjadi dokter gigi. Dhani, sapaan Ramadhani adalah penyandang disabilitas fisik. Sehari-hari, dokter muda ini berjalan menggunakan satu kaki palsu atau prostesis.

Dhani kehilangan kaki kanannya sejak remaja. Enggan terpuruk, Dhani membuktikan bahwa ia bisa terus melaju menjalani kehidupan dan kariernya yang cemerlang.

Bapak satu anak ini adalah lulusan S1 Fakultas Kedokteran Gigi dan meraih gelar master dari Humboldt Universitaet Zu Berlin. Masa kecil Dhani dihabiskan di Jerman mengikuti ayahnya yang sedang bertugas. Dhani gemar sekali bermain sepak bola selama di sana.Tiba saat kelas tujuh, Dhani pulang ke Indonesia seiring dengan selesainya tugas sang ayah di Negeri Panzer.

Namun, sesuatu yang tidak diduga dan tak diinginkan terjadi. Ia divonis menderita kanker tulang setelah setahun tinggal di Indonesia. Sel ganas ini muncul di atas lutut kanannya dan menyebar cepat ke kakinya.

Dhani tak mengetahui pasti penyebab dan kenapa bisa berada di tubuhnya. Ia hanya bisa menduga karena seringnya aktivitas fisik dan benturan, iklim yang berbeda, atau mutasi gen disinyalir menjadi pemicu serangan kanker tulang di kakinya.

Advertising
Advertising

Satu-satunya jalan agar kanker tak terus menjalar ke bagian tubuh yang lain adalah dengan mengamputasi kaki. Tentu ini bukan kabar baik. Butuh waktu sekitar enam bulan untuk Dhani mencerna semua kondisi yang terjadi termasuk memutuskan amputasi.

“Karena kalau misalkan diamputasi, mungkin aktivitas akan terbatas,” tuturnya dilansir dari situs Lembaga Pengelola Dana Pendidikan atau LPDP pada Rabu, 18 Oktober 2023.

Perjuangan Setelah Kaki Kanan Diamputasi

Akhirnya pada 2008, Dhani kaki kanannya diamputasi untuk menghentikan ganasnya sel jahat itu. Kemoterapi dilakukan setelahnya untuk memastikan sel kanker benar-benar hilang dari tubuh Dhani.

Mochamad Nur Ramadhani seorang penyandang disabilitas yang menjadi dokter gigi. lpdp.kemenkeu.go.id

Kondisi tubuh Dhani pasca amputasi masih sangat lemah karena efek serangan kanker sebelumnya. Fisiknya ringkih, untuk berdiri saja tidak bisa dan kemana-mana harus menggunakan kursi roda. Berangsur saat tubuh mulai bugar dan berisi kembali, Dhani mulai belajar berjalan menggunakan tongkat kaki. Tak mudah bagi seorang Dhani yang kala itu masih remaja beradaptasi untuk memulai hidup baru.

"Umur (baru) 14 tahun, minder pasti ada. Secara pribadi awalnya masih belum siap, tapi hidup harus terus berjalan dan ini adalah ujian yang akan membuat saya lebih kuat", kata anak pertama dari empat bersaudara ini.

Berita terkait

Beasiswa Penuh di 7 Kampus BUMN Dibuka untuk 110 Orang, Begini Syarat dan Pendaftarannya

12 jam lalu

Beasiswa Penuh di 7 Kampus BUMN Dibuka untuk 110 Orang, Begini Syarat dan Pendaftarannya

Aliansi Perguruan Tinggi BUMN mengatakan, beasiswa ini diberikan agar lebih banyak siswa siswi yang bisa menikmati jenjang pendidikan tinggi.

Baca Selengkapnya

Pendaftaran Mahasiswa Baru Politeknik Tempo 2024, Ada Beasiswa 100 Persen Sampai Lulus

1 hari lalu

Pendaftaran Mahasiswa Baru Politeknik Tempo 2024, Ada Beasiswa 100 Persen Sampai Lulus

Politeknik Tempo adalah Perguruan Tinggi Vokasi yang ada di bawah naungan Yayasan Rumah Edukasi Tempo.

Baca Selengkapnya

Viral Selebgram Dapat Beasiswa KIPK, Pakar Unair Sebut Faktor Kebutuhan Popularitas dan Dorongan Media Sosial

2 hari lalu

Viral Selebgram Dapat Beasiswa KIPK, Pakar Unair Sebut Faktor Kebutuhan Popularitas dan Dorongan Media Sosial

Angga menyayangkan fenomena tersebut dapat terjadi di kalangan mahasiswa yang menerima beasiswa.

Baca Selengkapnya

Kemenag Buka Seleksi Penerimaan Beasiswa Pemerintah Maroko 2024

4 hari lalu

Kemenag Buka Seleksi Penerimaan Beasiswa Pemerintah Maroko 2024

Tahun ini, jumlah kuota beasiswa yang diberikan sebanyak 50 orang melalui Kemenag.

Baca Selengkapnya

Polres Metro Bekasi Selidiki Kasus Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

4 hari lalu

Polres Metro Bekasi Selidiki Kasus Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Polres Metro Bekasi menelusuri kasus dugaan penipuan beasiswa S3 ke Filipina yang diduga dilakukan oleh Bambang Tri Cahyono.

Baca Selengkapnya

Cerita Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Lapor Polisi, Alami Kerugian Rp 30 Juta

4 hari lalu

Cerita Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Lapor Polisi, Alami Kerugian Rp 30 Juta

Program pendidikan yang dia ikuti itu akan dilaksanakan di Philippine Women's University pada 2024 di Manila dengan skema beasiswa parsial doktoral.

Baca Selengkapnya

Masuki Gelombang ke-68, Ini 5 Kiat Lolos Pendaftaran Program Prakerja

5 hari lalu

Masuki Gelombang ke-68, Ini 5 Kiat Lolos Pendaftaran Program Prakerja

Kartu Prakerja adalah program beasiswa pelatihan untuk meningkatkan kompetensi kerja dan kewirausahaan.

Baca Selengkapnya

Aktivis Antikorupsi Beri Saran Jokowi untuk Pansel KPK, Novel Baswedan: Ujian Terakhir Pemerintah

5 hari lalu

Aktivis Antikorupsi Beri Saran Jokowi untuk Pansel KPK, Novel Baswedan: Ujian Terakhir Pemerintah

Presiden Jokowi akan mengumumkan Pansel KPK bulan ini. Sejumlah aktivis antikorupsi memberi masukan, termasuk Novel Baswedan.

Baca Selengkapnya

Kenaikan UKT di Sejumlah Perguruan Tinggi Negeri Picu Aksi Protes Mahasiswa, Apa Itu PTNBH?

6 hari lalu

Kenaikan UKT di Sejumlah Perguruan Tinggi Negeri Picu Aksi Protes Mahasiswa, Apa Itu PTNBH?

Kebijakan sejumlah Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum dalam menaikkan biaya UKT memicu aksi protes mahasiswa. Apa itu PTNBH?

Baca Selengkapnya

Australia Siapkan 20 Program Beasiswa untuk Indonesia Timur

7 hari lalu

Australia Siapkan 20 Program Beasiswa untuk Indonesia Timur

Pemerintah Australia menyiapkan 20 program beasiswa untuk Indonesia Timur pada tahun ini guna memperkuat hubungan diplomatik.

Baca Selengkapnya