BMKG Sebut Gempa Terkini M5,7 dari Zona Megathrust, Sukabumi Paling Terguncang
Reporter
Irsyan Hasyim (Kontributor)
Editor
Zacharias Wuragil
Minggu, 25 Februari 2024 21:44 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Hasil analisis BMKG mengungkap gempa terkini yang guncangannya bisa dirasakan di sejumlah wilayah di Banten, Jawa Barat, termasuk sekitaran Jakarta, pada malam ini dipicu oleh aktivitas subduksi lempeng benua di dasar laut. Data BMKG menyebut gempa berkekuatan M5,7 itu memiliki mekanisme cerminan gempa megathrust namun tak sampai berpotensi tsunami.
"Gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia di selatan Banten," bunyi bagian dari keterangan tertulis yang dibagikan Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, Minggu malam 25 Februari 2024.
Daryono memperbarui sejumlah keterangan awal yang telah disampaikan BMKG mengenai gempa yang dicatat terjadi pukul 20.07 WIB itu. Pusat gempa disebutnya di laut pada jarak 96 kilometer arah barat daya Bayah, Lebak, Banten. Kedalamannya, 43 kilometer.
Gempa berdampak dan dirasakan terkuat pada skala IV MMI di daerah Surade, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Pada skala intensitas itu, guncangan gempa diilustrasikan sebagai gempa siang hari yang bisa dirasakan oleh orang banyak di dalam rumah, menyebabkan antara lain pintu dan jendela berderik.
Gempa yang sama dirasakan di daerah Pelabuhan Ratu (Sukabumi, Bayah dan Malingping (Banten), serta Garut dengan skala intensitas III MMI. Ini setara getaran yang dirasakan nyata dalam rumah seakan ada truk berlalu. Semakin lemah, menurut BMKG, guncangan gempa itu juga dirasakan di daerah Bandung, Cilacap, Panimbang dan Cigelis (II-III MMI) serta Serang dan Lembang (II MMI).
Meski tak masuk pemetaan BMKG, sejumlah warga yang berada di sejumlah daerah di seputaran Jakarta, seperti Depok, Bekasi, dan Tangerang, menyatakan juga bisa merasakan guncangan gempa yang sama
Hingga hampir setengah jam berlalu, BMKG belum mendeteksi adanya gempa susulan.
Daryono mengingatkan kepada masyarakat dihimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. termasuk, agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.
"Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah," katanya.
Pilihan Editor: Kematian Beruntun, Gajah Sumatera Kembali Ditemukan Mati