USK Ubah Limbah Ikan Tuna Jadi Kolagen untuk Kosmetik Antiaging

Reporter

Antara

Selasa, 5 Desember 2023 13:34 WIB

Mahasiswa memperlihatkan hasil olahan limbah ikan tuna untuk membuat kosmetik antiaging di Pusat Riset Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Syiah Kuala (PRKP USK), Banda Aceh. ANTARA/HO-PRKP USK

TEMPO.CO, Jakarta - Pusat Riset Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Syiah Kuala (PRKP USK) bersama PT Yakin Pasifik Tuna mengembangkan kosmetik antiaging dari kolagen limbah ikan tuna. Pengembangan penelitian ini sebagai salah satu upaya mengurangi limbah hasil pengolahan ikan.

“Menurut para ahli, limbah ikan tuna memiliki kandungan kolagen yang sangat tinggi,” kata Ketua PRKP USK Haekal Azief Haridhi, Senin, 4 Desember 2023.

Program tersebut didanai oleh matching fund Kedaireka dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi Kemendikbudristek yang telah berlangsung sejak Agustus hingga November 2023.

Menurut Haekal, ada beberapa tujuan dalam pengembangan penelitian ini. Pertama, program ini bertujuan untuk mengurangi dan mengolah limbah hasil dari pengolahan ikan tuna dan memanfaatkannya menjadi produk yang bermanfaat dan bernilai ekonomis serta meningkatkan nilai dan harga jual limbah perikanan. “Program ini merupakan salah satu upaya dalam mendukung prinsip blue economy, yaitu upaya untuk menjamin kelestarian sumber daya lingkungan pesisir dan laut serta mendorong pertumbuhan ekonomi di industri kelautan dan perikanan,” ujarnya.

Kerja sama kampus dan swasta

Advertising
Advertising

Dalam program ini, PT Yakin Pasifik Tuna berkontribusi dalam memilah, menyimpan dan menyuplai limbah tuna. Sedangkan peneliti dari PRKP USK bersama mahasiswa MBKM riset dan magang berperan untuk mengolah limbah tuna menjadi kolagen, kemudian memformulasikan dan menguji kosmetika dengan kandungan kolagen tersebut sebagai agen antiaging.

“Kolagen berkhasiat untuk mencegah keriput, meningkatkan kelembaban kulit, menjaga kulit dari radikal bebas dan menjaga kekencangan serta elastisitas kulit,” kata Haekal.

Saat ini, menurut Haekal, produksi kolagen di Indonesia masih tergolong rendah dan umumnya diperoleh dari hasil impor. Sebagian besar kolagen komersial yang umum digunakan berupa kolagen berbasis ternak atau bersumber dari kulit sapi dan babi. Namun jenis kolagen tersebut memiliki keterbatasan dalam agama dan risiko penularan penyakit terhadap manusia.

“Sehingga kolagen dari limbah perikanan yang berbasis marine dapat menjadi salah satu alternatif pengganti yang baik,” kata Haekal.

Pilihan Editor: Tim Peneliti Ungkap Temuan Baru Soal Erupsi Gunung Anak Krakatau

Berita terkait

Bidik Ekspor, LPDB-KUMKM Siap Inkubasi Koperasi Ikan Tuna Biak

2 hari lalu

Bidik Ekspor, LPDB-KUMKM Siap Inkubasi Koperasi Ikan Tuna Biak

Pelatihan dan peningkatan SDM diperlukan agar Koperasi Produsen Samber Binyeri Maju bisa melakukan ekspor.

Baca Selengkapnya

Universitas Syiah Kuala Sediakan Kuota 35 Persen untuk Jalur Seleksi Mandiri

6 hari lalu

Universitas Syiah Kuala Sediakan Kuota 35 Persen untuk Jalur Seleksi Mandiri

Pendaftaran seleksi mandiri Universitas Syiah Kuala atau USK dibuka hingga 20 Juni 2024 pukul 16:00 WIB.

Baca Selengkapnya

Kenapa Orang Suka Aroma Bayi? Ini Penjelasan Ilmiahnya

9 hari lalu

Kenapa Orang Suka Aroma Bayi? Ini Penjelasan Ilmiahnya

Cairan amnion dan substansi seperti verniks caseosa berperan dalam menciptakan aroma bayi yang khas.

Baca Selengkapnya

Alasan Penderita Asam Urat Wajib Hindari Ikan Tongkol

11 hari lalu

Alasan Penderita Asam Urat Wajib Hindari Ikan Tongkol

Bagi penderita asam urat harus menghindari makanan laut, seperti ikan tongkol. Lantas, mengapa demikian?

Baca Selengkapnya

Inilah 5 Makanan yang Meningkatkan Kolagen pada Kulit Secara Alami

12 hari lalu

Inilah 5 Makanan yang Meningkatkan Kolagen pada Kulit Secara Alami

Banyak yang belum menyadari pentingnya mengonsumsi makanan tinggi kolagen yang secara langsung dapat meningkatkan pembentukan kolagen pada kulit.

Baca Selengkapnya

Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

15 hari lalu

Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

Selain penampilan, orang tinggi diklaim punya kelebihan pada kesehatan dan gaya hidup. Berikut keuntungan memiliki tinggi badan di atas rata-rata.

Baca Selengkapnya

Selain Tikus, Inilah 4 Hewan yang Kerap Dijadikan Percobaan Penelitian

15 hari lalu

Selain Tikus, Inilah 4 Hewan yang Kerap Dijadikan Percobaan Penelitian

Berikut beberapa hewan yang kerap dijadikan hewan percobaan dalam penelitian:

Baca Selengkapnya

Begini Cara Menulis Artikel Ilmiah di Jurnal Terindeks Scopus

23 hari lalu

Begini Cara Menulis Artikel Ilmiah di Jurnal Terindeks Scopus

Jurnal terindeks Scopus menjadi salah satu tujuan para peneliti di Indonesia untuk mempublikasikan artikel ilmiah atau penelitiannya, bagaimana cara menulis artikel ilmiah yang terindeks scopus?

Baca Selengkapnya

Monash University Gelar World Health Summit, Demam Berdarah Hingga Penelitian Soal Obat Jadi Bahasan

31 hari lalu

Monash University Gelar World Health Summit, Demam Berdarah Hingga Penelitian Soal Obat Jadi Bahasan

World Health Summit akan pertama kali digelar di Monash University. Ada beberapa tema yang akan dibahas oleh peneliti, salah satunya, demam berdarah

Baca Selengkapnya

Jelang Gerhana Matahari 8 April, Kenali Fenomena Gerhana Matahari Terlama di Alam Semesta

37 hari lalu

Jelang Gerhana Matahari 8 April, Kenali Fenomena Gerhana Matahari Terlama di Alam Semesta

Sistem yang disebut dengan kode astronomi TYC 2505-672-1 memecahkan rekor alam semesta untuk gerhana matahari terlama.

Baca Selengkapnya