Pantauan Aktivitas Vulkanik, Daerah Bahaya Gunung Slamet Diperlebar Satu Kilometer

Jumat, 17 Mei 2024 13:31 WIB

Embusan asap putih setinggi 100-200 meter di puncak Gunung Slamet terlihat dari Pos Pengamatan Gunung Api Slamet, Desa Gambuhan, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, pada Jumat 14 Februari 2020. Ahli vulkanologi dari UGM mengungkap temuan endapan awan panas yang menandai gunung itu pernah meletus besar hingga tujuh kali. (ANTARA/HO-Pos PGA Slamet)

TEMPO.CO, Bandung - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), merekomendasikan daerah bahaya Gunung Slamet diperlebar dari radius dua kilometer dari puncak gunung itu menjadi tiga kilometer terhitung hari ini, Jumat, 17 Mei 2024. Rekomendasi dikeluarkan sekalipun status aktivitas gunung api di Jawa Tengah tersebut tetap pada Level II alias Waspada, tidak berubah sejak Oktober lalu.

“Berdasarkan data pemantauan instrumental Gunung Slamet terkini, aktivitas vulkanik Gunung Slamet masih tinggi sehingga direkomendasikan untuk dilakukan perubahan atau perluasan jarak rekomendasi,” kata Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid, menjelaskan dalam keterangannya, Jumat 17 Mei 2024.

Wafid mengatakan, potensi ancaman bahaya Gunung Slamet saat ini adalah erupsi freatik maupun magmatik yang dapat menghasilkan lontaran material pijar yang melanda daerah di sekitar puncak dalam radius 3 kilometer. "Hujan abu dapat terjadi di sekitar kawah maupun melanda daerah yang ditentukan oleh arah dan kecepatan angin,” kata Wafid lagi.

Aktivitas vulkanik yang diamati berasal dari catatan periode 1-15 April 2024 yang terekam sebanyak 197 kali gempa embusan, 1 kali gempa vulkanik, 1 kali gempa tektonik lokal, 12 kali gempa tektonik jauh, dan gempa tremor menerus dominan 0,5 milimeter.

Pada periode 16-30 April 2024 terekam 701 kali gempa embusan, 1 kali gempa terasa, 8 kali gempa tektonik jauh, dan gempa tremor menerus dengan amplitudo dominan 0,5 milimeter. Pada periode 1-15 Mei 2025 terekam 943 gempa embusan, 58 kali gempa vulkanik dalam, 7 kali gempa tektonik jauh, dan gempa tremor menerus dengan amplitudo dominan 2 milimeter.

Advertising
Advertising

Menurut Wafid, peningkatan amplitudo tremor menunjukkan adanya peningkatan pemanasan air tanah dalam tubuh Gunung Slamet pada kedalaman dangkal. Sedangkan terekamnya gempa tremor harmonik dalam durasi panjang menunjukkan peningkatan embusan dalam tubuh gunung tersebut.

Lalu, rekaman gempa vulkanik dalam menandakan adanya suplai magma ke permukaan. “Aktivitas kegempaan Gunung Slamet didominasi oleh gempa embusan dan gempa tremor menerus yang mengindikasikan aktivitas pergerakan fluida di sekitar permukaan,” kata Wafid.

Indikasi peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Slamet, Wafid menambahkan, sudah terbaca sejak Oktober 2023 lalu. PVMBG Badan Geologi juga melakukan pemantauan deformasi gunung itu dengan peralatan Electronic Distance Measurement (EDM)dan Tiltmeter. Hasilnya, peralatan EDM tidak mengamati adanya perubahan hasil pengukuran jarak miring yang signifikan tapi rekaman Tiltmeter mendapati pola relatif meningkat pada komponen Y atau radial.

Berdasarkan data pemantauan instrumental Gunung Slamet disimpulkan aktivitas vulkanik gunung tersebut masih tinggi. Dampaknya, diputuskan untuk memperluas rekomendasi jarak ancaman bahaya mengantisipasi jika terjadi letusan. “Hasil pengamatan data-data pemantauan menunjukkan adanya peningkatan tekanan di bawah tubuh Gunung Slamet yang dapat memicu munculnya gempa-gempa dangkal maupun terjadinya erupsi,” kata Wafid.

Gunung Slamet berada dalam wilayah administrasi Kabupaten Pemalang, Banyumas, Brebes, Tegal, dan Purbalingga di Jawa Tengah. Ketinggiannya menjulang 3.432 meter di atas permukaan laut. Badan Geologi menempatkan Pos Pengamatan Gunung Slamet di Desa Gambuhan, Gajah Nguling, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah.

Aktivitas Gunung Slamet terakhir kali meningkat pada periode Maret-September 2014 yang diikuti letusan yang menghasilkan material abu dan lontaran material pijar di sekitar kawah gunung tersebut. Gunung Slamet kembali menunjukkan peningkatan aktivitas vulkaniknya pada akhir 2023 sehingga PVMBG Badan Geologi menaikkan status aktivitasnya menjadi Level II atau Waspada sejak 19 Oktober 2023.

Pilihan Editor: Pasien Hidup Penerima Donor Ginjal Babi Meninggal, Ini Komentar Profesor Genetika IPB

Berita terkait

Jalur Resmi di 6 Gunung Tertinggi di Pulau Jawa

4 hari lalu

Jalur Resmi di 6 Gunung Tertinggi di Pulau Jawa

Mendaki gunung dengan tertib dan menggunakan jalur resmi bisa membuat pendaki terhindar dari banyak masalah.

Baca Selengkapnya

Gempa Merusak di Sanggau Kalbar, PVMBG Golongkan Daerah Rawan Guncangan

5 hari lalu

Gempa Merusak di Sanggau Kalbar, PVMBG Golongkan Daerah Rawan Guncangan

Lokasi gempa di Sanggau umumnya tersusun oleh morfologi dataran hingga dataran bergelombang, dan perbukitan bergelombang hingga terjal.

Baca Selengkapnya

Badan Geologi Sebut Gempa di Kabupaten Bandung Akibat Aktivitas Sesar Aktif

10 hari lalu

Badan Geologi Sebut Gempa di Kabupaten Bandung Akibat Aktivitas Sesar Aktif

Kepala Badan Geologi M. Wafid menyatakan, gempa bumi di Kabupaten Bandung hari ini akibat aktivitas sesar aktif.

Baca Selengkapnya

Gempa Magnitudo 5 di Bandung, Ini Penjelasan Badan Geologi

10 hari lalu

Gempa Magnitudo 5 di Bandung, Ini Penjelasan Badan Geologi

Berdasarkan lokasi pusat gempa, kedalaman dan data mekanisme sumber dari BMKG dan GFZ Jerman, kejadian gempa diakibatkan oleh aktivitas sesar

Baca Selengkapnya

Rentetan Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki yang Sampai Sebabkan Bandara Tutup 2 Bulan

18 hari lalu

Rentetan Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki yang Sampai Sebabkan Bandara Tutup 2 Bulan

Gunung Lewotobi Laki-laki masih berstatus Siaga (Level III) sejak erupsi pada Juni lalu.

Baca Selengkapnya

Gunung Semeru Kembali Erupsi, PVMBG Larang Aktivitas Warga dalam Radius 3 Kilometer

20 hari lalu

Gunung Semeru Kembali Erupsi, PVMBG Larang Aktivitas Warga dalam Radius 3 Kilometer

Selama 24 jam pada Sabtu, Gunung Semeru mengalami 94 kali gempa letusan/erupsi dengan amplitudo 12-25 mm.

Baca Selengkapnya

Badan Geologi Gelar Sosialisasi di Malang, Termasuk soal Gempa Besar Megathrust

20 hari lalu

Badan Geologi Gelar Sosialisasi di Malang, Termasuk soal Gempa Besar Megathrust

Badan Geologi dalam sosialisasi di Malang menyatakan, penyebaran informasi termasuk megathrust diperlukan untuk mengurangi kekhawatiran.

Baca Selengkapnya

Jalur Pendakian Gunung Merbabu, Selamet, Sindoro, hingga Gunung Sumbing

21 hari lalu

Jalur Pendakian Gunung Merbabu, Selamet, Sindoro, hingga Gunung Sumbing

Setiap pendaki hendaknya menempuh jalur pendakian resmi saat mendaki gunung.

Baca Selengkapnya

Kebakaran Hutan di Gunung Tangkuban Parahu, Api Bertahan Lebih dari 24 Jam

22 hari lalu

Kebakaran Hutan di Gunung Tangkuban Parahu, Api Bertahan Lebih dari 24 Jam

Penjabat Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin mengatakan sedang menangani kebakaran hutan di area Gunung Tangkuban Parahu.

Baca Selengkapnya

Asap Putih Sempat Bikin Panik, Gunung Tangkuban Parahu Dipastikan Masih Status Normal

23 hari lalu

Asap Putih Sempat Bikin Panik, Gunung Tangkuban Parahu Dipastikan Masih Status Normal

Masyarakat sekitar sempat mencemaskan kemunculan asap itu berhubungan dengan aktivitas vulkanik Gunung Tangkuban Parahu.

Baca Selengkapnya