ZTE dan Huawei Agresif Garap BTS Lanjutan

Reporter

Editor

Jumat, 29 Mei 2009 19:30 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta: JAKARTA - Dua vendor jaringan telekomunikasi asal Cina, ZTE dan Huawei, semakin agresif di pasar teknologi nirkabel lanjutan. Huawei misalnya, telah mendirikan stasiun basis (BTS) SDR (Software Defined Radio) untuk jaringan GSM/UMTS terpadu bersama operator America Movil di Panama.

Stasiun basis SDR adalah teknologi BTS generasi keempat. Teknologinya mendukung model jaringan yang bervariasi. Mulai dari CDMA2000, GSM/UMTS, sampai LTE dan WiMAX. Dengan SDR, operator akan memiliki platform tunggal yang mampu menangani beragam standar jaringan nirkabel.

Misalnya pada layanan America Movil, operator ini akan bisa memancarkan jaringan GSM dan UMTS sekaligus dari satu BTS. Pada cara lama, pemancarannya terpisah.

"Kami merasa terhormat telah terpilih oleh America Movil untuk membantu mereka meluncurkan jaringan GSM/UMTS berbasis SDR," kata Zhang Shunmao, Presiden Huawei Amerika Latin.

Pesaing Huawei, ZTE, juga tak kalah agresif. ZTE telah mengirimkan 107 ribu unit stasiun basis SDR ke beberapa lokasi. ZTE mengklaim solusi mereka lebih hemat listrik sampai 45 persen.

"Inovasi, integrasi, dan kesinambungan, serta hemat biaya, menjadi faktor kebutuhan utama dalam industri nirkabel," kata Zhao Xianming, Wakil Presiden Senior ZTE Corp, dalam siaran persnya kepada Tempo kemarin.

Sebelumnya, pada tahun ini juga ZTE bekerjasama dengan CSL Hong Kong untuk mendirikan jaringan HSPA+ komersial pertama berbasis SDR di dunia. Jaringan ini mampu menyajikan kecepatan downlink sampai 21 megabita per detik dan menjadi jaringan komersial 3G tercepat di dunia.

DEDDY SINAGA

Berita terkait

Kepala BNPB: Indonesia Harus Punya Sistem IT Bencana

9 Mei 2017

Kepala BNPB: Indonesia Harus Punya Sistem IT Bencana

Kepala BNPB Willem Rampangile menyatakan Indonesia perlu investasi pengembangan teknologi informasi kebencanaan.

Baca Selengkapnya

Google Investasi Kabel Bawah Laut Singapura-Jakarta-Australia

6 April 2017

Google Investasi Kabel Bawah Laut Singapura-Jakarta-Australia

Google mengumumkan investasi kabel bawah laut yang menghubungkan Singapura ke Perth dan Sydney di Australia dengan cabang Jakarta.

Baca Selengkapnya

Oleh-oleh Rombongan Wali Kota Risma-ITS dari San Fransisco

19 Februari 2017

Oleh-oleh Rombongan Wali Kota Risma-ITS dari San Fransisco

Sepulang dari Amerika Serikat, ITS akan menindaklanjutinya dengan melakukan kerja sama kongkrit.

Baca Selengkapnya

Silicon Valley Bersiap Pindahkan Pekerja ke Kanada

1 Februari 2017

Silicon Valley Bersiap Pindahkan Pekerja ke Kanada

Pengusaha Silicon Valley memfasilitasi perusahaan AS membuat
anak perusahaan dan memindahkan karyawan ke Vancouver, Kanada.

Baca Selengkapnya

Hybrid Cloud Lebih Diminati Perusahaan Indonesia, Kenapa?

18 Januari 2017

Hybrid Cloud Lebih Diminati Perusahaan Indonesia, Kenapa?

Pemimpin IT lebih pilih komputasi hybrid untuk perusahaannya bertransformasi digital

Baca Selengkapnya

Pemimpin TI di Indonesia Prioritaskan Hybrid Cloud

18 Januari 2017

Pemimpin TI di Indonesia Prioritaskan Hybrid Cloud

Permintaan akan pendekatan hybrid yang lebih terintegrasi semakin
menguat.

Baca Selengkapnya

Buka Kantor Baru, Google Investasi Rp 17 Triliun di Inggris

16 November 2016

Buka Kantor Baru, Google Investasi Rp 17 Triliun di Inggris

CEO Google Sundar Pichai mengatakan Inggris adalah salah satu pasar terbesar Google.

Baca Selengkapnya

NTT Communications Luncurkan Jaringan Kabel Optik Bawah Laut

31 Oktober 2016

NTT Communications Luncurkan Jaringan Kabel Optik Bawah Laut

NTT Communications Corporation (NTT Com), anak perusahaan solusi TIK dan komunikasi internasional NTT (NYSE:NTT) Group, meluncurkan APG.

Baca Selengkapnya

Canggih, Sistem Cloud Kini Sudah Ada dalam Jaket

23 Agustus 2016

Canggih, Sistem Cloud Kini Sudah Ada dalam Jaket

Sistem ini memudahkan pengoperasian perangkat pintar dalam kondisi sulit, seperti bencana atau perang.

Baca Selengkapnya

Kabel Jepang-AS Kapasitas 60 Terabit Per Detik Beroperasi

30 Juni 2016

Kabel Jepang-AS Kapasitas 60 Terabit Per Detik Beroperasi

Kabel bawah laut Jepang-AS memiliki koneksi 10 juta kali lebih cepat dari kabel standar saat ini.

Baca Selengkapnya