Ketika Virus Flu Bergabung Jadi Satu

Reporter

Editor

Kamis, 28 Mei 2009 13:55 WIB

TEMPO Interaktif, Washington: Bak para pemburu badai, para pejabat kesehatan publik kini dituntut harus bisa memprediksi kecepatan dan jalan virus penyebab merebaknya wabah flu babi H1N1 yang baru. Kemampuan tersebut dibutuhkan oleh para pejabat itu untuk menentukan mulai dari seberapa agresif vaksin dan antiviral harus dibuat sampai strategi mitigasi seperti penutupan sekolah-sekolah.
Dengan data perilaku H1N1 baru yang masih sangat minim, para peneliti lalu menengok ke masa lalu tentang kondisi musiman dan sebaran geografis pandemi flu demi mencari petunjuk. Mereka juga mempelajari hubungan antara H1N1 dengan virus-virus flu yang sudah dikenal, termasuk menelaah perilaku virus-virus cikal bakal H1N1 pada babi.
Analisis terlengkap yang sudah dilakukan menunjukkan bahwa turunan virus H1N1 itu tidaklah baru-baru amat. Virus itu bisa dipastikan sudah wira-wiri setidaknya selama 10 tahun di antara kawanan babi di suatu tempat di dunia, tetapi luput dari deteksi. Tidak satu pun segmen genetik yang menyusunnya, dari total delapan segmen, yang pernah dilaporkan ada pada babi ataupun manusia.
"Hasil studi yang kami lakukan menekankan kebutuhan global untuk sistem pengawasan yang lebih sistematis terhadap virus-virus flu, terutama pada babi," kata Nancy Cox, Kepala Divisi Influenza di Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Nasional di Amerika Serikat, Jumat lalu.
Hasil studi yang diterbitkan bergegas oleh jurnal Science, Jumat (biasanya jurnal ini terbit Kamis), itu juga memastikan adanya kombinasi aneh gen-gen manusia, babi, dan unggas yang menyusun tubuh sang virus. Koalisi itu sukses membuat H1N1 baru menginfeksi lebih dari 11 ribu manusia di 42 negara dalam kurun sebulan saja. Meski kebanyakan mengalami flu ringan biasa, virus terbukti bisa mematikan seperti yang terjadi pada 86 kasus hingga memaksa Badan Kesehatan Dunia (WHO) mendeklarasikan sebuah kondisi genting di ambang pandemi.
Cox dan tim peneliti internasional yang terlibat dalam studi itu menyatakan, pada babi memang banyak virus flu yang aneh-aneh. "Virus H1N1 ini cuma satu contoh, yang lain belum terlihat saja," kata mereka dalam laporan di Science.
Dalam penelitian keroyokan itu, sebanyak 70 sampel virus H1N1 yang diambil dari Meksiko dan Amerika Serikat diurai kode genetiknya dan ditentukan dari mana asalnya. Dari sana, Cox dan kawan-kawannya mengungkap kalau virus H1N1 terbaru ini adalah kombinasi dari berbagai kombinasi.
Dalam virus itu ada bagian yang disebut triple reassortment atau tiga kali proses penyusunan ulang dari virus-virus yang pertama kali terdeteksi pada 1998. Virus-virus itu sudah mengandung unsur campuran gen manusia, burung, dan babi.
"H1N1 baru ini juga memiliki sedikit campuran dari turunan virus flu yang disebut Eurasia, ditambah satu segmen lagi yang terkait erat dengan sebuah sampel dari seorang pasien di Hong Kong yang pernah terinfeksi flu babi pada 1999," demikian pernyataan laporan studi.
Bagaimana kombinasi dari berbagai kombinasi itu bisa terlahir masih misteri. Beberapa skenario ditawarkan, di antaranya proses penyusunan ulang (reassortment) yang terjadi di Asia atau Amerika.
Faktanya, bukan cuma babi yang harus dicemaskan oleh manusia. Hewan lain juga mungkin berperan menjadi inang sebuah penyakit tanpa hewan itu harus terlihat sakit. Cox dan timnya, contohnya, belum lama ini mendapati bangsa kucing, dari yang di hutan sampai yang rumahan, bisa terinfeksi flu burung H5N1.
"Kami tahu benar bahwa para kolega kami di bidang veteriner di Departemen Pertanian Amerika Serikat, dan mungkin tempat-tempat lain di dunia, saat ini sedang mencari tahu apakah sampel-sampel mereka dari babi atau hewan lain di dalam freezer menyediakan informasi rantai yang hilang ini," kata Cox. "Jika kami dapat menentukan asal-muasal sebuah virus, kami juga semestinya bisa mengambil tindakan untuk memastikan virus itu tidak akan muncul lagi dalam bentuknya yang sedikit beda."
Cox dan para peneliti lainnya sampai sekarang belum tahu bagaimana virus yang menginfeksi hewan bisa menginfeksi manusia juga. Virus-virus itu melompat tidak dengan cara mutasi yang biasanya. Terlebih, virus-virus itu bisa menyebar dengan mudah dari satu orang ke orang lain.
Para ahli flu mencemaskan situasi ini, yakni ketika virus-virus berlompatan dari hewan ke manusia tanpa perantara lagi. Kalaupun sudah sampai ke manusia, biasanya virus tidak menular dari satu orang ke orang lain--sebagai contoh, virus flu H5N1 yang menginfeksi 429 orang dan membunuh 262 orang lainnya jarang sekali yang ditemukan menular antarmanusia.
Tapi, nyatanya, tiga kejadian pandemi pada 1918, 1957, dan 1968 seluruhnya muncul ketika sebuah virus flu dari unggas mulai menginfeksi manusia.
Sejauh ini, dari pengambilan sampelnya, virus H1N1 baru menunjukkan sedikit sekali mutasi genetik. Artinya, satu sampel dari pasien di Meksiko secara virtual identik dengan sampel dari pasien lain di Amerika Serikat dan negara lain. "Ini mengindikasikan virus mungkin telah terintroduksi ke manusia dalam sebuah kejadian yang tunggal," kata Cox.
Atau, jika lebih dari seorang yang terinfeksi langsung dari seekor hewan atau sumber lain, mereka semua terinfeksi oleh virus dengan genetik yang identik.
WURAGIL | REUTERS | AP | SCIENCEMAG

Berita terkait

Vonis Gayus Tambunan 13 Tahun Lalu, Dijuluki Mafia Pajak yang Judi dan Nonton Tenis saat Dipenjara

19 Januari 2024

Vonis Gayus Tambunan 13 Tahun Lalu, Dijuluki Mafia Pajak yang Judi dan Nonton Tenis saat Dipenjara

Setelah genap 13 tahun mendekam di penjara, begini kilas balik kasus Gayus Tambunan

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Jengkel PNS Kemenkeu Jadi Mafia Pajak

3 Desember 2019

Sri Mulyani Jengkel PNS Kemenkeu Jadi Mafia Pajak

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati jengkel dengan ulah banyak pihak yang berniat melakukan tindakan korupsi di lingkungan kementeriannya

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Kecewa Anak Buahnya di Pajak Ditangkap KPK

4 Oktober 2018

Sri Mulyani Kecewa Anak Buahnya di Pajak Ditangkap KPK

Anak buah Sri Mulyani tertangkap tangan oleh KPK.

Baca Selengkapnya

Oknum Pegawai Pajak Peras Wajib Pajak Rp 700 Juta

17 April 2018

Oknum Pegawai Pajak Peras Wajib Pajak Rp 700 Juta

Polisi menangkap pegawai pajak yang kedapatan memeras wajib pajak Rp 700 juta.

Baca Selengkapnya

Eks Pejabat Pajak Handang Soekarno Dieksekusi ke Lapas Semarang

1 Agustus 2017

Eks Pejabat Pajak Handang Soekarno Dieksekusi ke Lapas Semarang

Handang Soekarno sebelumnya meminta untuk ditahan di Lapas Kelas 1A karena sudah lama berpisah dengan istri dan tiga anaknya.

Baca Selengkapnya

Suap Pajak, Hakim Sebut Dirjen Pajak dan Ipar Jokowi Punya Andil

24 Juli 2017

Suap Pajak, Hakim Sebut Dirjen Pajak dan Ipar Jokowi Punya Andil

Dalam vonis terdakwa suap pajak Handang Soekarno, majelis hakim menyebutkan peran ipar Jokowi, Arif Budi Sulistyo.

Baca Selengkapnya

Suap Pejabat Pajak, Handang Soekarno Divonis 10 Tahun Bui

24 Juli 2017

Suap Pejabat Pajak, Handang Soekarno Divonis 10 Tahun Bui

Mejelis hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta menjatuhkan hukuman lebih ringan kepada Handang Soekarno dibanding tuntutan jaksa KPK.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Rangkul Tiga Negara Suaka Pajak

11 Juli 2017

Sri Mulyani Rangkul Tiga Negara Suaka Pajak

Tiga negara yang dikenal sebagai suaka pajak, yakni Singapura,
Hong Kong, dan Swiss, siap bekerja sama.

Baca Selengkapnya

KPK Minta Handang Blak-Blakan soal Inisiator Suap Pajak

10 Juli 2017

KPK Minta Handang Blak-Blakan soal Inisiator Suap Pajak

Juru bicara KPK Febri Diansyah meminta terdakwa suap pajak Handang Soekarno untuk menyampaikan secara jujur pihak yang dinilai sebagai pelaku utama.

Baca Selengkapnya

Kasus Suap Pajak, Handang Soekarno: Saya Bukan Inisiator...  

10 Juli 2017

Kasus Suap Pajak, Handang Soekarno: Saya Bukan Inisiator...  

Terdakwa kasus suap pajak, Handang Soekarno, membantah dirinya merupakan inisiator terjadinya pertemuan antara PT EKP dan pejabat Ditjen Pajak.

Baca Selengkapnya