Menyelam demi Kotak Hitam Air France AF447

Reporter

Editor

Rabu, 10 Juni 2009 18:46 WIB

TEMPO Interaktif, Paris: Nautile dan Victor 6000, dua kapal selam mini Prancis dikerahkan untuk mencari dua kotak hitam pesawat Airbus Air France yang diperkirakan jatuh di Samudra Atlantik. Akhir pekan lalu, keduanya diangkut menggunakan kapal riset oseanografi Pourquoi Pas? Diperkirakan mereka akan tiba di zona jatuhnya pesawat dengan nomor penerbangan AF-447 itu pada 12 Juni mendatang.
"Jika mereka dapat menemukan lokasi zona umum kotak hitam itu berada, terbuka peluang bagi Nautile untuk menemukannya," kata Paul-Henri Nargeolet, pemimpin kapal itu, seperti dikutip Bloomberg. "Jarang ada kapal selam lain di dunia yang bisa menyelam begitu dalam, mendeteksi, sekaligus melakukan manuver.
Kapal riset Prancis, Pourquoi Pas?, akan bergabung dengan tujuh kapal dan 11 pesawat yang saat ini menjelajahi dan terbang mengitari Samudra Atlantik untuk mencari puing dan mengevakuasi korban pesawat Airbus SAS A330-200 itu, yang mulai ditemukan. Pesawat yang mengangkut 228 orang itu hilang pada 1 Juni lalu dalam perjalanan dari Rio de Janeiro menuju Paris. Pencarian difokuskan pada zona sekitar 650 kilometer sebelah timur laut Pulau Fernando de Noronha, Brasil.
"Operasi yang kami lakukan saat ini bertujuan mengumpulkan sebanyak mungkin puing sebelum tersebar semakin luas karena terbawa arus dan angin," kata Christophe Prazuk, juru bicara militer Prancis. "Misi ini dapat berlangsung selama beberapa jam sampai berhari-hari. Pourquoi Pas? khusus mencari kotak hitam, yang dapat berlangsung hingga beberapa pekan."
Sebelum diterjunkan dalam misi ini, Nautile telah berpengalaman mencari perangkat makan perak dari kapal Titanic dan tanker minyak yang tenggelam. Sejak pertama kali menyelam, kapal selam sepanjang delapan meter itu telah berhasil menemukan dan mengangkat 10 kotak hitam.
Nargeolet mengatakan, dalam situasi laut tenang, sinyal "ping" yang dipancarkan kotak hitam bisa dideteksi sampai kedalaman 3.000 meter. Untuk membantu tugas Nautile, sebuah kapal selam militer Prancis juga dikirim ke Samudra Atlantik guna mendengarkan sinyal itu. "Bagian tersulit misi ini adalah mencari lokasi area umum," kata Nargeolet, yang juga seorang anggota Angkatan Laut Prancis.
Untuk menemukan area umum inilah peralatan canggih milik Amerika Serikat diperbantukan. Alat itu, Towed Pinger Locator, dapat mendeteksi sinyal darurat sampai kedalaman 6.100 meter. Angkatan Laut Amerika Serikat telah mengirimkan dua peralatan berteknologi tinggi ke kapal Prancis. Dua alat itu diharapkan bisa membantu Prancis menemukan lokasi kotak hitam pesawat tersebut.
Pejabat Departemen Pertahanan Amerika Serikat yang menolak disebut identitasnya menyatakan alat itu diterbangkan ke Brasilia pada Senin kemarin bersama satu tim prajurit Angkatan Laut Amerika. Tim tersebut akan membawa alat pelacak itu ke kapal tunda Prancis, yang akan menggunakannya untuk mendengarkan transmisi yang dipancarkan kotak hitam.
Alat pendeteksi gema sonar yang dipancarkan kotak hitam itu juga pernah digunakan untuk mencari lokasi kotak hitam pesawat Adam Air KI-574, yang jatuh di perairan Majene, Sulawesi Barat, pada Januari 2007. Alat itu digunakan oleh USNS Mary Sears, kapal survei oseanografi Amerika Serikat, untuk menemukan kotak hitam pesawat Boeing 737-400 yang berada pada kedalaman 2.000 meter itu.
Meski berbagai peralatan tercanggih telah dikerahkan, pencarian kotak hitam ini tak akan mudah. Investigator kecelakaan pesawat George Blau, seperti dikutip Bild, menyatakan sinyalnya hanya akan terpancar sejauh beberapa meter bila kotak hitam tersebut terkubur dalam pasir atau lumpur.
Seorang juru bicara biro penyelidik kecelakaan udara Prancis (BEA) juga menyatakan peluang ditemukannya kotak itu amat kecil. "Belum pernah ada kotak hitam yang ditemukan pada kedalaman seperti itu," ujarnya.
Menteri Lingkungan Prancis Jean-Louis Borloo mengungkapkan, upaya pencarian kotak hitam pesawat itu bagai berpacu melawan waktu. Dia mengingatkan bahwa kotak hitam hanya bisa memancarkan sinyal selama 30 hari, sedangkan daerah pencarian di Samudra Atlantik, antara pantai Brasilia dan Afrika, sangat luas dan kedalamannya 3.000-6.000 meter. Belum lagi arus di kawasan itu sangat kuat sehingga kotak hitam, yang menjadi kunci untuk menyingkap penyebab jatuhnya pesawat, mungkin tak bisa ditemukan lagi.
Borloo membandingkan operasi itu dengan pencarian kotak hitam sebuah pesawat jet yang jatuh di laut setelah lepas landas dari resor Sharm El Sheikh, Mesir, pada 2004. Meski titik lokasi jatuhnya pesawat telah diketahui dengan pasti, butuh 15 hari untuk menemukan alat pencatat penerbangan pada kedalaman seribu meter.
Dalam kasus pesawat Air France, area samudra yang harus disisir jauh lebih luas, tak ada lokasi pasti jatuhnya pesawat dan kedalaman, yang diperkirakan sedikitnya 4.000 meter. Satu-satunya informasi adalah pesawat jet itu mengirimkan pesan otomatis yang mengabarkan bahwa ia kehilangan tekanan dan gangguan listrik sebelum menghilang.
TJANDRA DEWI | AP | REUTERS | GUARDIAN

Berita terkait

Prodi Biologi UGM Terbaik di Indonesia QS WUR 2024 Disusul UI, Unair, dan IPB

31 hari lalu

Prodi Biologi UGM Terbaik di Indonesia QS WUR 2024 Disusul UI, Unair, dan IPB

Kampus UGM, UI, Unair, dan IPB masuk daftar prodi biologi terbaik di dunia versi QS WUR 2024.

Baca Selengkapnya

Prodi Biologi UGM Raih Peringkat 1 Terbaik Se-Indonesia Versi QS WUR 2024, Ini Fasilitasnya

31 hari lalu

Prodi Biologi UGM Raih Peringkat 1 Terbaik Se-Indonesia Versi QS WUR 2024, Ini Fasilitasnya

Program studi Biologi di Universitas Gadjah Mada (UGM) tempati urutan 1 terbaik se-Indonesia dan masuk daftar 501-550 terbaik di dunia.

Baca Selengkapnya

Program Studi Biologi UGM Raih Peringkat 1 di Indonesia Versi QS WUR 2024, Ini Profilnya

34 hari lalu

Program Studi Biologi UGM Raih Peringkat 1 di Indonesia Versi QS WUR 2024, Ini Profilnya

Program studi Biologi UGM raih peringkat 1 di Indonesia Versu QR WUR by Subject 2024. Berikut profil prodi ini.

Baca Selengkapnya

Polusi Udara Dapat Mengubah Aroma Bunga, Membuat Bingung Serangga

20 Februari 2024

Polusi Udara Dapat Mengubah Aroma Bunga, Membuat Bingung Serangga

Polusi udara telah mendegradasi senyawa kimia di balik aroma memikat bunga-bunga. Simak hasil studi tim peneliti di Amerika Serikat ini.

Baca Selengkapnya

Katak Langka Penuh Bintik Seperti Mutiara Ditemukan di Pegunungan Sanggabuana

11 September 2023

Katak Langka Penuh Bintik Seperti Mutiara Ditemukan di Pegunungan Sanggabuana

Katak langka ini berwarna oranye kecokelatan. Tubuhnya dipenuhi bintik putih seperti mutiara dan berkilau saat disorot cahaya senter.

Baca Selengkapnya

Orca di Eropa Diduga Ajarkan Sesamanya untuk Serang Kapal Layar

23 Mei 2023

Orca di Eropa Diduga Ajarkan Sesamanya untuk Serang Kapal Layar

Laporan-laporan tentang pertemuan dengan orca yang agresif di lepas pantai Iberian mulai muncul pada Mei 2020, dan belakangan menjadi lebih sering.

Baca Selengkapnya

Bedah dan CT Scan Ungkap Ular Betina Punya 2 Klitoris

16 Desember 2022

Bedah dan CT Scan Ungkap Ular Betina Punya 2 Klitoris

Ini adalah bukti resmi pertama organ genital ular betina.

Baca Selengkapnya

Ig Nobel Bidang Fisika 2022: Penelitian Kenapa Bebek Berenang Berbaris

21 September 2022

Ig Nobel Bidang Fisika 2022: Penelitian Kenapa Bebek Berenang Berbaris

Ig Nobel diberikan kepada penelitian-penelitian yang dianggap paling aneh, konyol dan unik yang membuat 'tertawa namun kemudian berpikir'.

Baca Selengkapnya

Jeff, Peraih Medali Olimpiade Biologi di Armenia: 48 Jam Sehari Tak Cukup

23 Juli 2022

Jeff, Peraih Medali Olimpiade Biologi di Armenia: 48 Jam Sehari Tak Cukup

Jefferson peraih medali perunggu di olimpiade Biologi internasional di Armenia sudah merantau sejak SD. Memiliki segudang prestasi.

Baca Selengkapnya

3 Kampus di Indonesia Terbaik di Bidang Biologi

16 Juni 2022

3 Kampus di Indonesia Terbaik di Bidang Biologi

Di urutan ke-2 dan ke-3 ada Universitas Gadjah Mada dan Universitas Indonesia sebagai kampus terbaik di bidang Biologi. Kampus mana yang pertama?

Baca Selengkapnya