Terobosan BRIN Ubah Limbah Tahu menjadi Biogas

Reporter

Editor

Avit Hidayat

Sabtu, 17 Februari 2024 06:00 WIB

Pekerja memotong tahu di pabrik tahu rumahan di Jakarta, 10 Juni 2015. Pengrajin tahu/tempe di pabrik rumahan tersebut gunakan bahan baku kedelai impor. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) baru-baru ini menggagas teknologi pengubah limbah tahu menjadi biogas. Peneliti Pusat Riset Lingkungan dan Teknologi Bersih BRIN Neni Sintawardani menyebut pemanfaatan limbah tahu ini dapat menjadi solusi alternatif secara anaerobic bacteria atau proses kimia yang sedang dikembangkan di Dusun Giriharja, Desa Jelekong, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

“Sebenarnya tujuan utama kita yaitu mengolah limbah tersebut agar layak buang. Kemudian melihat respons masyarakat setempat untuk mendukung dengan menyediakan lahan, sekaligus ikut aktif berperan dalam pengelolaan IPAL (instalasi pengelolaan air limbah),” kata Neni seperti dikutip dari situs BRIN pada Sabtu, 17 Februari 2024.

Anaerobic bacteria yang dimaksud Neni merujuk pada proses kimiawi secara tertutup untuk menjamin bakteri tidak bisa hidup. Penelitian juga harus dilakukan dengan cara steril. Dalam prosesnya, nanti limbah tahu yang memiliki kandungan organik tinggi akan diurai oleh mikroba menjadi metana dan karbon dioksida. Hasilnya berupa energi biogas yang bisa dimanfaatkan dalam skala rumah tangga.

Baca: Melihat Rumah Tahan Gempa Berbahan Dasar Limbah PLTU Buatan Mahasiswa PPNS dan ITS

Riset Neni dimulai dari membenahi sistem pengaliran air limbah pabrik tahu. Tujuannya untuk memisahkan limbah cair pekat dengan limbah cair encer. Proses ini dilakukan di seluruh pabrik tahu skala kecil dan menengah yang ada di Dusun Giriharja. Limbah lantas dialirkan ke saluran IPAL anaerobic.

Neni mengklaim, teknologi yang dia kembangkan ini bisa mengantisipasi fluktuasi limbah pada industri tahu skala pengrajin. ‘’Dengan kapasitas produksi tahu skala besar dalam satu hari, IPAL anaerobic ini mampu memproses limbah cair pekat sebanyak 24 meter kubik per hari. Dari situ, dapat dihasilkan biogas yang disalurkan ke rumah warga Dusun Giriharja untuk kebutuhan memasak harian,” ucap dia.

Pengelolaan IPAL anaerobic selama ini dilakukan secara mandiri oleh warga yang sudah membentuk Kelompok Pengrajin Tahu Giriharja. Pengembangan teknologi pengolahan limbah tahu nanti diharapkan menjadi nilai tambah usaha pada kelompok tersebut.

“Inisiasi IPAL Anaerobik ini awalnya berasal dari masyarakat Giriharja yang peduli dengan kelangsungan kelestarian lingkungan. Ke depan, sebagian produk biogas ini akan disalurkan ke sistem pembangkit listrik sederhana guna memenuhi kebutuhan listrik untuk operasional IPAL Anaerobik,” kata dia.

Industri tahu merupakan salah satu industri yang menghasilkan limbah organik berupa limbah padat dan limbah cair. Limbah padat berasal dari proses penyaringan dan penggumpalan, sedangkan limbah cair dihasilkan dari proses pencucian, perebusan, pemadatan, hingga pencetakan tahu yang membuat volume limbah cair menjadi lebih tinggi.

Pencemaran limbah tahu oleh industri dikenal berbahaya dan beracun. Penelitian-penelitian yang ada menyebut limbah tahu dapat mencemari lingkungan, tak terkecuali air tanah. Dalam jangka panjang juga dapat merusak ekosistem perairan. Limbah juga memicu bau busuk yang menyengat dan dapat mengganggu warga sekitar.

Baca: 3 Instalasi Pengolahan Air di Solo Ditutup karena Tercemar Limbah Ciu, Ribuan Warga Kekurangan Air

Berita terkait

Potensi Gempa Sesar Lembang, Peneliti BRIN Sebut Tingkat Ancaman Besar Karena Dangkal

3 jam lalu

Potensi Gempa Sesar Lembang, Peneliti BRIN Sebut Tingkat Ancaman Besar Karena Dangkal

Sampai kedalaman 4,5 meter tanah ditemukan empat kejadian gempa yang berkaitan dengan Sesar Lembang

Baca Selengkapnya

Pemugaran Situs Candi di Jambi Ungkap 5 Lapisan Tanah Purba, Kota Besar yang Runtuh oleh Banjir?

13 jam lalu

Pemugaran Situs Candi di Jambi Ungkap 5 Lapisan Tanah Purba, Kota Besar yang Runtuh oleh Banjir?

Pemugaran situs Candi Parit Duku di Jambi mengungkap lima lapisan tanah purba atau lapisan budaya dalam istilah arkeologi.

Baca Selengkapnya

Harga Jual Maksimal Rp 1 Juta, Meteran Air Sistem Token Ala Telkom University Siap Menyaingi Produk Swasta

1 hari lalu

Harga Jual Maksimal Rp 1 Juta, Meteran Air Sistem Token Ala Telkom University Siap Menyaingi Produk Swasta

Alat dan perangkat lunak meteran air bersistem token yang dikembangkan Telkom University direncanakan masuk ke pasaran.

Baca Selengkapnya

Antisipasi Bencana Geologi, BRIN Teliti Sebaran Sesar Pemicu Gempa

1 hari lalu

Antisipasi Bencana Geologi, BRIN Teliti Sebaran Sesar Pemicu Gempa

Tim BRIN meneliti sejumlah kondisi geologi yang bisa memicu gempa bumi di Indonesia. Salah satunya soal Sesar Lembang dan sesar lain di sekitarnya.

Baca Selengkapnya

Terdapat 24.000 Sampah Antariksa, Ini Studi BRIN soal Potensi Jatuhnya ke Wilayah Indonesia

1 hari lalu

Terdapat 24.000 Sampah Antariksa, Ini Studi BRIN soal Potensi Jatuhnya ke Wilayah Indonesia

Sampah antariksa saat ini sekitar 24.000. Peneliti BRIN melakukan studi soal potensi jatuhnya ke wilayah Indonesia.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Sebut Pernyataan Oposisi Ganjar Berpotensi Jadi Arah PDIP, Ini Alasannya

2 hari lalu

Peneliti BRIN Sebut Pernyataan Oposisi Ganjar Berpotensi Jadi Arah PDIP, Ini Alasannya

Deklarasi Ganjar menjadi oposisi di pemerintahan Prabowo bisa jadi merupakan penegasan arah politik PDIP.

Baca Selengkapnya

Inovasi Meteran Air Sistem Token dari Tim Peneliti di Telkom University

2 hari lalu

Inovasi Meteran Air Sistem Token dari Tim Peneliti di Telkom University

Tim peneliti di Telkom University mengembangkan sistem perangkat lunak dan alat pencatat meteran air bagi kalangan pelanggan perusahaan air minum.

Baca Selengkapnya

Kata Pakar Soal Posisi Koalisi dan Oposisi dalam Pemerintahan Prabowo

3 hari lalu

Kata Pakar Soal Posisi Koalisi dan Oposisi dalam Pemerintahan Prabowo

Prabowo diharapkan tidak terjebak dalam politik merangkul yang berlebihan.

Baca Selengkapnya

Kaji Efek Heatwave Asia, Peneliti BRIN Temukan Hot Spell 40 Derajat di Bekasi

4 hari lalu

Kaji Efek Heatwave Asia, Peneliti BRIN Temukan Hot Spell 40 Derajat di Bekasi

Bukan heatwave yang mengancam wilayah Indonesia. Simak hasil kajian tim peneliti BRIN berikut.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Studi Lutesium-177-PSMA untuk Obat Nuklir Kanker Prostat

4 hari lalu

Peneliti BRIN Studi Lutesium-177-PSMA untuk Obat Nuklir Kanker Prostat

Peneliti BRIN Rien Ritawidya mengembangkan studi Lutesium-177-PSMA untuk obat nuklir kanker prostat

Baca Selengkapnya