Aksi Mahasiswa Pro-Palestina di Amerika, Columbia University Lockdown Kampus

Rabu, 1 Mei 2024 21:04 WIB

Pengunjuk rasa mahasiswa berkemah di dekat pintu masuk Hamilton Hall di kampus Universitas Columbia, di New York, AS, 30 April 2024. Mary Altaffer/Pool via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Columbia University menutup akses ke kampusnya bagi seluruh orang kecuali mereka yang tinggal di asrama dan petugas yang berkepentingan. Kampus juga mulai menskors mahasiswa pengunjuk rasa pro Palestina Selasa, 30 April 2024, dan mengancam memecat yang lain.

Langkah itu beberapa jam setelah kelompok mahasiswa pengunjuk rasa itu masuk dan menduduki Hamilton Hall pada Selasa dinihari. Seperti diberitakan COLUMBIA SPECTATOR, kelompok itu kemudian mengurung diri dengan membuat benteng dari tumpukan furnitur dan mengikat pintu sehingga tidak bisa dibuka.

"Kami menyesalkan pengunjuk rasa memilih meningkatkan eskalasi melalui aksinya itu. Prioritas tertinggi kami adalah mengembalikan ketertiban dan keselamatan," kata Ben Chang, juru bicara Columbia University dikutip dari THE VERGE.

Menurut Chang, kelompok mahasiswa itu telah melakukan vandalisme, merusak pintu dan jendela, serta memblokade pintu masuk. "Dan kami memperingatkan mereka akan konsekuensinya seperti yang kami sampaikan kemarin," kata Chang.

Mahasiswa yang terlibat pendudukan Hamilton Hall disebutkannya akan menghadapi sanksi dipecat.

Advertising
Advertising

Tapi, Sueda Polat, mahasiswa, berpendapat pihak universitas tak semestinya terkejut dengan eskalasi yang terjadi. "Terutama setelah negosiasi 12 hari yang tidak dipandang serius," kata satu dari dua negosiator yang terafiliasi dengan Columbia University Apartheid Divest (CUAD), koalisi mahasiswa yang sebelumnya berkemah di halaman kampus.

Polat melukiskan pengambilalihan Hamilton Hall sebagai tindakan otomatis dari para mahasiswa. "Tuntutan kami tidak ditanggapi, dan itu menyebabkan kemarahan besar di antara organisasi mahasiswa," katanya.

Columbia University sebelumnya mengizinkan Kepolisian New York memasuki kampus untuk mamaksa mahasiswa membongkar tenda-tenda aksinya pada 18 April lalu. Itu terjadi pada hari kedua para mahasiswa mendirikan tenda. Polisi menangkap dan menahan sebagian mahasiswa tersebut.

Polisi berjaga di dekat perkemahan pengunjuk rasa yang mendukung warga Palestina di halaman Universitas Columbia, selama konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di New York City, AS, 30 April 2024. REUTERS/Caitlin Ochs

Peristiwa itu malah memicu protes di kampus-kampus lain di Amerika Serikat. Sedangkan di Columbia, tak butuh lama untuk para mahasiswa mendirikan tenda-tenda kembali di areal tak jauh dari lokasi yang sudah dibongkar polisi.

Presiden Columbia University Minouche Shafik menolak melibatkan kembali kepolisian untuk kedua kalinya dalam kasus pendudukan Hamilton Hall. Dia sembari memperingatkan 'opsi-opsi alternatif' yang bisa dengan cepat membawa situasi ke penyelesaian karena sudah semakin dekatnya masa awal perkuliahan.

Negosiasi antara mahasiswa dan kampus telah terhenti pada Senin lalu setelah Shafik berkukuh kalau universitas tak akan berdivestasi dari Israel seperti yang dituntut kelompok mahasiswa. Sebaliknya, menawarkan untuk mengembangkan sebuah tenggat untuk mengkaji proposal baru dari mahasiswa oleh Advisory Committee for Socially Responsible Investing.

Seiring penolakan dari para pengunjuk rasa, kampus mulai membagikan kertas berisi peringatan akan ada sanksi skorsing jika mahasiswa tak meninggalkan tenda-tendanya pada Senin siang. Beberapa jam kemudian, terjadilah upaya mahasiswa memaksa masuk ke Hamilton Hall.

Pilihan Editor: 4 Kemungkinan Penyebab Gangguan Aplikasi Tes UTBK Hari Pertama

Berita terkait

Dokter Lintas Batas Ajukan 7 Tuntutan pada Israel dan Amerika Serikat

1 jam lalu

Dokter Lintas Batas Ajukan 7 Tuntutan pada Israel dan Amerika Serikat

Dokter Lintas Batas prihatin selama satu tahun, sekutu Israel terus memberikan dukungan militer, sementara anak-anak di Gaza dibunuh secara massal

Baca Selengkapnya

Ketika Krisis Gaza Meluas ke Lebanon, di Mana Pemimpin Hamas Yahya Sinwar?

2 jam lalu

Ketika Krisis Gaza Meluas ke Lebanon, di Mana Pemimpin Hamas Yahya Sinwar?

Israel masih belum mampu melacak keberadaan Yahya Sinwar setelah setahun berperang.

Baca Selengkapnya

Ini Alasan WNI di Lebanon yang Tak Mau Dievakuasi

9 jam lalu

Ini Alasan WNI di Lebanon yang Tak Mau Dievakuasi

Kementerian Luar Negeri RI menyebut WNI yang masih ingin bertahan di Lebanon adalah mahasiswa dan pekerja migran.

Baca Selengkapnya

Menelisik 2 Ledakan Dekat Kedubes Israel di Denmark, Apa Hasil Penyelidikan Aparat?

10 jam lalu

Menelisik 2 Ledakan Dekat Kedubes Israel di Denmark, Apa Hasil Penyelidikan Aparat?

Dua ledakan diduga bom terjadi di Kedutaan Besar Israel di Kopenhagen, Denmark. Upaya penyelidikan masih berlangsung hingga akhir pekan ini.

Baca Selengkapnya

Nasib WNI di Lebanon: Evakuasi di Tengah Bentrok Israel vs Hizbullah

11 jam lalu

Nasib WNI di Lebanon: Evakuasi di Tengah Bentrok Israel vs Hizbullah

Sebanyak 25 WNI yang tinggal di Lebanon telah dievakuasi dan berada di tempat yang aman. Evakuasi WNI selanjutnya sedang direncanakan.

Baca Selengkapnya

Khotbah Jumat Ali Khamenei: Serangan Rudal Iran terhadap Israel 'Legal' dan 'Sah'

12 jam lalu

Khotbah Jumat Ali Khamenei: Serangan Rudal Iran terhadap Israel 'Legal' dan 'Sah'

Di tengah-tengah kabar ia disembunyikan, pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei muncul dalam khotbah Jumat di Teheran.

Baca Selengkapnya

Timur Tengah Memanas, Ini Perbandingan Teknologi Rudal Iran dan Sistem Pertahanan Udara Israel

12 jam lalu

Timur Tengah Memanas, Ini Perbandingan Teknologi Rudal Iran dan Sistem Pertahanan Udara Israel

Berikut perbandingan kekuatan persenjataan rudal balistik Iran dan sistem pertahanan udara Israel.

Baca Selengkapnya

Serangan Israel Menargetkan Perbatasan Lebanon Suriah

13 jam lalu

Serangan Israel Menargetkan Perbatasan Lebanon Suriah

IDF menuduh Iran menggunakan wilayah perbatasan untuk mengirimkan peralatan militer ke Lebanon.

Baca Selengkapnya

Warga Negara Rusia di Israel Disarankan Segera Keluar Selagi Penerbangan Masih Ada

14 jam lalu

Warga Negara Rusia di Israel Disarankan Segera Keluar Selagi Penerbangan Masih Ada

Duta Besar Rusia untuk Israel Anatoly Viktorov mendesak warga negara Rusia yang ada di Israel agar angkat kaki dari sana menyusul naiknya ketegangan

Baca Selengkapnya

Israel Klaim Bom Markas Intelijen Hizbullah di Beirut

15 jam lalu

Israel Klaim Bom Markas Intelijen Hizbullah di Beirut

Militer Israel mengklaim pada Kamis menyerang markas intelijen Hizbullah di ibu kota Lebanon, Beirut

Baca Selengkapnya