Begini Peran Penting Hiu untuk Ekosistem Laut Menurut Direktur Konservasi KKP

Selasa, 21 Mei 2024 19:11 WIB

Siluet hiu blacktip reef yang baru lahir berenang di malam hari di Teluk Maya di Taman Nasional Pulau Phi Phi, di Pulau Phi Phi Leh, provinsi Krabi, Thailand, 27 Februari 2023. Wisata hiu kembali setelah larangan pariwisata dan pandemi COVID-19 antara 2018 dan 2022 menghentikan semua pengunjung ke teluk. REUTERS/Jorge Silva

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Laut Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Firdaus Agung Kunto Kurniawan, mengingatkan soal pentingnya keberadaan ikan hiu untuk menjaga keseimbangan ekosistem laut. Spesies predator itu juga menjaga ketersediaan ikan bagi manusia.

"Dia (hiu) mencabut hal yang tidak baik di ekosistem.," kata Firdaus dalam Simposium Nasional Hiu dan Pari ke-4, dikutip dari siaran resmi KKP, Selasa, 21 Mei 2024.

Berbicara di Aula Utama Gedung Laboratorium Multidisiplin Kampus Universitas Indonesia (UI) Depok, Firdaus menganalogikan hiu seperti harimau di hutan. Bedanya adalah populasi harimau lebih terancam, sehingga lebih diperhatikan publik. Jumlah hiu lebih banyak, bahkan mencapai 200 spesies di Indonesia.

Dilihat dari sisi rantai makanan, Firdaus menyebut hiu tak hanya berfungsi sebagai pemuncak rantai makanan, namun juga penyeimbang ekologi. Mangsa hiu umumnya ikan yang bergerak lamban, misalnya karena sakit, obesitas, dan sebab lain. “Ketika (penyakit) itu hilang, maka ekosistem menjadi sehat.”

Berkurangnya jumlah hiu bisa mengubah lingkungan sekitarnya. Namun, Firdaus belum bisa memperkirakan pengaruhnya terhadap jenis ikan yang dimanfaatkan manusia.

Advertising
Advertising

"Gunanya simposium untuk menambah data dan informasi, serta pemahaman secara pengetahuan kita terhadap peluang-peluang masalah,” tuturnya.

Dalam artikel Koran Tempo Edisi 24 Februari 2021, jumlah ikan hiu dan pari laut secara global menurun drastis dalam 50 tahun, dipicu penangkapan yang berlebihan. Artikel berjudul ‘Populasi Hiu Terus Menyusut’ menyebut 18 spesies hiu dan pari samudara hampir punah pada tahun tersebut.

Tiga spesies yang dulunya melimpah—hiu kepala martil, kepala martil bergigi, serta hiu whitecap samudera—akhirnya masuk kategori paling terancam, menurut daftar yang dibuat oleh International Union for Conservation of Nature (IUCN).

Pilihan Editor: Dasarian Akhir Mei, Curah Hujan di Jawa Barat Masih Tinggi

Berita terkait

Sidang Kasus Petambak Udang Karimunjawa Mencemari Lingkungan Segera Masuki Tahap Tuntutan

1 hari lalu

Sidang Kasus Petambak Udang Karimunjawa Mencemari Lingkungan Segera Masuki Tahap Tuntutan

KLHK menetapkan 4 petambak udang sebagai tersangka perusakan lingkungan Taman Nasional Karimunjawa.

Baca Selengkapnya

KLHK Terbitkan Aturan Pelindung Aktivis Lingkungan, ICEL: Tinggal Polri yang Belum Punya

3 hari lalu

KLHK Terbitkan Aturan Pelindung Aktivis Lingkungan, ICEL: Tinggal Polri yang Belum Punya

ICEL menilai Permen LHK Nomor 1 Tahun 2024 harus diselaraskan dengan beleid sejenis yang sudah ada. Mereka menunggu komitmen sejenis dari Polri

Baca Selengkapnya

Kriminalisasi Marak, Satya Bumi: Permen Perlindungan Hukum Aktivis Lingkungan Harus Dimaksimalkan

4 hari lalu

Kriminalisasi Marak, Satya Bumi: Permen Perlindungan Hukum Aktivis Lingkungan Harus Dimaksimalkan

Permen LHK adalah salah satu produk yg sudah lama ditunggu para aktivis lingkungan karena banyaknya kasus-kasus kriminalisasi.

Baca Selengkapnya

Pj Gubernur Bali Mengaku Prihatin Terhadap Kasus Nyoman Sukena, Akan Berikan Bantuan Hukum?

5 hari lalu

Pj Gubernur Bali Mengaku Prihatin Terhadap Kasus Nyoman Sukena, Akan Berikan Bantuan Hukum?

Pj Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya mengaku mengikuti perkembangan kasus Nyoman Sukena yang terancam 5 tahun penjara akibat pelihara landak Jawa

Baca Selengkapnya

Greenpeace Soroti Aturan Baru KLHK soal Perlindungan Pejuang Lingkungan

5 hari lalu

Greenpeace Soroti Aturan Baru KLHK soal Perlindungan Pejuang Lingkungan

Greenpeace menilai peraturan ini belum menjangkau pembungkaman terhadap pejuang lingkungan hidup dengan cara kekerasan.

Baca Selengkapnya

KLHK Terbitkan Aturan Baru: Orang yang Perjuangkan Lingkungan Tak Bisa Dipidana dan Digugat Perdata

6 hari lalu

KLHK Terbitkan Aturan Baru: Orang yang Perjuangkan Lingkungan Tak Bisa Dipidana dan Digugat Perdata

KLHK menerbitkan regulasi baru perihal perlindungan terhadap pejuang lingkungan. Aturan itu tertuang dalam Peraturan Menteri Nomor 10 Tahun 2024.

Baca Selengkapnya

Walhi Soroti Aturan KLHK ihwal Pelindungan bagi Pejuang Lingkungan Hidup

6 hari lalu

Walhi Soroti Aturan KLHK ihwal Pelindungan bagi Pejuang Lingkungan Hidup

KLHK buat aturan setiap orang yang memperjuangkan hak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat tidak dapat dipidana dan digugat perdata.

Baca Selengkapnya

KLHK Deklarasikan Taman Nasional Mutis Timau NTT, Rumah Ampupu dan 88 Spesies Burung

7 hari lalu

KLHK Deklarasikan Taman Nasional Mutis Timau NTT, Rumah Ampupu dan 88 Spesies Burung

Taman Nasional Mutis Timau menjadi taman nasional ke-56 di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Baru 5 Persen Spesies Anggrek Indonesia yang Diketahui Status Konservasinya

10 hari lalu

Baru 5 Persen Spesies Anggrek Indonesia yang Diketahui Status Konservasinya

Total anggrek Indonesia yang sudah dievaluasi IUCN Red List baru sebatas 230 spesies. Padahal, Indonesia memiliki hingga 4.200 spesies anggrek.

Baca Selengkapnya

GreenTeams dan KLHK Pasang 60 Pemantau Kualitas Udara Tambahan di Berbagai Lokasi Rawan Polusi

12 hari lalu

GreenTeams dan KLHK Pasang 60 Pemantau Kualitas Udara Tambahan di Berbagai Lokasi Rawan Polusi

Dengan adanya data kualitas udara yang lebih akurat dan terkini, pemerintah dan masyarakat dapat mengambil langkah segera dalam mengatasi polusi.

Baca Selengkapnya