Kata Psikolog UI Soal Debat Capres: dari Emosi hingga Respons Ketika Terpojok

Reporter

Annisa Febiola

Editor

Devy Ernis

Kamis, 14 Desember 2023 07:34 WIB

Capres nomor urut 1 Anies Baswedan (kanan), Calon Presiden noor urut 2 Prabowo Subianto (tengah) dan Calon Presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo (kiri) saat debat perdana di KPU RI, Jakarta, Selasa, 12 Desember 2023. TEMPO/Febri Angga Palguna

TEMPO.CO, Jakarta - Debat perdana calon presiden atau capres telah digelar pada Selasa malam, 12 Desember 2023 di Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU). Momen debat masih jadi perbincangan bagi publik, baik dari materi, suasana, hingga ekspresi para capres. Debat capres pertama itu diikuti oleh Anies Rasyid Baswedan, Prabowo Subianto, dan Ganjar Pranowo.

Ketiga capres adu gagasan dalam topik pemerintahan, hukum, hak asasi manusia, pemberantasan korupsi, penguatan demokrasi, peningkatan pelayanan publik, penanganan disinformasi dan kerukunan warga. Setiap capres mendapatkan waktu untuk menjawab pertanyaan yang telah dirumuskan oleh 11 panelis dan pertanyaan dari rivalnya. Durasi waktu yang diberikan berkisar antara satu hingga dua menit.

Berbicara mengenai aspek psikologi, psikolog Tjut Rifameutia Umar Ali dari Universitas Indonesia mengatakan bahwa ajang debat bukanlah rangkaian yang tiba-tiba dalam suatu pesta demokrasi. Oleh karena itu, para capres harus mempersiapkan diri karena mereka sudah diberitahukan aspek apa saja yang akan menjadi materi debat.

Jadi, kata dia, ketiganya harus siap dengan apapun kondisi di panggung debat. "Tentu masyarakat akan melihat apakah calon-calon tersebut cukup bisa diandalkan untuk menjadi presiden nantinya, karena ini (debat) kan merupakan salah satu langkah untuk membuat publik percaya. Bukan hanya mengenai materi, juga kemampuan mengomunikasikan pikiran, visi misinya kepada masyarakat," kata psikolog dengan keahlian pendidikan orang dewasa dan masyarakat itu kepada Tempo pada Rabu, 13 Desember 2023.

Apalagi, kata Tia, masyarakat pada umumnya hanya bisa menyaksikan debat melalui layar televisi atau gawai. Maka itu, ketiga capres diharapkan persuasif, sehingga bisa membuat mereka unggul di mata para pemilih. "Mereka harus mempersiapkan diri, bagaimanapun setting-nya. Apapun yang mereka hadapi, itu adalah sesuatu posisi yang sifatnya given dari sisi penyelenggara pemilu. Meskipun itu misalnya tertekan, stressful."

Advertising
Advertising

Dari sinilah, menurut Tia, masyarakat bisa melihat bagaimana persiapan serta kesiapan masing-masing calon untuk menghadapi situasi yang terbangun dalam debat. Rasa stres atau tegang yang mungkin muncul merupakan tantangan bagi para capres.

"Justru mereka harus mempersiapkan diri. Sekarang yang kita lihat adalah bagaimana performance mereka ketika berhadapan dengan situasi tersebut. Karena ada waktu untuk itu sebetulnya," ucap eks Dekan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia tersebut.

Ia menambahkan, masyarakat dapat menilai apakah para capres tetap bisa menyampaikan ide-idenya dengan baik atau tidak. Misalnya, apakah ada capres yang justru tidak bisa menyampaikan idenya dengan baik, lalu mengambil cara lain akibat kurangnya penguasaan terhadap materi atau kesulitan mengelola rasa tegang.

"Kita melihat apa mereka menguasai substansi, apakah public speaking-nya cukup baik. Mereka harus berusaha agar apa yang disampaikan bisa masuk ke pikiran publik dan bisa dipercaya, sehingga mereka bisa cukup diandalkan untuk menjadi calon pemimpin masa depan," ujarnya.

Kemampuan mengelola emosi

Selain pendalaman terhadap materi debat, menurut Tia, capres harus siap dalam kemampuan manajemen waktu. Sebab, mereka hanya mendapatkan waktu yang singkat untuk menjawab pertanyaan yang diajukan.

Di samping itu, kesiapan jika mendapatkan hal-hal tak terduga juga tak kalah penting. Baik dalam bentuk pertanyaan maupun sikap tak terduga dalam debat, termasuk dari rival. "Ini akan diamati oleh para pemirsa bagaimana dia meng-handle emosinya. Mungkin dia terpicu, bisa aja menjadi lebih kesal, bisa juga kegembiraan luar biasa. Nah sekarang dari seorang pimpinan, tentu kita berharap mereka bisa mengelola emosi dengan baik," tutur Tia.

Meskipun materi yang akan disampaiakan dalam debat telah dipersiapkan sebelumnya oleh capres, namun kata Tia, masih ada kemungkinan kesalahan. Pada titik inilah publik lagi-lagi akan mengamati bagaimana kandidat mengelola emosinya. Apakah dia mampu mengelola emosi atau menangkap sesuatu dengan sense of human yang cukup baik. Apakah itu ekspresi mengelak, tidak terkontrol atau semacamnya.

"Mungkin hal-hal ini ada sebagian yang sudah diperkirakan akan muncul dan sudah sama-sama dilatih. Bagaimana mengemukakan ide, kan bisa saja berlatih. Tetapi mengenai karakter-karakter tertentu, luapan emosi tertentu, mungkin kalau dilatih dalam waktu yang cukup, bisa. Tetapi biasanya muncul 'keasliannya' tanpa disengaja."

Pada umumnya, kata Tia, ada beberapa respons spontan yang dilakukan seseorang apabila merasa terpojok atau ketika kurang penguasaan terhadap materi. Pertama, seseorang bisa menyampaikan dengan cara bijaksana, misalnya mengakui bahwa dia belum menemukan data yang pas. "Misalnya seperti itu. Yang bisa disampaikan, disampaikan apa adanya, tetapi tidak sepenuhnya nol," kata dia.

Keterbukaan seperti itu, menurut Tia merupakan hal yang penting bagi seorang pemimpin. "Jadi, jangan langsung misalnya membalas secara sarkastik. Itu akan dilihat oleh calon pemirsanya, apakah calon pemimpinnya ini tegas, tetapi cukup bijaksana," tuturnya.

Pilihan Editor:Sederet Intimidasi yang Dialami BEM UI dan UGM Menjelang Pilpres 2024

Berita terkait

Yusril Sebut Adanya Kader di Eksekutif Bisa Bantu Dongkrak Suara di Pemilu Berikutnya

6 menit lalu

Yusril Sebut Adanya Kader di Eksekutif Bisa Bantu Dongkrak Suara di Pemilu Berikutnya

Yusril mengatakan perlu strategi yang jitu untuk menempatkan kadernya sebagai kepala daerah dan kabinet untuk dongkrak suara di pemilu berikutnya

Baca Selengkapnya

Prabowo Akan Tambah Kementerian pada Kabinetnya, Faisal Basri: Menteri Sekarang Sudah Kebanyakan

17 jam lalu

Prabowo Akan Tambah Kementerian pada Kabinetnya, Faisal Basri: Menteri Sekarang Sudah Kebanyakan

Ekonom Faisal Basri mempertanyakan alasan pemerintahan Prabowo-Gibran berencana menambah sejumlah kementerian baru dalam kabinetnya mendatang.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Siap Dorong Pemerintahan Prabowo - Gibran Lakukan Legislatif Review

18 jam lalu

Bamsoet Siap Dorong Pemerintahan Prabowo - Gibran Lakukan Legislatif Review

Bambang Soesatyo menegaskan PADIH UNPAD siap membantu pemerintahan Prabowo - Gibran dalam pembangunan hukum di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Santer Isu Prabowo Tambah Kementerian, Rumah Dinas Menteri di IKN Bakal Ditambah?

21 jam lalu

Santer Isu Prabowo Tambah Kementerian, Rumah Dinas Menteri di IKN Bakal Ditambah?

Bagaimana pembangunan rumah tapak jabatan menteri di IKN di tengah bergulirnya isu penambahan kementerian di kabinet Prabowo?

Baca Selengkapnya

Vokasi UI Gandeng EVOS Kenalkan Industri eSports kepada Mahasiswanya di Prodi Ini

22 jam lalu

Vokasi UI Gandeng EVOS Kenalkan Industri eSports kepada Mahasiswanya di Prodi Ini

Universitas Indonesia (UI) melalui Program Studi Produksi Media, Program Pendidikan Vokasi, membangun kolaborasi strategis dengan EVOS.

Baca Selengkapnya

Prabowo akan Anggarkan Rp 16 Triliun per Tahun untuk IKN, Kementerian PUPR: Sisanya dari Investor

23 jam lalu

Prabowo akan Anggarkan Rp 16 Triliun per Tahun untuk IKN, Kementerian PUPR: Sisanya dari Investor

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tanggapi rencana Prabowo Subianto alokasikan Rp 16 triliun per tahun untuk IKN.

Baca Selengkapnya

Tak Undang Jokowi, PDIP Bakal Tentukan Sikap Politiknya di Rakernas V

1 hari lalu

Tak Undang Jokowi, PDIP Bakal Tentukan Sikap Politiknya di Rakernas V

PDIP tidak mengundang Jokowi dalam acara Rakernas V di Jakarta. Djarot Saiful Hidayat mengungkapkan PDIP juga bakal menentukan sikap politiknya.

Baca Selengkapnya

Rakernas PDIP Digelar 24-26 Mei 2024, Utut Adianto: Fokus Tentukan Sikap Politik ke Depan

1 hari lalu

Rakernas PDIP Digelar 24-26 Mei 2024, Utut Adianto: Fokus Tentukan Sikap Politik ke Depan

PDIP akan lakukan Rakernas V di kawasan Ancol, Jakarta pada 24-26 Mei 2024. Apa persiapan dan yang akan dibahas dalam Rakernas PDIP itu?

Baca Selengkapnya

Di Qatar Economic Forum, Prabowo Sebut Biaya Pembangunan IKN Tembus Rp 16 Triliun per Tahun

1 hari lalu

Di Qatar Economic Forum, Prabowo Sebut Biaya Pembangunan IKN Tembus Rp 16 Triliun per Tahun

Presiden terpilih Prabowo Subianto membeberkan strategi Pemerintah untuk membiayai pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Revisi UU Kementerian Negara untuk Mengakomodasi Kebutuhan Pemenang Pilpres

1 hari lalu

Pengamat Sebut Revisi UU Kementerian Negara untuk Mengakomodasi Kebutuhan Pemenang Pilpres

Adi Prayitno menyoroti RUU Kementerian Negara yang tak lagi menyebut jumlah kementerian. Postur kabinet nantinya bergantung kebutuhan politik.

Baca Selengkapnya