Material Vulkanik Menumpuk, Risiko Kebencanaan Gunung Semeru Meningkat

Jumat, 3 November 2023 09:46 WIB

Gunung Semeru dilihat dari Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Kamis, 2 November 2023. Foto: Tempo/David Priyasidharta

TEMPO.CO, Lumajang - Penumpukan material vulkanik di jalur utama guguran berpotensi meningkatkan kebencanaan Gunung Semeru. Untuk itu diperlukan kesiapan mitigasi dan kewaspadaan tinggi setiap pemangku kepentingan terkait dampak-dampak aktivitas vulkanik yang ditimbulkan gunung api tertinggi di Pulau Jawa ini.

Komandan Pos Pantau Curah Kobokan, Sugiyono, mengatakan ada penumpukan material vulkanik di jalur utama guguran mulai dari bukaan kawah hingga sekitar Bukit Mentuk.

"Sangat full, karena setiap hari terus bertambah adanya guguran dan longsoran material di kanan kiri jalur itu," kata pensiunan tentara dengan pangkat terakhir Peltu ini kepada Tempo, Jumat pagi, 3 November 2023.

Ia mengatakan bahwa kubah lava juga semakin tinggi. "Kalau dipantau secara visual itu hampir sejajar dengan kanan kiri bukaan kawah, termasuk sejajar dengan tepi jauhnya, di arah Malang. Ini yang kami khawatirkan saat musim hujan. Ini sudah masuk fase musim hujan," kata Sugiyono yang terakhir berdinas di Kodim 0821 Lumajang ini.

Menurut dia, kondisi ini perlu segera diantisipasi. "Kalau tidak ada antisipasi di wilayah dataran atau kaki gunung, sangat berisiko. Kalau air bisa melalui jalur, tetapi kalau awan panas guguran (APG) tidak bisa diprediksi bakal lari ke mana," ujarnya.

Advertising
Advertising

Dia juga menyebutkan soal potensi luberan. "Ada kemungkinan meluber, karena karakter APG itu bergerak turun dan berhenti, disusul di belakang berhenti. Kalau kemudian tersumbat, maka akan belok kiri atau belok kanan. Yang diikuti jalur baru, itu yang perlu diantisipasi," ujarnya.

Sugiyono juga mengatakan, ketika hujan datang, hujan akan banyak turun di ketinggian 1.800 meter di atas permukaan laut. "Di atas jarang hujan. Itu yang akan mempercepat, karena material bukan cair saja, ada yang padat, yang jika bagian bawah turun terbawa air, maka yang di atas bersamaan akan longsor. Seperti kejadian yang dikatakan erupsi kemarin," kata dia.

Ia juga menyebutkan ihwal longsoran itu. "Kondisi sangat labil kanan kiri tebingnya, bahkan kubah lavanya itu kalau sudah ada gerakan di bawahnya, turun bersamaan dengan guguran," imbuhnya.

Data yang dia terima, kubah lava pada 4 April 2020 mencapai volume 6 juta meter kubik. "Sekarang lebih tinggi, antara 10 sampai 15 juta kubik, belum yang berada di cerukan-cerukan di aliran guguran. Jadi sangat banyak materialnya. Seandainya turun bersama berpotensi menyumbat," ujar Sugiyono.

Ia mengatakan pemahaman masyarakat perlu ditingkatkan dalam merespons bencana. "Pengetahuan, kemampuan perlu terus ditingkatkan, dan terus menerus diberikan pemahaman. Itu PR pemerintah, dari pusat hingga desa. Bagaimana pengetahuan masyarakat tentang risiko bencana, ancaman dari mana, bentuk ancaman bagaimana, bagi masyarakat yang kemungkinan berisiko terdampak," kata Sugiyono

Selain itu, masyarakat juga perlu diberikan motivasi. "Ihwal pelatihan perlu ada tahapan, bertingkat dan berlanjut. Kemudian diuji, bukan hanya tangguh bencana, tetapi tangguh dalam ekonominya juga. Itu tinggal kemauan pemerintah untuk menyiapkan, masyarakat hanya penerima," ujarnya

Masyarakat juga perlu diajak berinovasi, bagaimana mendeteksi dini bentuk ancaman. "Inovasi dan tidak hanya bergantung alat," ujarnya.

Sementara itu, status aktivitas Gunung Semeru saat ini masih tetap di level III atau Siaga. Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Gunung Semeru di Gunung Sawur, Desa Sumber Wuluh, Kecamatan Candipuro, menyebutkan sejumlah laporan hasil pengamatan kegempaan pada Jumat, 3 November 2023.

Hasil pengamatan kegempaan itu menyebutkan 36 kali gempa letusan/erupsi dengan amplitudo 10-22 mm, dan lama gempa 76-150 detik. Tercatat juga 3 kali gempa Hembusan dengan amplitudo 2-6 mm, dan lama gempa 40-52 detik. Selain itu tercatat 7 kali Harmonik dengan amplitudo 3-17 mm, dan lama gempa 214-956 detik.

Petugas Pos PGA Gunung Semeru, Mukdas Sofyan menyebutkan beberapa poin rekomendasi, antara lain imbauan untuk tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 kilometer dari puncak (pusat erupsi).

Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 kilometer dari puncak.

Ada imbauan juga untuk tidak beraktivitas dalam radius 5 kilometer dari kawah/puncak Gunung Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).

Masyarakat juga diminta mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Zona Siaga Erupsi Gunung Ile Lewotolok Diperluas ke Sektor Barat, Imbas Aliran Lava

3 hari lalu

Zona Siaga Erupsi Gunung Ile Lewotolok Diperluas ke Sektor Barat, Imbas Aliran Lava

Badan Geologi memperluas cakupan wilayah terdampak erupsi Gunung api Ili Lewotolok di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur.

Baca Selengkapnya

VONA Merah, Peringatan dari Badan Geologi Ketka Tinggi Abu Gunung Ibu Tembus 5 Kilometer

4 hari lalu

VONA Merah, Peringatan dari Badan Geologi Ketka Tinggi Abu Gunung Ibu Tembus 5 Kilometer

Badan Geologi melaporkan letusan Gunung Ibu pada Senin, 13 Mei 2024, pukul 09.12 WIT, dengan tinggi kolom abu menembus 5 kilometer.

Baca Selengkapnya

Cara BMKG Memantau Bahaya Tsunami Gunung Ruang yang Masih Berstatus Awas

16 hari lalu

Cara BMKG Memantau Bahaya Tsunami Gunung Ruang yang Masih Berstatus Awas

BMKG mengawasi kondisi muka air di sekitar pulau Gunung Ruang secara ketat. Antisipasi jika muncul tsunami akibat luruhan erups.

Baca Selengkapnya

Erupsi Setinggi 2 Kilometer, Gunung Ruang Kembali Bestatus Awas

17 hari lalu

Erupsi Setinggi 2 Kilometer, Gunung Ruang Kembali Bestatus Awas

Gunung Ruang kembali meletus dan mengeluarkan kolom erupsi mencapai 2.000 meter dari atas puncak.

Baca Selengkapnya

Seismograf Gunung Semeru di Jawa Timur Rekam Guncangan Kuat Gempa Garut

19 hari lalu

Seismograf Gunung Semeru di Jawa Timur Rekam Guncangan Kuat Gempa Garut

Ada tujuh kali gempa tektonik jauh yang terekam dengan amplitudo 4-26 mm, S-P 12-60 detik, dan lama gempa 29-533 detik.

Baca Selengkapnya

3 Perbedaan Gunung Ruang dan Gunung Raung

21 hari lalu

3 Perbedaan Gunung Ruang dan Gunung Raung

Dengan perbedaan signifikan dalam lokasi, aktivitas vulkanik, dan dampak lingkungan, Gunung Ruang dan Gunung Raung menunjukkan perbedaannya.

Baca Selengkapnya

Sempat Terdampak Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Kembali Dibuka Hari ini

25 hari lalu

Sempat Terdampak Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Kembali Dibuka Hari ini

Sebelumnya Bandara Sam Ratulangi di Kota Manado ditutup sejak erupsi 16 April. Abu vulkanik erupsi Gunung Ruang mengganggu penerbangan.

Baca Selengkapnya

BNPB Sebut Darurat Bencana Masih Berlaku Meski Status Gunung Ruang Turun

25 hari lalu

BNPB Sebut Darurat Bencana Masih Berlaku Meski Status Gunung Ruang Turun

Penurunan status ini hanya mengurangi batas area yang harus dikosongkan di sekitar Gunung Ruang.

Baca Selengkapnya

Erupsi Gunung Ruang, Badan Geologi Cabut Peringatan Bahaya Tsunami

26 hari lalu

Erupsi Gunung Ruang, Badan Geologi Cabut Peringatan Bahaya Tsunami

Gunung Ruang masih berstatus Awas, namun Badan Geologi sudah mencabut peringatan dini tsunami.

Baca Selengkapnya

Fakta Letusan Terbaru Gunung Ruang yang Disebut Memecahkan Rekor Setengah Abad

26 hari lalu

Fakta Letusan Terbaru Gunung Ruang yang Disebut Memecahkan Rekor Setengah Abad

Erupsi Gunung Ruang pada 17 April diklaim sebagai letusan gunung api terdahsyat di Indonesia selama setengah abad terakhir.

Baca Selengkapnya