Dibanding Urus AI, Pakar Minta Waspadai Penggabungan TikTok Shop & Tokopedia

Senin, 25 Desember 2023 08:55 WIB

Ilustrasi TikTok dan Tokopedia. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Pakar keamanan siber Alfons Tanujaya meminta pemerintah fokus mengurusi masalah bergabungnya TikTok Shop ke Tokopedia, dibanding tergesa-gesa mengatur pedoman etika pemanfaatan artificial intelligence atau AI di Indonesia. Pandangan itu disampaikan Alfons sebab ketakutannya pada kerawanan data akibat bergabungnya dua platform besar tersebut.

Pakar forensik digital ini turut menilai kalau data yang sebelumnya hanya dimiliki di satu platform bakal bergabung dengan platform lainnya. "Bayangkan jika data ini disatukan, kemungkinan buruknya semua kebiasaan kita, data pribadi kita yang telah terekam di masing-masing platform jadi satu. Tentunya ini sebuah hal yang seram," ujar Alfons saat dihubungi Tempo, Minggu 24 Desember 2023.

Walakin kemungkinan tersebut belum bisa dipastikan bakal terjadi, Alfons tetap meminta pemerintah dan pengguna untuk lebih waspada, terutama pada keamanan data pribadi mereka. Contoh terbaru terkait kebocoran data di Komisi Pemilihan Umum atau KPU, jutaan data pemilih bocor dan dijual oleh akun anonim. "Harusnya ini yang diurus, malah sibuk ngatur AI, tapi yang di depan mata malah dikasih karpet merah untuk mendapatkan bigdata," kata Alfons.

Penggabungan TikTok Shop dengan Tokopedia adalah hal yang menakutkan, setidaknya bagi Alfons yang paham pada keamanan data pribadi. Ia menyebut bahwa pemerintah Indonesia seakan-akan memberi kemudahan untuk oknum yang memungkinkan bisa menyebabkan kebocoran data. "Sebelumnya data sosmed user saja, sekarang digabungkan bisa dapat data kebiasaan belanja dan data diri lebih lengkap. Masalah ini siapa yang bakal mengawasi, mampu tidak kita mengawasinya," ucap Alfons.

Di lain sisi, Alfons menyadari bahwa setiap aplikasi mempunyai kebijakan privasi masing-masing yang berkewajiban untuk tidak memberikan data pengguna mereka ke pihak lain. Namun, ketakutan Alfons adalah siapa yang bisa mengontrol kebijakan tersebut bisa berjalan dengan baik hingga di kemudian hari nanti.

Advertising
Advertising

Ketakutan Alfons akan kerawanan bocornya data pribadi itu telah ada sejak lama, ditambah lagi dengan kasus terbaru di KPU, terdapat jutaan data yang bocor. Padahal server KPU disebut Alfons kuat dan seharusnya tidak mudah dibobol. Namun nyatanya tidak sesuai dengan yang diharapkan. "Sudahlah, mending fokus mengatur hal yang ada di depan mata saja, dibanding mengurusi AI yang pedoman etikanya pun masih diatur secara garis luar saja, belum ke sistemiknya," kata Alfons.

Alfons Skeptis

Alfons juga skeptis terhadap penegakan pedoman etika AI yang diterbitkan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo). Sebab pedoman tersebut hanya berisikan garis luar dari teknologi kecerdasan buatan, tidak mengatur lebih dalam hingga ke sistemiknya.

"Bagaimana cara pemerintah bisa tahu AI ini tidak melanggar, apakah mereka (pemerintah) punya kemampuan untuk menganalisa AI yang digunakan? Pemerintah kan tidak ada akses ke sistem AI vendor yang digunakan," kata Alfons Tanujaya kepada Tempo, Minggu 24 Desember 2023.

Pedoman etika pemanfaatan AI yang diterbitkan Kominfo itu, dinilai Alfons juga tidak akan terlaksana pemantauannya dengan baik. Kalau hanya sekadar membuat regulasi saja bukanlah hal yang sulit, tapi bagaimana dengan realisasinya di lapangan nanti. "Siapa yang mengontrol AI, emang pemerintah ada akses ke AI ini," ucap Alfons yang juga pakar forensik digital di Vaksincom.

Alfons menerangkan pedoman pemanfaatan AI memang perlu untuk dibuat regulasinya supaya keamanan data dan siber pengguna terjaga. Hampir di seluruh dunia misalnya Uni Eropa sudah berusaha membuat regulasi AI. "Namun sebagai gambaran saja, Uni Eropa yang sudah canggih saja kesulitan mengatur kriterianya dan batasan untuk AI ini, Indonesia bagaimana," ujar Alfons.

Lebih lanjut pedoman etika pemanfaatan AI yang diterbitkan Kominfo itu tidak memuat lebih detail regulasinya, hanya mengatur garis luar semisal menjaga privasi, kredibilitas dan akuntabilitas. "Tidak bikin pedoman pun, semua hal ini juga perlu dan harus diterapkan. Pertanyaan mendasar saya itu yang menjaga regulasinya siapa, misal ada pelanggaran mengambil tolak ukurnya dari mana," kata Alfons.

Alfons menilai Indonesia terlalu sering membahas dan membuat aturan, bahkan tolak ukurnya itu masih ke nilai-nilai umum. Tanpa dibuat aturan pun nilai umum seperti pancasila dan kebudayaan tetap harus dijalankan dengan baik. Ditambah lagi sangat banyak aturan yang dibikin tapi realisasi di lapangannya kebanyakan gagal juga.

"Misalnya kasus terbaru ini, masalah kebocoran data di KPU. Itu kan sudah ada aturan dan pedomannya terkait keamanan data ini, tapi masih bisa juga bocor. Seharusnya pemerintah berbenah, bukan lagi berlomba bikin aturan yang hanya garis luarnya saja, tapi juga bahas sampai ke sistemnya (akarnya)," ucap Alfons.

Salah satu contoh yang diberikan Alfons untuk mengatur AI adalah mengatur kriteria pemakaiannya, misalnya batasan apa saja yang boleh dipakai untuk AI atau mencakup ke berapa tera volt yang harus digunakan untuk AI. Kekuatannya juga berapa besar batasan yang harus ditaati nantinya.

Pilihan Editor: Video Viral Teleprompter yang Dipakai Gibran Saat Pidato dalam Bahasa Inggris

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

KPU Bantah Gugatan NasDem soal Penggelembungan Suara PDIP di Sumut

3 jam lalu

KPU Bantah Gugatan NasDem soal Penggelembungan Suara PDIP di Sumut

NasDem mengungkapkan salah satu penyebab perolehan suara mereka berkurang karena KPU salah mengisi jumlah suara sah mereka.

Baca Selengkapnya

Nihil Pendaftar, Pilkada Solo 2024 Dipastikan Tak Ada Calon Independen

5 jam lalu

Nihil Pendaftar, Pilkada Solo 2024 Dipastikan Tak Ada Calon Independen

Pilkada Solo 2024 tahun ini tidak diramaikan dengan hadirnya calon independen.

Baca Selengkapnya

KPU Sanggah 16 Ribu Suara PPP di Sumut Pindah ke Partai Garuda

6 jam lalu

KPU Sanggah 16 Ribu Suara PPP di Sumut Pindah ke Partai Garuda

KPU menyanggah belasan ribu suara hasil pemilihan DPR RI untuk PPP di Sumut berpindah ke Partai Garuda.

Baca Selengkapnya

Sudirman Said Batal Jadi Calon Independen di Pilkada Jakarta, Relawan Jajaki Peluang Ini

11 jam lalu

Sudirman Said Batal Jadi Calon Independen di Pilkada Jakarta, Relawan Jajaki Peluang Ini

Relawan Sudirman Said, Teguh Stiawan, menjajaki peluang lain untuk Sudirman Said agar tetap maju di Pilkada Jakarta.

Baca Selengkapnya

Relawan Ungkap Alasan Sudirman Said Batal Jadi Calon Independen di Pilkada Jakarta

12 jam lalu

Relawan Ungkap Alasan Sudirman Said Batal Jadi Calon Independen di Pilkada Jakarta

Relawan Sudirman Said, Teguh Stiawan, mengungkapkan alasan batal mencalonkan eks Menteri ESDM tersebut di Pilkada Jakarta sebagai calon independen.

Baca Selengkapnya

5 Fakta Dharma Pongrekun-Kun Wardana Serahkan Syarat Dukungan Pilkada DKI

15 jam lalu

5 Fakta Dharma Pongrekun-Kun Wardana Serahkan Syarat Dukungan Pilkada DKI

Dharma Pongrekun-Kun Wardana resmi menyerahkan berkas dukungan sebagai bakal paslon di Pilkada Jakarta 2024 lewat jalur independen.

Baca Selengkapnya

KPU Jakarta Persilakan Gugat Jika Ada Keberatan Syarat Calon Independen Kumpulkan 618 Ribu KTP

1 hari lalu

KPU Jakarta Persilakan Gugat Jika Ada Keberatan Syarat Calon Independen Kumpulkan 618 Ribu KTP

Doddy Wijaya menjelaskan, dasar aturan pengumpulan salinan KTP tersebut adalah Keputusan KPU DKI Jakarta Nomor 47 Tahun 2024.

Baca Selengkapnya

KPU DKI Jakarta Terima Pendaftaran Calon Independen Pilkada 2024 Sampai Hari Ini

1 hari lalu

KPU DKI Jakarta Terima Pendaftaran Calon Independen Pilkada 2024 Sampai Hari Ini

KPU Provinsi Jakarta menerima pendaftaran terakhir calon independen Pilkada Jakarta 2024.

Baca Selengkapnya

Maju Pilkada DKI, Dharma Pongrekun Daftar Lewat Jalur Independen ke KPU Sore Ini

1 hari lalu

Maju Pilkada DKI, Dharma Pongrekun Daftar Lewat Jalur Independen ke KPU Sore Ini

Purnawirawan Polri, Dharma Pongrekun, akan mendaftarkan diri menjadi bakal calon gubernur Jakarta ke KPU DKI lewat jalur independen pada hari ini.

Baca Selengkapnya

KPU Optimistis Bakal Paslon Perseorangan Segera Penuhi Persyaratan Pilkada, Apa Saja Ketentuannya?

1 hari lalu

KPU Optimistis Bakal Paslon Perseorangan Segera Penuhi Persyaratan Pilkada, Apa Saja Ketentuannya?

Batas penyerahan dukungan bakal pasangan calon perseorangan ke KPU tinggal Ahad, 12 Mei 2024.

Baca Selengkapnya