BMKG Jelaskan Heatwave di Asia dan Suhu Panas Maksimum di Sumatera Utara

Jumat, 3 Mei 2024 14:04 WIB

Ilustrasi gelombang panas. Sumber: Reuters / Pascal Rossignol / rt.com

TEMPO.CO, Jakarta - Fenomena gelombang panas (heatwave) seperti yang baru saja membekap wilayah luas di daratan Asia terjadi karena terperangkapnya udara, tepatnya udara panas. Dalam fenomena ini, pergerakan normal massa udara dari tekanan tinggi ke tekanan rendah tidak terjadi.

"Dia terperangkap karena ada anomali dinamika atmosfer," kata Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhani, saat dihubungi, Jumat 3 Mei 2024.

Menurut Andri, fenomena heatwave lazim terjadi di daerah lintang menengah atau tinggi yang kerap terbentuk pusat tekanan tinggi. Waktunya menjelang atau di awal musim panas. Adapun faktor penyebabnya bisa kompleks, antara lain adanya Gelombang Rossby di ekuator.

Massa udara panas yang terperangkap itu berkembang menjadi fenomena gelombang panas apabila suhu harian maksimum di daerah tersebut mencapai 5 derajat di atas suhu maksimum rata-rata klimatologisnya. Waktunya juga bertahan harian bahkan minggu.

Andri memastikan, gelombang panas yang terjadi di daratan Asia, dari India sampai Filipina dan Jepang, itu tak berdampak langsung untuk wilayah Indonesia. Dia menegaskannya meski sebagian masyarakat di Tanah Air juga merasakan suhu panas beberapa hari terakhir.

Advertising
Advertising

Suhu maksimum harian di Sumatera Utara bahkan sempat mendaki sampai 37,3 derajat Celsius pada Ahad lalu--menjadi yang tertinggi di Indonesia. Namun, Andri menegaskan, itu suhu panas biasa karena pengaruh gerak semu matahari dan minimnya tutupan awan

Andri juga membandingkan suhu maksimum rata-rata klimatologis di Indonesia yang berkisar 36-37 derajat. Disodorkannya pula data suhu maksimum harian yang bisa lebih tinggi lagi, yakni saat puncak El Nino tahun lalu yang bisa lebih dari 39 derajat.

Kesimpulannya, Andri menambahkan, "Gelombang panas sulit terjadi di Indonesia, atau sampai saat ini tidak terjadi."

Meski begitu diingatkannya kalau suhu panas di daerah-daerah di Tanah Air masih mungkin meningkat sampai Juni-Juli nanti. "Bukan efek dari heatwave, tidak ada kaitannya secara langsung, tapi harus diantisipasi."

Pilihan Editor: Hari Pendidikan Nasional, Mahasiswa UGM Tuntut Transparansi UKT

Berita terkait

BMKG Perkirakan Jakarta Cerah dan Berawan Sepanjang Hari

7 jam lalu

BMKG Perkirakan Jakarta Cerah dan Berawan Sepanjang Hari

Pada pagi hari seluruh wilayah Jakarta dan Kepulauan Seribu mengalami cuaca cerah berawan.

Baca Selengkapnya

Prakiraan Cuaca BMKG: Jawa Mayoritas Berawan, Wilayah Lain Sebagian Besar Hujan

9 jam lalu

Prakiraan Cuaca BMKG: Jawa Mayoritas Berawan, Wilayah Lain Sebagian Besar Hujan

Di Pulau Jawa, BMKG mengatakan Jakarta, Bandung, Semarang dan Surabaya berpotensi mengalami cuaca berawan tebal.

Baca Selengkapnya

Info Terkini Gempa M4,8 Guncang Gianyar Bali, Dirasakan Hingga Lombok

10 jam lalu

Info Terkini Gempa M4,8 Guncang Gianyar Bali, Dirasakan Hingga Lombok

Gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas sesar aktif di darat.

Baca Selengkapnya

Gempa Susulan Bandung Masih Terjadi, BMKG Sebut Terbesar yang Dipicu Aktivitas Sesar Garsela

11 jam lalu

Gempa Susulan Bandung Masih Terjadi, BMKG Sebut Terbesar yang Dipicu Aktivitas Sesar Garsela

Sejauh ini, gempa Kabupaten Bandung dan Garut bermagnitudo 5,0 adalah gempa paling besar yang dipicu oleh aktivitas Sesar Garsela.

Baca Selengkapnya

BMKG Prediksi Jakarta Cerah Berawan Sepanjang Hari, Bogor Hujan Menjelang Magrib

13 jam lalu

BMKG Prediksi Jakarta Cerah Berawan Sepanjang Hari, Bogor Hujan Menjelang Magrib

BMKG memprakirakan cuaca Jakarta cerah berawan sejak pagi hingga malam, Sabtu, 21 September 2024. Suhu siang mencapai 34 derajat Celcius.

Baca Selengkapnya

Pengungsi Gempa Bandung Kena ISPA Hingga Kecemasan, IDI Sebut Butuh Obat Mendesak

19 jam lalu

Pengungsi Gempa Bandung Kena ISPA Hingga Kecemasan, IDI Sebut Butuh Obat Mendesak

Beragam jenis penyakit merebak di kalangan pengungsi korban gempa bermagnitudo 4,9 di Garut dan Bandung. Kebutuhan obat belum terpenuhi sepenuhnya.

Baca Selengkapnya

Pemulihan Pasca Gempa Garut Dimulai, BNPB: Ada Dana Tunggu Rp 500 Ribu per Keluarga

1 hari lalu

Pemulihan Pasca Gempa Garut Dimulai, BNPB: Ada Dana Tunggu Rp 500 Ribu per Keluarga

BNPB menyebut efek gempa M4,9 di Garut pada 18 September 202, tidak sebesar di Kabupaten Bandung. Rehabilitas berjalan saat tanggap darurat.

Baca Selengkapnya

Menduga Ada Banyak Segmen, BMKG: Sesar Garsela Zona Paling Aktif Gempa di Pulau Jawa

1 hari lalu

Menduga Ada Banyak Segmen, BMKG: Sesar Garsela Zona Paling Aktif Gempa di Pulau Jawa

BMKG memastikan gempa yang menyebabkan kerusakan di Kabupaten Bandung dan Garut pada Rabu pagi lalu dipicu aktivitas Sesar Garsela.

Baca Selengkapnya

BMKG Perkirakan Jakarta Cerah dan Berawan Sepanjang Hari

1 hari lalu

BMKG Perkirakan Jakarta Cerah dan Berawan Sepanjang Hari

Pada pagi hari seluruh wilayah Jakarta dan Kepulauan Seribu mengalami cuaca cerah berawan.

Baca Selengkapnya

Prakiraan Cuaca BMKG: Siklon Tropis Soulik Picu Hujan di Aceh-Sumut dan Gelombang Tinggi 2,5 Meter

1 hari lalu

Prakiraan Cuaca BMKG: Siklon Tropis Soulik Picu Hujan di Aceh-Sumut dan Gelombang Tinggi 2,5 Meter

Kecepatan angin maksimum Siklon Tropis Soulik diperkirakan persisten dalam 24 jam ke depan.

Baca Selengkapnya