Luput Dibahas Debat Cawapres: Data Terbaru KLHK Catat Luas Karhutla 2023 Tembus 1,16 Juta Hektare

Reporter

Agoeng Wijaya

Editor

Agoeng Wijaya

Sabtu, 27 Januari 2024 05:04 WIB

Petugas Manggala Agni Daops Banyuasin menarik selang air untuk memadamkan kebakaran lahan di Desa Muara dua, Kecamatan Pemulutan, Kabupaten Ogan Ilir (OI), Sumatera Selatan, Kamis, 21 September 2023. Berdasarkan data dari Balai Pengendalian Perubahan Iklim dan Kebakaran Hutan dan Lahan Wilayah Sumatera sepanjang Januari hingga Agustus 2023 luas kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Sumatera Selatan mencapai 4.082,8 hektare yang terbagi menjadi 2,947,8 lahan mineral dan 1.135,0 lahan gambut. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi

TEMPO.CO, Jakarta - Belum genap sepekan setelah debat cawapres digelar pada Ahad lalu, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) memperbarui data Sipongi, sistem pemantauan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang mereka kelola. Luas indikatif karhutla per Desember 2023 menembus 1,16 juta hektare, hampir setara dengan 18 kali lipat luas wilayah DKI Jakarta. Angka luasan karhutla ini bertambah dari data per Oktober 2023 yang hanya mencatat 994,3 ribu hektare.

Data terbaru ini mencatat Kalimantan Selatan sebagai provinsi dengan karhutla terluas sepanjang tahun lalu, yakni mencapai 190,39 ribu hektare. Kalimantan Tengah, Papua Selatan, Sumatera Selatan, dan Kalimantan Barat secara berurutan menyusul di daftar lima provinsi penyumbang api paling luas.

Meski Sumatera Selatan tak menjadi penyumbang karhutla terluas, wilayah administrasi pemerintahan tingkat dua di provinsi tersebut justru menempati daftar puncak di antara kabupaten dan kota lainnya. Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan, menjadi daerah dengan area indikasi kebakaran terluas, yakni mencapai 80,02 ribu hektare.

Dengan tambahan data terbaru ini, luas karhutla sepanjang sembilan tahun masa pemerintahan Presiden Joko Widodo mencapai 7,41 juta hektare. Angka ini merupakan akumulasi dari karhutla setiap tahun sehingga memungkinkan sebagian di antaranya merupakan area kebakaran berulang.

Angka tersebut juga tak menghitung luas karhutla pada 2014, tahun peralihan kepemimpinan dari Susilo Bambang Yudhoyono kepada Jokowi. Kala itu karhutla seluas 1,77 juta hektare, yang kemudian bertambah besar pada 2015 dengan terbakarnya 2,61 juta hektare hutan dan lahan.

Advertising
Advertising

Kemarin, Tempo telah berupaya untuk meminta tanggapan kepada Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim KLHK Laksmi Dhewanthi ihwal data terbaru tersebut. Namun Laksmi belum merespon pesan dan telepon hingga berita ini diturunkan.

Sebelumnya, dalam acara "Refleksi Kinerja Tahun 2023" yang digelar pada 28 Desember lalu, Laksmi menyatakan KLHK telah mengantisipasi musim kemarau 2023 dengan memperkuat patroli pencegahan karhutla, baik secara mandiri melalui Manggala Agni maupun melibatkan TNI, Polri, dan Masyarakat Peduli Api di sejumlah daerah. Antisipasi dan penanganan karhutla juga dilakukan melalui pelaksanaan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC).

Hasilnya, kata dia, karhutla 2023 bisa ditekan menjadi lebih kecil 30,8 persen dibandingkan karhutla 2019. "Upaya pengendalian karhutla ini adalah komitmen Indonesia dalam mencapai target Updated NDC dan Indonesia's FOLU Net Sink 2030 melalui kerja-kerja kolaborasi di tingkat nasional, regional, dan global," kata Laksmi seperti dikutip dari siaran pers KLHK tertanggal 31 Desember 2023.

Dalam acara itu, Laksmi masih menggunakan data karhutla per Oktober 2023, yakni seluas 994,3 ribu hektare. Dengan data terbaru saat ini, praktis luas karhutla 2023 hanya berkurang 29,6 persen dibandingkan 2019 yang ketika itu seluas 1,64 juta hektare.

Sejumlah kalangan mengkhawatirkan kejadian karhutla yang terus berulang di Indonesia. Mereka juga menyayangkan isu ini luput dari debat pemilihan presiden 2024, termasuk ketika debat cawapres yang membicarakan tema lingkungan hidup pada Ahad, 21 Januari lalu.

Baca ulasan lengkap tentang data terbaru karhutla 2023 di laporan premium Tempo.

AGOENG WIJAYA | IRSYAN HASYIM

Berita terkait

Orangutan Ini Obati Sendiri Lukanya dengan Daun Akar Kuning, Bikin Peneliti Penasaran

6 hari lalu

Orangutan Ini Obati Sendiri Lukanya dengan Daun Akar Kuning, Bikin Peneliti Penasaran

Seekor orangutan di Suaq Belimbing, Aceh Selatan, menarik perhatian peneliti karena bisa mengobati sendiri luka di mukanya dengan daun akar kuning

Baca Selengkapnya

Tersangka Kasus Perdagangan Satwa Dilindungi di Makassar Segera Jalani Persidangan

16 hari lalu

Tersangka Kasus Perdagangan Satwa Dilindungi di Makassar Segera Jalani Persidangan

Saat ini kejahatan perdagangan satwa dilindungi kerap dilakukan melalui media online.

Baca Selengkapnya

Masukkan Sektor Laut Dalam Second NDC, KLHK: Ekosistem Pesisir Menyerap Karbon

16 hari lalu

Masukkan Sektor Laut Dalam Second NDC, KLHK: Ekosistem Pesisir Menyerap Karbon

KLHK memasukkan sektor kelautan ke dalam dokumen Second NDC Indonesia. Potensi mangrove dan padang lamun ditonjolkan.

Baca Selengkapnya

Kurangi Emisi Gas Rumah Kaca, KLHK Prioritaskan Pembatasan Gas HFC

16 hari lalu

Kurangi Emisi Gas Rumah Kaca, KLHK Prioritaskan Pembatasan Gas HFC

Setiap negara bebas memilih untuk mengurangi gas rumah kaca yang akan dikurangi atau dikelola.

Baca Selengkapnya

Ditarget Rampung Tahun Ini, Begini RUU KSDAHE Beri Ruang Dukungan untuk Konservasi Internasional

22 hari lalu

Ditarget Rampung Tahun Ini, Begini RUU KSDAHE Beri Ruang Dukungan untuk Konservasi Internasional

Rancangan Undang-undang tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya atau RUU KSDAHE ditarget segera disahkan pada tahun ini.

Baca Selengkapnya

Temuan Baru Anak Badak Jawa di Ujung Kulon, KLHK: Masih Banyak Ancaman

31 hari lalu

Temuan Baru Anak Badak Jawa di Ujung Kulon, KLHK: Masih Banyak Ancaman

Temuan individu baru badak Jawa menambah populasi satwa dilindungi tersebut di Taman Nasional Ujung Kulon. Beragam ancaman masih mengintai.

Baca Selengkapnya

Kualitas Udara Jakarta dan Sekitarnya Membaik, Gara-gara Mudik Lebaran?

31 hari lalu

Kualitas Udara Jakarta dan Sekitarnya Membaik, Gara-gara Mudik Lebaran?

Selama tiga hari terakhir, bersamaan dengan mudik lebaran, 11 stasiun pemantau kualitas udara Jakarta dan sekitarnya mencatat membaiknya level ISPU.

Baca Selengkapnya

Turut Dipicu Pasar Tumpah, Tambahan Sampah H-1 Lebaran di Depok Bisa Mencapai 180 Ton

31 hari lalu

Turut Dipicu Pasar Tumpah, Tambahan Sampah H-1 Lebaran di Depok Bisa Mencapai 180 Ton

Sampah di Depok diprediksi bertambah hingga 180 ton dari hari biasa pada malam Lebaran. Muncul dari pasar tumpah.

Baca Selengkapnya

KLHK: Ada Potensi Sampah 58 Juta Kilogram dari 2 Minggu Arus Mudik dan Balik Lebaran

34 hari lalu

KLHK: Ada Potensi Sampah 58 Juta Kilogram dari 2 Minggu Arus Mudik dan Balik Lebaran

KLHK menghitung potensi sampah hingga 58 juta kilogram dari mobilitas 193,6 juta penduduk dalam periode dua minggu arus mudik dan balik Lebaran 2024.

Baca Selengkapnya

Kena Getah Penambangan Ilegal di IKN

38 hari lalu

Kena Getah Penambangan Ilegal di IKN

KLHK menjatuhkan denda Rp 1,34 miliar kepada pemilik konsesi PT Mandiri Sejahtera Energindo di areal IKN. Penambangan diduga dilakukan pihak lain.

Baca Selengkapnya