Big Ben bukanlah menara jam biasa. Meski ada puluhan menara jam lain di dunia yang lebih besar maupun lebih indah, tak bisa dimungkiri bahwa Big Ben adalah menara jam paling terkenal di dunia.
Sebenarnya Big Ben bukan nama menara maupun jam raksasa itu. Big Ben adalah julukan bagi lonceng raksasa seberat 14,5 ton yang tergantung di puncak menara itu dan setiap jam berdentang mengeluarkan bunyi unik, yang oleh warga Inggris disebut "bong". Namun, banyak orang, termasuk warga Inggris sendiri, yang menganggap Big Ben adalah nama menara jam yang terletak di ujung Istana Westminter, London.
Bukan cuma keunikan suara yang membuat jam itu terkenal. Piringan jam menara Istana Westminter itu sebenarnya cukup besar untuk meraih predikat jam muka empat terbesar di dunia, tapi gelar itu direbut oleh Menara jam Allen Bradley di Milwaukee, Wisconsin, Amerika Serikat, pada 1962. Meski demikian, Big Ben tetap mempertahankan posisi sebagai menara jam empat sisi berdentang terbesar di dunia.
Kini Big Ben telah berusia 150 tahun. Untuk memperingatinya, sepanjang 2009 ini Parlemen Inggris menggelar perayaan setahun penuh. Perayaan ini tak terbatas bagi lonceng besar buatan Whitechapel Bell Foundry itu, tapi juga jam besar dan menaranya sebagai satu kesatuan. "Tahun 1859 adalah awal bagi ketiga elemen itu ketika menara jam selesai, Great Clock mulai beroperasi pada 31 Mei dan Great Bell memperdengarkan dentangnya untuk pertama kali pada 11 Juli."
Kini menara jam berlonceng yang berada di gedung parlemen Inggris itu menjadi landmark paling favorit di Inggris. Alan Hughes, Direktur Whitechapel Bell Foundry, menyatakan tak aneh jika banyak orang mengunjungi dan mendengarkan dentang Big Ben. "Big Ben mungkin lonceng paling terkenal di dunia," ujarnya. "Ketika mendengar Big Ben, Anda tak mungkin salah menebak bahwa itu bunyi Big Ben. Itu bukan sekadar lonceng besar biasa. Ini Big Ben. Suaranya unik."
Keunikan suara itu sebenarnya tak disengaja. Suara "bong" yang terdengar itu terjadi karena ada retakan pada tubuh genta. Hantaman palu yang keras memang bisa membuat lonceng retak, bahkan genta pertama Big Ben retak parah ketika uji coba. Lonceng pertama itu akhirnya dipotong dan dilumerkan pada 1858 dan dicetak ulang menjadi Big Ben yang saat ini tergantung di puncak menara.
Meski retak dan sudah uzur, Big Ben diperkirakan masih bisa terus berdetik. "Tak ada alasan mengapa Big Ben tak bisa abadi," kata Mike McCann, penanggung jawab jam besar yang menjadi ikon kota London itu.
Salah satu tugas McCann sebagai Keeper of The Great Clock atau penjaga jam Big Ben adalah menjaga keakuratan jam itu. Tiga kali dalam sepekan, tiap Senin, Rabu, dan Jumat, dia harus memutar jam dan menambah atau mengurangi koin penny dari pendulum.
Ketepatan waktu Big Ben memang amat terkenal, tapi daya tahan jam tersebut beberapa kali rontok juga. Dalam 150 tahun Big Ben beberapa kali terhenti, baik karena salju, ataupun kegagalan mekanis. Bahkan pada 1949, sekelompok burung jalak pernah menyabotase Big Ben dan membuatnya berhenti dengan hinggap beramai-ramai pada jarum detiknya.
Meski kerap menghadapi masalah, jarum jam Bin Ben terus berdetik dan loncengnya terus berdentang sampai hari ini. "Sebuah kehormatan untuk memeliharanya," kata McCann. "Kita hidup dalam komunitas yang dengan mudah membuang segala sesuatu dan ini adalah sesuatu yang yang akan tetap bertahap sampai ratusan tahun."
TJANDRA DEWI | BIGBEN | CNN | TIMES