Kenapa Jepang Sering Dilanda Gempa Bumi? Ini Alasannya

Reporter

Andika Dwi

Editor

Devy Ernis

Selasa, 2 Januari 2024 21:18 WIB

Seorang pria berjalan melewati rumah yang rusak akibat gempa bumi, di Nanao, prefektur Ishikawa, Jepang 2 Januari 2024. Gempa ini membuat penduduk di beberapa daerah pesisir mengungsi ke tempat yang lebih tinggi ketika gelombang tsunami setinggi sekitar 1 meter menghantam pesisir barat Jepang. REUTERS/Kim Kyung-Hoon

TEMPO.CO, Jakarta - Gempa bumi berkekuatan 7,4 Magnitudo mengguncang wilayah pantai Laut Jepang, Jepang Tengah pada awal tahun 2024. Otoritas bencana setempat kemudian segera mengeluarkan peringatan tsunami.

Selain bencana pada Senin, 1 Januari 2024, berdasarkan catatan Tempo, Jepang beberapa kali menghadapi gempa besar di atas 5 skala Richter (SR) sejak Maret 2011. Beberapa di antaranya pada 11 Maret 2011 (8,8 SR), 23 Juni 2011 (6,7 SR), 10 Juli 2011 (7,1 SR), dan 8 November 2011 (6,8 SR).

Lantas, kenapa Jepang sering dilanda gempa bumi?

Alasan Gempa Bumi Sering Terjadi di Jepang


Dilansir dari situs Kids Web Japan, tepat di bawah permukaan bumi terdapat lapisan batu besar yang disebut sebagai lempeng tektonik dengan tebal sekitar 70 kilometer. Lempeng-lempeng itu bergerak 1-2 inci setiap tahun, sehingga menimbulkan distorsi pada permukaan bumi.

Ketika distorsi menjadi cukup besar, gaya di dalam perut bumi mencoba memperbaikinya, sehingga menyebabkan lempeng bergerak secara tiba-tiba. Gempa bumi menjadi akibat dari guncangan yang terjadi kemudian.

Advertising
Advertising

Gempa bumi paling sering terjadi ketika dua lempeng atau lebih bertemu. Alasan gempa bumi sering terjadi di Jepang karena sejumlah lempeng itu menyatu di bawah permukaan Negeri Sakura.

Badan Meteorologi Jepang (JMA) mencatat ada sekitar 5.000 gempa bumi kecil yang terjadi setiap tahun di Jepang. Kekuatannya pun bervariasi mulai dari 3,0 hingga 5 Magnitudo atau bahkan lebih. Lantaran berada di zona seismik dan vulkanik paling aktif di dunia, tak ayal Jepang sering kali diguncang gempa bumi dan aktivitas vulkanik.

Terletak di Area Cincin Api Pasifik


Dinukil dari Live Science, gempa yang sering terjadi di Jepang disebabkan oleh letak geografisnya yang masuk dalam area Cincin Api Pasifik, yaitu wilayah yang dilalui oleh lempengan api di bawah permukaan bumi. Disebut sebagai cincin karena zona itu berbentuk tapal kuda imajiner yang mengikuti tepi Samudra Pasifik.

Negara-negara yang berada di zona tersebut akan banyak menghadapi gempa bumi dan letusan gunung berapi, termasuk Indonesia. Lempeng Pasifik dan lempeng laut Filipina diketahui sebagai lempeng paling aktif dibandingkan lempeng-lempeng lain di dunia.

Jepang sendiri berdiri di atas kedua lempeng tersebut. Sebagai negara kepulauan, titik gempa bumi di Jepang yang sering kali berlokasi di lepas pantai memicu terbentuknya tsunami.

Seorang ahli Geofisika dari US Geological Survey (USGS) Douglas Given menjelaskan, terdapat beberapa lempeng tektonik yang berpotensi saling bertabrakan di dalam Cincin Api Pasifik. “Permukaan bumi terbagi sekitar 12 atau lebih potongan besar yang seluruhnya bergerak dan saling berinteraksi,” ucapnya.

Cara Jepang Atasi Dampak Gempa


Untuk menurunkan dampak gempa bumi di masa depan, para ilmuwan di Jepang mempelajari cara untuk memprediksi bencana alam dengan lebih akurat. Banyak orang yang juga mulai mendirikan bangunan lebih tahan terhadap gempa bumi. Pemerintah Metropolitan Tokyo melakukan pemeriksaan berkala terhadap keamanan bangunan di zona bahaya yang telah ditetapkan.

Banyak pemerintah daerah setempat yang telah menerapkan langkah-langkah mitigas bencana, mencakup pengaturan lalu lintas, penutupan bank dan department store, serta evakuasi penduduk. Sedangkan di sekolah dan tempat kerja, latihan evakuasi diadakan beberapa kali dalam setahun.

Sementara itu, menurut MOFA, berikut beberapa upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Jepang dalam menghadapi gempa bumi dan bencana alam lainnya:

- Memasang sistem peringatan dini pada ponsel pintar penduduk yang dibuat oleh JMA serta Institut Penelitian Nasional untuk Ilmu Bumi dan Pencegahan Bencana sejak 2007 lalu.

- Menyediakan aplikasi Layanan Papan Pesan Bencana dan berbagai aplikasi tanggap darurat lainnya.

- Di Tokyo, pemerintah daerah menerbitkan buku berjudul Tokyo Bosai (pencegahan bencana) yang dibagikan secara gratis kepada setiap rumah tangga dan dapat diunduh di situs resmi Pemerintah Metropolitan Tokyo.

- Menggunakan “Sistem Drone Mata Ketiga” yang berfungsi untuk mendeteksi orang melalui pencitraan inframerah termal dalam operasi penyelamatan.

- Menggunakan robot penyelamat Quince yang dapat memasuki lokasi berbahaya, seperti fasilitas bawah tanah bangunan.

- Memakai sistem yang dipelopori oleh Universitas Tohoku untuk menentukan ketinggian, jumlah orang dalam jangkauan, dan skala kerusakan bangunan akibat tsunami yang terjadi setelah gempa bumi skala besar di Jepang.

MELYNDA DWI PUSPITA

Pilihan Editor: Mahasiswi UIN Jakarta Raih Dean's List dari York College of Pennsylvania

Berita terkait

Top 3 Tekno: Gempa Mengguncang Kuat Sumedang, Prakiraan Cuaca BMKG, World Water Forum Bali

7 jam lalu

Top 3 Tekno: Gempa Mengguncang Kuat Sumedang, Prakiraan Cuaca BMKG, World Water Forum Bali

Topik tentang gempa tektonik bermagnitudo 3,5 mengguncang kuat wilayah Sumedang menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno.

Baca Selengkapnya

Gempa Mengguncang Kuat Sumedang, Sumber Dekat Gempa Merusak 2023

1 hari lalu

Gempa Mengguncang Kuat Sumedang, Sumber Dekat Gempa Merusak 2023

Gempa dirasakan di wilayah Sumedang utara dan selatan dengan skala intensitas gempa III - IV MMI.

Baca Selengkapnya

Ledakan di Tambang Emas Bikin Wisatawan Pulau Merah Berhamburan, Begini Respons Pemkab Banyuwangi

3 hari lalu

Ledakan di Tambang Emas Bikin Wisatawan Pulau Merah Berhamburan, Begini Respons Pemkab Banyuwangi

Peledakan di lokasi tambang emas dikabarkan menimbulkan getaran hingga lokasi wisata Pulau Merah, Rabu siang, 15 Mei 2024. Ada bau menyengat.

Baca Selengkapnya

Gempa Terkini Getarkan Cianjur, Lagi-lagi Aktivitas Sesar Cugenang

3 hari lalu

Gempa Terkini Getarkan Cianjur, Lagi-lagi Aktivitas Sesar Cugenang

Warga Cianjur kembali merasakan gempa pada Rabu malam, 15 Mei 2024, pada pukul 20.06 WIB. Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika atau BMKG mencatat kekuatan gempanya bermagnitudo 3,0.

Baca Selengkapnya

Gempa Magnitudo 5,4 di Kepulauan Seribu, Dampak Pergerakan Intraslab Lempeng Indo-Australia

3 hari lalu

Gempa Magnitudo 5,4 di Kepulauan Seribu, Dampak Pergerakan Intraslab Lempeng Indo-Australia

TEMPO, Jakarta- Pada Rabu 15 Mei 2024 pukul 16.42.56 WIB wilayah Kepulauan Seribu, diguncang gempa tektonik. Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo M5,4

Baca Selengkapnya

Gempa di Laut Guncang Kepulauan Seribu, Guncangan Skala III-IV Terasa hingga Tangerang

3 hari lalu

Gempa di Laut Guncang Kepulauan Seribu, Guncangan Skala III-IV Terasa hingga Tangerang

Gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya aktivitas dalam lempeng Indo-Australia.

Baca Selengkapnya

Apa Penyebab Banjir Bandang dan Longsor di Sumatera Barat?

3 hari lalu

Apa Penyebab Banjir Bandang dan Longsor di Sumatera Barat?

BMKG menyebut hujan dengan intensitas sedang hingga sangat lebat merupakan pemicu banjir bandang, banjir lahar hujan, dan longsor di Sumbar.

Baca Selengkapnya

Gempa Magnitudo 5,5 Guncang Mataram dan Sekitarnya, Warga Berhamburan Keluar Rumah

4 hari lalu

Gempa Magnitudo 5,5 Guncang Mataram dan Sekitarnya, Warga Berhamburan Keluar Rumah

Gempa berkekuatan 5,5 Magnitudo selama kurang dari 10 detik menggoyang wilayah Mataram, Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat

Baca Selengkapnya

Alasan Korban Bencana Alam Tidak Ditanggung oleh BPJS. Bagaimana Aturannya?

5 hari lalu

Alasan Korban Bencana Alam Tidak Ditanggung oleh BPJS. Bagaimana Aturannya?

BPJS Kesehatan memang memiliki aturan tertentu terkait penanganan korban bencana alam. Ini alasannya.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno: Lonjakan UKT di UGM, Gempa di Bolaang Mongondow, dan Peringatan Dini Gelombang Laut

5 hari lalu

Top 3 Tekno: Lonjakan UKT di UGM, Gempa di Bolaang Mongondow, dan Peringatan Dini Gelombang Laut

Kekhawatiran BEM Keluarga Mahasiswa UGM mengenai lonjakan UKT menjadi artikel terpopuler Top 3 Tekno Berita Terkini, Selasa, 14 Mei 2024.

Baca Selengkapnya