Muhammadiyah Usul Meniadakan Sidang Isbat Awal Ramadan, Ini Tanggapan Peneliti BRIN

Sabtu, 9 Maret 2024 17:34 WIB

Sejumlah guru dan santri menyiapkan teleskop untuk memantau hilal di Masjid Al-Musyari'in, Jakarta Barat, Jumat, 1 April 2022. Pemantauan hilal tersebut guna menentukan awal Ramadhan 1443 Hijriah. Sementara untuk hasil Sidang Isbat penentuan awal Ramadhan akan diumumkan oleh Pemerintah melalui Kementerian Agama. TEMPO / Hilman Fathurrahman W

TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Thomas Djamaludin menanggapi usulan dari Muhammadiyah untuk meniadakan sidang isbat untuk penetapan awal Ramadan.

Menurut Thomas, awal Ramadan harus ditetapkan atau di-isbat-kan oleh pemerintah. “Perukyat tidak bisa mengumumkan sendiri hasil rukyatnya,” kata dia, Sabtu 9 Maret 2024.

Menurutnya, meniadakan sidang isbat akan mengabaikan hak pengamal rukyat seperti dari Nahdlatul Ulama dan organisasi masyarakat lainnya. Rukyat atau pengamatan bulan sabit baru (hilal), lazim dilakukan untuk menentukan penanda awal bulan baru Hijriah dalam kalender Islam.

Selain rukyat, dilakukan juga perhitungan atau hisab terkait posisi bulan yang akan diamati, termasuk untuk menentukan 1 Ramadan 1445 Hijriah sekarang ini sebagai awal puasa. “Rukyat bagi pengamalnya adalah ketaatan atas perintah Rasul agar berpuasa karena melihat hilal,” ujar Thomas.

Meskipun banyak ahli hisab dan sudah diketahui hilal tidak mungkin bisa diamati, para perukyat tetap mengamati. Hasil pengamatan misalnya tidak terlihat tetap dilaporkan untuk sidang isbat yang digelar Kementerian Agama. “Jadi, anggaran bukan pertimbangan,” kata Thomas.

Advertising
Advertising

Selain itu, menurutnya, sidang isbat menjadi forum musyawarah para pihak, seperti pakar, ulama, dan ormas untuk membahas hisab dan rukyat. “Keputusan diambil dari hasil musyawarah, lalu diputuskan oleh Menteri Agama dengan Keputusan Menteri,” ujar dia.

Sebelumnya diberitakan, Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Mu'ti, mengakui adanya usulan peniadaan sidang isbat itu. "Dengan tidak diadakan isbat, lebih menghemat anggaran negara yang secara keuangan sedang tidak baik-baik saja," katanya.

Selain itu, menurutnya, pemerintah menggunakan kriteria MABIMS, yakni kesepakatan Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura. "Dengan kriteria itu, hasil isbat sudah dapat diprediksi dengan jelas," ujar Mu'ti.

Muhammadiyah menetapkan 1 Ramadan 1445 Hijriah untuk mengawali puasa pada Senin, 11 Maret 2024. Sementara itu, dengan kriteria MABIMS, syarat pengamatan ketinggian bulan, yaitu minimal 3 derajat dengan elongasi atau jarak sudut bulan dan matahari di langit minimal 6,4 derajat.

Mengacu kriteria itu, menurut Thomas, potensi awal puasa akan berbeda dengan Muhammadiyah. Alasannya ketinggian bulan saat magrib pada Minggu, 10 Maret 2024 masih sangat rendah sehingga tidak mungkin bisa dirukyat atau diamati.

Secara hisab atau perhitungan pun, menurut Thomas, pada 10 Maret 2024 belum bisa dianggap sebagai bulan baru menurut kriteria MABIMS. “Tetapi kalau menggunakan kriteria wujudul hilal itu sudah bulan baru,” katanya. Karena itu, Muhammadiyah pada malam 10 Maret 2024 akan mulai salat tarawih dan memulai puasa pada 11 Maret 2024.

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Harga Jual Maksimal Rp 1 Juta, Meteran Air Sistem Token Ala Telkom University Siap Menyaingi Produk Swasta

1 hari lalu

Harga Jual Maksimal Rp 1 Juta, Meteran Air Sistem Token Ala Telkom University Siap Menyaingi Produk Swasta

Alat dan perangkat lunak meteran air bersistem token yang dikembangkan Telkom University direncanakan masuk ke pasaran.

Baca Selengkapnya

Antisipasi Bencana Geologi, BRIN Teliti Sebaran Sesar Pemicu Gempa

1 hari lalu

Antisipasi Bencana Geologi, BRIN Teliti Sebaran Sesar Pemicu Gempa

Tim BRIN meneliti sejumlah kondisi geologi yang bisa memicu gempa bumi di Indonesia. Salah satunya soal Sesar Lembang dan sesar lain di sekitarnya.

Baca Selengkapnya

Terdapat 24.000 Sampah Antariksa, Ini Studi BRIN soal Potensi Jatuhnya ke Wilayah Indonesia

1 hari lalu

Terdapat 24.000 Sampah Antariksa, Ini Studi BRIN soal Potensi Jatuhnya ke Wilayah Indonesia

Sampah antariksa saat ini sekitar 24.000. Peneliti BRIN melakukan studi soal potensi jatuhnya ke wilayah Indonesia.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Sebut Pernyataan Oposisi Ganjar Berpotensi Jadi Arah PDIP, Ini Alasannya

1 hari lalu

Peneliti BRIN Sebut Pernyataan Oposisi Ganjar Berpotensi Jadi Arah PDIP, Ini Alasannya

Deklarasi Ganjar menjadi oposisi di pemerintahan Prabowo bisa jadi merupakan penegasan arah politik PDIP.

Baca Selengkapnya

Inovasi Meteran Air Sistem Token dari Tim Peneliti di Telkom University

2 hari lalu

Inovasi Meteran Air Sistem Token dari Tim Peneliti di Telkom University

Tim peneliti di Telkom University mengembangkan sistem perangkat lunak dan alat pencatat meteran air bagi kalangan pelanggan perusahaan air minum.

Baca Selengkapnya

Kata Pakar Soal Posisi Koalisi dan Oposisi dalam Pemerintahan Prabowo

2 hari lalu

Kata Pakar Soal Posisi Koalisi dan Oposisi dalam Pemerintahan Prabowo

Prabowo diharapkan tidak terjebak dalam politik merangkul yang berlebihan.

Baca Selengkapnya

Kaji Efek Heatwave Asia, Peneliti BRIN Temukan Hot Spell 40 Derajat di Bekasi

4 hari lalu

Kaji Efek Heatwave Asia, Peneliti BRIN Temukan Hot Spell 40 Derajat di Bekasi

Bukan heatwave yang mengancam wilayah Indonesia. Simak hasil kajian tim peneliti BRIN berikut.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Studi Lutesium-177-PSMA untuk Obat Nuklir Kanker Prostat

4 hari lalu

Peneliti BRIN Studi Lutesium-177-PSMA untuk Obat Nuklir Kanker Prostat

Peneliti BRIN Rien Ritawidya mengembangkan studi Lutesium-177-PSMA untuk obat nuklir kanker prostat

Baca Selengkapnya

Satelit NEO-1 Karya BRIN Masuki Tahap Penyelesaian, Diluncurkan Akhir 2024 atau Awal 2025

4 hari lalu

Satelit NEO-1 Karya BRIN Masuki Tahap Penyelesaian, Diluncurkan Akhir 2024 atau Awal 2025

BRIN mengembangkan konstelasi satelit untuk observasi bumi. Satelit NEO-1 kini memasuki tahap penyelesaian akhir.

Baca Selengkapnya

Muhammadiyah Jawab Soal Kursi Menteri Pendidikan di Kabinet Prabowo

4 hari lalu

Muhammadiyah Jawab Soal Kursi Menteri Pendidikan di Kabinet Prabowo

Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Abdul Mu'ti buka suara terkait jatah kursi menteri di Kabinet Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Apa katanya?

Baca Selengkapnya