Kenapa Pontianak Disebut Kota Kuntilanak? Begini Asal Usulnya

Reporter

Andika Dwi

Selasa, 6 Februari 2024 23:15 WIB

Warga menghidupkan meriam karbit di Kota Pontianak. ANTARA/HO

TEMPO.CO, Jakarta - Pontianak adalah salah satu kota di Provinsi Kalimantan Barat yang sekaligus menjadi pusat pemerintahan dan perekonomian provinsi tersebut. Kota ini dilalui oleh Sungai Landak dan Sungai Kapuas yang merupakan sungai terpanjang di Indonesia.

Kota Pontianak dikenal juga dengan nama Kota Khatulistiwa karena letaknya yang berada di garis Khatulistiwa. Meski begitu, kota ini juga memiliki sebutan unik sebagai Kota Kuntilanak. Hal ini berdasarkan tradisi lisan dan mitos yang berkembang di masyarakat setempat.

Pelafalan kata Pontianak juga mirip dengan kuntilanak yang merupakan salah satu jenis hantu perempuan di Indonesia. Tapi, kenapa Pontianak disebut Kota Kuntilanak? Simak rangkuman informasi selengkapnya berikut ini.


Asal Usul Sebutan Kota Kuntilanak


Mengutip dari laman Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (DPPKBPPPA) Pontianak, nama Pontianak tak lepas dari kisah-kisah hantu kuntilanak yang selalu mengganggu Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie, Sultan Pontianak Pertama. Keterangan dinas bersumber dari buku Asal-usul Kota-kota di Indonesia Tempo Doeloe.

Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie merupakan pendiri serta sultan pertama di Kerajaan Pontianak. Dia lahir pada 1142 Hijriah atau sekitar 1729-1730 Masehi. Dia adalah anak dari Al Habib Husin, seorang penyebar ajaran Islam dari Arab.

Advertising
Advertising

Alkisah disebutkan Sultan Syarif selalu diganggu oleh kuntilanak, hantu perempuan Indonesia. Dia pun melepaskan tembakan meriam untuk mengusir hantu tersebut. Setiap peluru meriam yang ditembakkan itu jatuh ke suatu tempat, maka akan didirikan sebuah kesultanan. Peluru meriam itu kemudian jatuh di dekat perempatan Sungai Kapuas dan Sungai Landak yang saat ini dikenal dengan nama Bering.

Sang Raja menembakkan meriam itu sebanyak tiga kali dan jatuh di tiga tempat yang berbeda. Tiga tempat itulah yang kemudian menjadi tiga titik pembangunan Pontianak. Adapun tiga titik tersebut adalah di Istana Kadriah, Masjid Jami Sultan Abdurrahman, dan pemakaman anggota keluarga Kesultanan Pontianak.

Bangunan Masjid Jami Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie di Pontianak, Kalimantan Barat, Sabtu, 24 November 2018. Masjid Jami Pontianak atau Jami Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie merupakan satu dari dua bangunan yang menjadi pertanda berdirinya Kota Pontianak pada 1771 Masehi, selain Istana Kadriyah. TEMPO/Fajar Januarta

Diceritakan, karena kerasnya suara tembakan meriam itu, para kuntilanak pun ketakutan dan pergi ke hutan Pontianak. Hal inilah yang membuat Pontianak dahulu kala disebut sebagai Kota Kuntilanak karena banyaknya hantu kuntilanak yang mendiami wilayah itu.

Selain itu, warga lokal juga sering menyebut nama puntianak yang merupakan singkatan dari kata “perempuan mati beranak”. Meski begitu, ada juga yang bercerita bahwa sebenarnya suara kuntilanak yang terdengar berasal dari kumpulan perampok yang bersembunyi di hutan. Suara itu dikeluarkan untuk menakut-nakuti warga agar tidak pergi ke hutan dan keberadaan mereka tidak diketahui siapapun.

Versi lain menyebutkan bahwa nama Pontianak berasal dari kata pohon punti yang berarti pohon yang sangat tinggi. Hal ini karena wilayah Kalimantan dulu terkenal karena hutan dan pepohonannya yang tinggi-tinggi. Itulah yang melahirkan istilah nama puntianak.

Legenda lain menyebutkan bahwa Pontianak berasal dari kata Pontian yang berarti pemberhentian atau tempat singgah. Hal ini berdasarkan posisi Kota Pontianak yang strategis untuk jalur perdagangan laut.

Melansir laman Kebudayaan Kemdikbud, arti kata Pontianak memiliki beberapa versi. Menurut tradisi lisan setempat, Pontianak adalah adanya hantu kuntilanak atau hantu perempuan di daerah Batu Layang dan pertemuan Sungai Kapuas dan Sungai Landak.

Namun, menurut Jimmy M. Ibrahim dalam buku “Dua Ratus Tahun Kota Pontianak” (1971: 17), kuntilanak yang dimaksud adalah bajak laut yang membunuh dan merampas hasil komoditas para pedagang yang berniaga di kawasan tersebut, juga sebagai basis persembunyiannya.

Versi lainnya dari penamaan Pontianak dapat dilihat dalam buku berjudul Pontianak Heritage dan Beberapa yang Berciri Khas karya Ahmad Asma DZ (2013: xxxii-xxxv). Dalam buku tersebut dijelaskan empat versi arti Pontianak lainnya.

Pertama, cerita rakyat melayu yang artinya ayunan anak. Kedua, berdasarkan kajian filologi Henry-Chambert Loir berasal dari nama pohon punti atau kata pon dan ti yang berarti pohon tinggi. Ketiga, berasal dari kata Pontian yang artinya perhentian. Keempat, dari bahasa mandarin Kun Tian yang artinya tempat perhentian; persinggahan.

RADEN PUTRI

Pilihan Editor: Buat Surat Terbuka untuk Jokowi, Pegiat Lingkungan Sungai Ini Minta Jatah Bansos

Berita terkait

Kesaksian Warga Bentrok dengan Perusahaan Tambang Batu Bara di Paser Kaltim

5 jam lalu

Kesaksian Warga Bentrok dengan Perusahaan Tambang Batu Bara di Paser Kaltim

Warga di Kabupaten Paser, Kalimantan Timur terlibat sengketa dengan perusahaan tambang batu bara.

Baca Selengkapnya

Cerita Pemilik Tanah di Paser Kaltim Terdampak Tambang Batu Bara: Kebun Sawit Tidak Bisa Dipanen

7 jam lalu

Cerita Pemilik Tanah di Paser Kaltim Terdampak Tambang Batu Bara: Kebun Sawit Tidak Bisa Dipanen

Akibat aktivitas tambang batu bara, kebun sawit warga di Paser Kaltim berubah menyerupai pulau. Tak lagi bisa dipanen.

Baca Selengkapnya

Diduga Menyerobot Lahan Warga di Paser Kaltim untuk Tambang Batu Bara, Ini Kata PT JTN

11 jam lalu

Diduga Menyerobot Lahan Warga di Paser Kaltim untuk Tambang Batu Bara, Ini Kata PT JTN

PT JTN diduga menyerobot lahan warga di Kecamatan Long Ikis, Kabupaten Paser, Kalimantan Timur untuk tambang batu bara.

Baca Selengkapnya

Bertemu Pemerintah Belanda, AMAN Kaltim Minta Pastikan Komitmen Lindungi Masyarakat Adat sebelum Investasi di IKN

5 hari lalu

Bertemu Pemerintah Belanda, AMAN Kaltim Minta Pastikan Komitmen Lindungi Masyarakat Adat sebelum Investasi di IKN

AMAN Kaltim meminta pemerintah Belanda memastikan komitmen pemerintah Indonesia melindungi masyarakat adat sebelum berinvestasi di proyek IKN Nusantara.

Baca Selengkapnya

OIKN Sebut Akan Sosialisasi Ulang ke Warga Sepaku Sekaligus Pengecekan Sertifikat tanah

5 hari lalu

OIKN Sebut Akan Sosialisasi Ulang ke Warga Sepaku Sekaligus Pengecekan Sertifikat tanah

OIKN akan melakukan sosialisasi ulang kepada masyarakat Sepaku sekaligus mengecek sertifikat tanah.

Baca Selengkapnya

Tertarik Pengelolaan Air di Proyek IKN, Pemerintah Belanda Kumpulkan LSM-LSM

7 hari lalu

Tertarik Pengelolaan Air di Proyek IKN, Pemerintah Belanda Kumpulkan LSM-LSM

Pemerintah Belanda mengumpulkan sejumlah lembaga swadaya masyarakat (LSM) untuk meminta pandangan mereka tentang proyek Ibu Kota Nusantara (IKN).

Baca Selengkapnya

30 Ribu Personel Polri akan Pindah ke IKN secara Bertahap hingga 2040

13 hari lalu

30 Ribu Personel Polri akan Pindah ke IKN secara Bertahap hingga 2040

Polri akan memindakan puluhan ribu anggotanya ke IKN dalam empat tahap hingga 2040

Baca Selengkapnya

Ada 107 Titik Panas di Kaltim, BMKG Ingatkan Bahaya Cuaca Kering

23 hari lalu

Ada 107 Titik Panas di Kaltim, BMKG Ingatkan Bahaya Cuaca Kering

BMKG Balikpapan masih mendeteksi 107 titik panas di area Kalimantan Timur hingga 19 April lalu. Jumlahnya menurun namun tetap harus diantisipasi.

Baca Selengkapnya

Meningkat, BMKG Temukan 167 Titik Panas di Kalimantan Timur

29 hari lalu

Meningkat, BMKG Temukan 167 Titik Panas di Kalimantan Timur

Sebanyak 167 titik panas ini terpantau sepanjang hari Minggu kemarin mulai pukul 01.00 hingga 24.00 WITA.

Baca Selengkapnya

BMKG Deteksi 169 Titik Panas di Kalimantan Timur, Terbanyak di Kutai Timur

32 hari lalu

BMKG Deteksi 169 Titik Panas di Kalimantan Timur, Terbanyak di Kutai Timur

BMKG mendeeteksi ada 169 titik panas di Kalimantan Timur. Terbanyak di wilayah Kutai Timur.

Baca Selengkapnya