Banjir Demak Dirumorkan Isyarat Kembalinya Selat Muria, Begini Kisah Selat yang Hilang Itu

Selasa, 19 Maret 2024 08:10 WIB

Foto udara kondisi jalur utama pantura Demak-Kudus yang terendam banjir di Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, Senin 18 Maret 2024. Banjir yang kembali melanda Kabupaten Demak itu karena curah hujan tinggi yang menyebabkan sejumlah tanggul sungai jebol sehingga mengakibatkan ribuan rumah terendam banjir di 89 desa dari 11 kecamatan, 24.946 jiwa mengungsi, serta terputusnya jalur utama pantura Demak-Kudus. ANTARA FOTO/Aji Styawan

TEMPO.CO, Jakarta - Jalur pantura Jawa di wilayah Demak-Kudus di Kecamatan Karanganyar kembali terendam banjir pada Ahad, 17 Maret 2024. Lalu lintas di jalan nasional tersebut kembali lumpuh. Air menggenangi jalan dan tak bisa dilalui kendaraan. Banjir Demak juga terjadi bulan lalu, Kamis, 8 Februari 2024, di lokasi yang sama. Ketika itu banjir menggenangi Jalur Pantura serta pemukiman dan lahan pertanian di sekitarnya selama sepekan lebih.

Banjir yang terus berulang di wilayah itu disebut-sebut berhubungan dengan selat Muria, sebuah bentang alam perairan yang pernah memisahkan pulau Muria dengan pulau Jawa. Seiring berjalan waktu, selat perlahan semakin dangkal hingga air menyusut dan lama kelamaan selat itu hilang. Banjir saat ini dirumorkan sebagai indikasi kembalinya selat Muria tersebut. Lantas, bagaimana kisah Selat Muria, dilansir dari berbagai sumber inilah fakta-faktanya:

1. Sejarah Selat Muria

Pada masa glasial, sekira 600.000 tahun yang lalu, Gunung Muria beserta pegunungan kecil di Patiayam dulunya bergabung dengan dataran utama Pulau Jawa. Hal itu terjadi karena saat itu suhu bumi turun dalam waktu yang lama. Sehingga permukaan laut turun rata-rata 100 meter. Namun pada interglasial, kondisi itu berbalik. Suhu bumi meningkat menyebabkan es mencair. Alhasil volume air laut meningkat membuat dataran Gunung Muria dan Pulau Jawa terpisah oleh laut dangkal yang tidak terlalu lebar hingga menjadi selat.

2. Jalur Transportasi yang Ramai

Advertising
Advertising

Dikutip dari Kemendikbud.go.id, dulunya Selat Muria adalah jalur perdagangan dan transportasi yang ramai dilalui. Selat itu menjadi jalan antara masyarakat yang tinggal di Pulau Jawa dengan masyarakat yang tinggal di pulau-pulau lainnya. Karena adanya selat ini, masyarakat yang ingin bepergian antara Kudus dan Demak harus menggunakan kapal. Keberadaan selat ini pulalah yang dahulu membuat Kerajaan Demak menjadi kerajaan maritim.

3. Hilangnya Selat Muria

Dilansir dari Undip.ac.id, setelah abad ke-17 Selat Muria semakin dangkal sehingga kapal tidak dapat berlayar mengarunginya. Pendangkalan terjadi karena saat itu terjadi perkembangan dataran aluvial di sepanjang pantai utara Jawa. Meski demikian, pada musim hujan perahu-perahu kecil masih bisa mengarungi selat itu dari Demak hingga Juwana. Pada 1996, seorang peneliti bernama Lombard menjelaskan ada air laut dari Selat Muria yang masih tersisa sampai sekarang. Air laut yang terperangkap di dataran Jawa itu kemudian dikenal dengan nama Bledug Kuwu.

4. Diduga Sebabkan Kemunduran Kerajaan Demak

Dilansir dari Ub.ac.id, diduga Kerajaan Demak yang pernah berjaya pada abad ke-16 mengalami kemunduran karena pendangkalan yang terjadi di Selat Muria. Karena pendangkalan itu, Demak yang mulanya berada di tepi Selat Muria kemudian berubah menjadi sebuah kota yang dikelilingi oleh daratan. Setelah pendangkalan yang terjadi di Selat Muria, pelabuhan kerajaan itu kemudian berpindah ke Jepara. Namun, sempat muncul kekhawatiran Selat Muria akan terbentuk lagi setelah terjadinya banjir yang melanda wilayah Kabupaten Pati dan sekitarnya pada 2014.

5. Fosil Binatang Laut di Patiayam

Salah satu bukti lain dari adanya Selat Muria adalah temuan fosil hewan laut di Situs Patiayam Kudus. Di situs itu, ditemukan beberapa fosil hewan laut seperti moluska, ikan hiu, penyu, dan buaya. Diperkirakan, fosil-fosil itu sudah berumur di atas 800.000 tahun. Tidak hanya itu juga ditemukan jejak sebuah hunian kuno dan beberapa temuan lainnya seperti fragmen gerabah, keramik, dan perhiasan berbahan emas. Dari adanya temuan-temuan tersebut, diduga Situs Medang dulunya merupakan hunian kuno yang letaknya berada di sisi selatan Selat Muria.

MYESHA FATINA RACHMAN I JAMAL ABDUN NASHR

Pilihan Editor: 21 Daerah yang Alami Penurunan Tanah di Indonesia, Ada Demak-Semarang di Pantura

Berita terkait

Pembangunan Jalan Tol Semarang - Demak Dikebut, Ada 2 Alasan

9 hari lalu

Pembangunan Jalan Tol Semarang - Demak Dikebut, Ada 2 Alasan

Juru Bicara Kementerian PUPR Endra S Atmawidjaja mengatakan Jalan Tol Semarang-Demak merupakan proyek strategis nasional (PSN) .

Baca Selengkapnya

Rekomendasi 7 destinasi Wisata di Bumi RA Kartini Jepara

19 hari lalu

Rekomendasi 7 destinasi Wisata di Bumi RA Kartini Jepara

Jepara asal RA Kartini memiliki beragam potensi destinasi wisata menarik, salah satunya adalah Taman Nasional Karimunjawa.

Baca Selengkapnya

Daftar Film Perjuangan Kartini Berikut Sinopsisnya

21 hari lalu

Daftar Film Perjuangan Kartini Berikut Sinopsisnya

Film-film yang menggambarkan perjuangan R.A Kartini

Baca Selengkapnya

Jejak Surat RA Kartini: Emansipasi Hingga Agama

21 hari lalu

Jejak Surat RA Kartini: Emansipasi Hingga Agama

Potongan-potongan surat RA Kartini yang menunjukan perjuangan wanita

Baca Selengkapnya

Kisah Kardinah, Adik RA Kartini yang Berjasa namun Dipersekusi di Tegal

22 hari lalu

Kisah Kardinah, Adik RA Kartini yang Berjasa namun Dipersekusi di Tegal

Meski dari kalangan bangsawan, keluarga Kartini ini kerap membantu masyarakat. Namun adik Kartini dipersekusi dan darak keliling kota hingga trauma.

Baca Selengkapnya

Tradisi Unik Lebaran Ketupat di 5 Daerah, Salah Satunya Madura Rayakan Tellasan Topak

24 hari lalu

Tradisi Unik Lebaran Ketupat di 5 Daerah, Salah Satunya Madura Rayakan Tellasan Topak

Setiap daerah di Indonesia memiliki tradisi yang berbeda untuk merayakan lebaran ketupat yang biasanya pada 7 atau 8 syawal.

Baca Selengkapnya

Ini Jalur Alternatif untuk Hadapi Arus Balik Lebaran 2024 di Jawa Barat

30 hari lalu

Ini Jalur Alternatif untuk Hadapi Arus Balik Lebaran 2024 di Jawa Barat

Pemudik diharapakan memperhatikan sejumlah hal sebelum memutuskan menggunakan jalur alternatif.

Baca Selengkapnya

Jalur Mudik Pantura Sayung Demak Masih Tergenang Banjir Rob

35 hari lalu

Jalur Mudik Pantura Sayung Demak Masih Tergenang Banjir Rob

BPBD Kabupaten Demak melaporkan banjir rob masih menggenangi wilayah Sayung, Demak. Arus mudik di jalur mudik Pantura yang melintasi Demak terhambat.

Baca Selengkapnya

Jalan Nasional Pantura Padat Imbas Pemberlakuan One Way Jalan Tol

37 hari lalu

Jalan Nasional Pantura Padat Imbas Pemberlakuan One Way Jalan Tol

Pemberlakuan one way di jalan tol menyebabkan jalan arteri dan nasional di jalur pantai utara atau Pantura padat lalu lintas.

Baca Selengkapnya

Atur Waktu Perjalanan, Sebagian Jalur Mudik di Jawa Barat Diprediksi Hujan Sore ini

37 hari lalu

Atur Waktu Perjalanan, Sebagian Jalur Mudik di Jawa Barat Diprediksi Hujan Sore ini

Sebagian jalur darat di Jawa Barat berpotensi diguyur hujan pada sore hingga malam nanti, Sabtu, 6 April 2024. Puncak arus mudik sedang berlangsung.

Baca Selengkapnya