Tanggapan Walhi Jatim Terhadap Banjir di Kota Surabaya Sepanjang 2024

Jumat, 26 April 2024 19:10 WIB

Pengendara kendaraan bermotor menerjang banjir yang menggenangi Jalan Mayjen Sungkono, Surabaya, Jawa Timur, Jumat, 28 April 2023. Hujan deras yang mengguyur di kawasan itu menyebabkan sebagian jalan terendam genangan banjir dan mengakibatkan kemacetan lalu lintas di kawasan tersebut. ANTARA FOTO/Didik Suhartono

TEMPO.CO, Jakarta - Pada 2024, Kota Surabaya menjadi salah satu wilayah di Jawa Timur yang merasakan langsung dampak banjir. Cuaca ekstrem berupa hujan disertai angin dengan curah hujan yang cukup tinggi berpadu dengan alih fungsi ruang telah mendorong meningkatnya intensitas bencana.

Pada 17 Februari 2024, wilayah Surabaya bagian barat yakni di wilayah Pakal dilanda banjir. Menurut informan Wahana Lingkungan Hidup (WALHI) Jawa Timur (Jatim) di wilayah tersebut, banjir disebabkan oleh hujan deras yang berlangsung sejak pukul 14.00 WIB hingga 18.00 WIB atau 4 jam.

Akibatnya kawasan Pakal pada titik Jalan Pakal Madya Barat, Jalan Tengger Kandangan, dan Jalan Raya Jurang Kuping, terendam banjir kurang lebih setinggi 40 cm. Menurut informan kami bahwa banjir di wilayah Pakal tersebut merupakan kejadian banjir terparah dalam beberapa tahun terakhir, hal ini juga dapat divalidasi dari pewartaan suarasurabaya.net.

Pada 5 April 2024, Kota Surabaya kembali dilanda banjir cukup parah. Kejadian banjir tersebut melanda Dukuh Kupang. Menurut informasi Walhi Jatim bahwa hujan deras terjadi pada malam hari 4 April lalu sekitar pukul 21.30 hingga 02.00 dini hari atau kurang lebih 5 jam.

Peristiwa tersebut menyebabkan banjir hingga setinggi dada orang dewasa di wilayah Dukuh Kupang gang lebar. Merujuk pada hasil invetarisasi kejadian banjir dari pewartaan Jawapos.com. wilayah Dukuh Kupang memang sering dilanda banjir. Karena sudah menjadi langganan, akhirnya warga beradaptasi dengan meninggikan area depan rumah dan menaruh pembatas agar jika hujan lebat terjadi air sampai memasuki rumah. Tetapi, banjir yang terjadi kemarin benar-benar mengejutkan warga, air yang biasanya hanya mencapai lutut, terus naik hingga sedada orang dewasa.

Advertising
Advertising

Tindakan Pemkot Surabaya

Merujuk pada keterangan resmi Pemkot Surabaya, bahwa banjir parah yang melanda Kota Surabaya, pada 17 Februari dan pada 4 April, terdapat 3 problem utama yang menjadi penyebab banjir, pertama karena tumpukan sampah yang menghambat saluran air, kedua penyempitan saluran air akibat pelebaran jalan raya, dan ketiga belum tersedianya rumah pompa di wilayah tersebut.

Merujuk pada keterangan dari Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga Surabaya menyatakan bahwa penumpukan sampah dan penyempitan saluran air akibat pelebaran jalan menjadi masalah utama yang menyebabkan banjir di awal tahun 2024. Wakil DPRD Kota Surabaya A.H Thony juga menyoroti perilaku membuang sampah di saluran air yang menjadi kebiasaan warga surabaya. Ia mengatakan jika budaya membuang sampah di sungai harus dihentikan, agar kota ini tidak akrab dengan banjir.

Pada tahun ini, Pemkot Surabaya telah menyiapkan anggaran sebesar Rp 776 miliar untuk mengatasi masalah banjir yang ada di Surabaya. Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi sendiri menargetkan surabaya bebas banjir pada tahun 2027, dibutuhkan anggaran sebesar Rp. 3,5 triliun untuk mencapai target ini, anggaran tersebut nantinya akan dialokasikan untuk pembangunan box culvert, perbaikan saluran primer dan pembangunan rumah pompa baru di kecamatan yang belum memiliki rumah pompa.

WALHI Jatim Menanggapi

Dikutip dari walhi.org, Wahana Lingkungan Hidup (WALHI) Jawa Timur (Jatim) menilai bahwa kejadian banjir yang terjadi di Kota Surabaya bukan semata-mata persoalan saluran air atau hal-hal teknis seperti pembangunan fasilitas fisik pengendali banjir.

Perlu ditekankan bahwa solusi penanganan yang setiap tahun selalu berkutat pada perbaikan saluran air, penyediaan fasilitas rumah pompa dan penyediaan mobil pompa, hanya sebagai aspirin atau meredakan persoalan dalam jangka waktu singkat. Karena banjir terjadi setiap tahun menujukkan trend peningkatan baik dari segi kejadian maupun dampak. Meski Pemkot Surabaya sudah berusaha mengatasi persoalan tersebut, tetapi kami melihat belum ada kebijakan yang signifikan untuk menyelesaikan masalah ini.

Menurut WALHI Jatim, hal yang sering kali luput dalam pembahasan banjir di Kota Surabaya adalah alih fungsi tata ruang, penandanya adalah semakin menciutnya area resapan dan tangkapan air. Semakin berkurangnya area resapan dan tangkapan air telah meningkatkan resiko terjadinya banjir di suatu wilayah.

Kota Surabaya yang menjadi pusat industri, perdagangan dan jasa di wilayah Jawa Timur telah berubah menjadi kota yang penuh sesak dengan pembangunan tidak terkendali serta menunjukkan buruknya perencanaan ruang dan dirusaknya paradigma tata ruang mengendalikan ekonomi, tetapi sebaliknya ekonomi mengendalikan dan mengatur tata ruang, sebagaimana hasil kajian assement berjudul “Pengantar Membaca Alih Fungsi Tata Ruang di Kota Batu dan Surabaya.”

Salah satu yang kami temukan sebelumnya adalah adanya perubahan pada lahan terbuka, terutama pada kawasan Surabaya Barat dan Timur yang secara intensif dan masif berubah menjadi perumahan elit. Area yang sebelumnya merupakan lahan hijau seperti area persawahan, area resapan alami seperti waduk dan kawasan mangrove telah hilang dan berganti menjadi perumahan elit.

Sementara pada kawasan tengah, pembangunan tidak terkendali, betonisasi sampai ditempatinya sempadan sungai hingga saluran air untuk permukiman atau usaha menjadi penyumbang semakin rumitnya persoalan tata ruang di Surabaya.

Hal tersebut dapat dilihat dari bagaimana perubahan yang terjadi di wilayah Surabaya Barat khususnya di Kecamatan pakal dalam kurun 15 tahun terakhir, berkurangnya lahan terbuka telah menyebabkan wilayah ini menjadi daerah rentan banjir. Begitu Pula dengan wilayah dukuh kupang yang setiap tahun mengalami pertumbuhan penduduk, menjadikan wilayah ini juga rentan mengalami banjir, akibat menyempitnya lahan terbuka sebagai area pemukiman.

Pilihan Editor: Jalur Pantura Semarang - Surabaya Terendam Banjir Setinggi 2 Meter

Berita terkait

Respon WWF ke-10 di Bali, Walhi Ingatkan Potensi Rusaknya Subak oleh Proyek Infrakstruktur

54 menit lalu

Respon WWF ke-10 di Bali, Walhi Ingatkan Potensi Rusaknya Subak oleh Proyek Infrakstruktur

Walhi Bali menilai banyak pembangunan infrastruktur yang mendegradasi bahkan menghilangan subak atau sistem irigasi tradisional air khas Bali

Baca Selengkapnya

Sengkarut Penggusuran Warga Stren Kali di Rusunawa Gunungsari

18 jam lalu

Sengkarut Penggusuran Warga Stren Kali di Rusunawa Gunungsari

Baru-baru ini Warga Stren Kali yang mendiami Rusunawa Gunungsari, Surabaya, mengalami penggusuran

Baca Selengkapnya

Nimas Sabella 10 Tahun Diteror Teman SMP yang Terobsesi, Komnas Perempuan: Termasuk KGBO

21 jam lalu

Nimas Sabella 10 Tahun Diteror Teman SMP yang Terobsesi, Komnas Perempuan: Termasuk KGBO

Nimas Sabella, wanita asal Surabaya, selama 10 tahun diteror pria yang terobsesi dengannya. Kisahnya viral di media sosial

Baca Selengkapnya

Satgas IKN Sebut Pembangunan IKN tak Sebabkan Banjir

22 jam lalu

Satgas IKN Sebut Pembangunan IKN tak Sebabkan Banjir

Satgas Pelaksanaan Pembangunan Infrastruktur Ibu Kota Nusantara (IKN) mengklaim pembangunan IKN tidak menyebabkan banjir di kawasan.

Baca Selengkapnya

Kisah Nimas 10 Tahun Diganggu dan Dikirimi Foto Cabul Pria yang Terobsesi Dengannya

1 hari lalu

Kisah Nimas 10 Tahun Diganggu dan Dikirimi Foto Cabul Pria yang Terobsesi Dengannya

Kisah Nimas Sabella sepuluh tahun diganggu pria viral di media sosial. Polda Jawa Timur pun bergerak

Baca Selengkapnya

Ketua RW Minta Pengurus Masjid Al Barkah Serius Laporkan Kontraktor ke Polisi Lantaran Pembangunan Mangkrak

1 hari lalu

Ketua RW Minta Pengurus Masjid Al Barkah Serius Laporkan Kontraktor ke Polisi Lantaran Pembangunan Mangkrak

Ketua Rukun Warga 02 Kelurahan Cakung Timur, Jakarta Timur, Amir Muchlis, berharap kontraktor Masjid Al Barkah, Ahsan Hariri, dilaporkan ke polisi.

Baca Selengkapnya

Kontroversi Pameran Sungai Citarum di World Water Forum Bali, Pengamat: Pemulihan Berjangka Panjang

1 hari lalu

Kontroversi Pameran Sungai Citarum di World Water Forum Bali, Pengamat: Pemulihan Berjangka Panjang

Walhi Jabar tidak setuju dengan rencana pameran karena kondisi Sungai Citarum masih rusak dan tercemar tinggi.

Baca Selengkapnya

Benarkah Pernah Diperingatkan Berulang Akan Bencana di Lembah Anai? Ini Jawab BKSDA Sumbar

1 hari lalu

Benarkah Pernah Diperingatkan Berulang Akan Bencana di Lembah Anai? Ini Jawab BKSDA Sumbar

Terpisah, Bupati Tanah Datar Eka Putra mengaku sudah sering memberikan peringatan kepada pengusaha yang berada di kawasan Lembah Anai.

Baca Selengkapnya

Imigrasi Surabaya Tangkap Warga Negara Bangladesh yang Diduga Terlibat Penyelundupan Manusia

2 hari lalu

Imigrasi Surabaya Tangkap Warga Negara Bangladesh yang Diduga Terlibat Penyelundupan Manusia

Seorang Warga Negara Bangladesh berinisial HR yang jadi DPO kasus penyelundupan manusia ditangkap Kantor Imigrasi Kelas I TPI Surabaya.

Baca Selengkapnya

Banjir Setinggi Rumah Tersisa di 5 Kampung di Mahakam Ulu, Banjir Susulan Menerjang

2 hari lalu

Banjir Setinggi Rumah Tersisa di 5 Kampung di Mahakam Ulu, Banjir Susulan Menerjang

Banjir melanda wilayah Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur, sejak Senin, 13 Mei 2024

Baca Selengkapnya