Top 3 Tekno: Turbulensi Singapore Airlines, Beda Penerapan UKT, dan Alokasi Dana Subak

Reporter

Minggu, 26 Mei 2024 11:16 WIB

Interior pesawat Singapore Airlines penerbangan SQ321 digambarkan setelah pendaratan darurat di Bandara Internasional Suvarnabhumi Bangkok, Thailand, 21 Mei 2024. REUTERS/Stringer

TEMPO.CO, Jakarta - Top 3 Tekno Berita Terkini, Ahad,26 Mei 2024, diawali dengan ulasan soal clear air turbulance (CAT) yang ditengarai menyebabkan guncangan dahsyat pada penerbangan Singapore Airlines di wilayah udara Myanmar. Turbulensi cuaca cerah ini bukan fenomena biasa yang terjadi sehari-hari. Ada sejumlah pemicu CAT di atmosfer.

Dalam artikel kedua, Pengamat pendidikan menduga uang kuliah tunggal (UKT) melonjak setelah banyaknya kampus yang berlomba menjadi Perguruan Tinggi Berbadan Hukum (PTNBH). Kampus negeri PTNBH bisa memiliki otonomi keuangan sendiri, namun bantuan anggaran dari pemerintah berkurang. Biaya yang harus dibayar mahasiswa itu tidak naik di kampus non PTNBH.

Berita selanjutnya mengenai Pemerintah Bali yang memastikan kelestarian subak, sistem irigasi khas Bali. Regulator Pulau Dewata menanggapi kritik Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Bali, bertepatan dengan World Water Forum ke-10, mengenai proyek infrastruktur yang bisa mengancam kemakmuran air

1. Singapore Airlines Alami Turbulensi Ekstrem, Apa Itu Clear Air Turbulence yang Diduga Jadi Penyebabnya?

Advertising
Advertising

Penyebab turbulensi ekstrem pesawat Boeing 777-300ER milik Singapore Airlines di langit Myanmar pada 21 Mei lalu belum dapat dipastikan. Namun, pakar aviasi menduga pesawat bernomor penerbangan SQ321 itu terganggu turbulensi cuaca cerah CAT.

Peneliti klimatologi dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Erma Yulihastin, mengatakan CAT adalah pergerakan massa udara yang bergejolak tanpa adanya petunjuk visual seperti awan. Pemicunya adalah pertemuan dua massa udara yang berbeda, sehingga membentuk arus angin.

“Udara yang lembab bertemu dengan udara yang kering, atau udara yang terlalu dingin bertemu dengan udara yang terlalu panas," kata Erma kepada Tempo, Jumat, 24 Mei 2024. Wilayah atmosfer yang paling rentan terhadap CAT adalah troposfer, berada di ketinggian 7.000-12.000 meter dari permukaan bumi.

2. Perbedaan PTNBH dengan Jenis Status Perguruan Tinggi Lainnya Soal UKT

Pengamat Pendidikan dari Universitas Negeri Semarang, Edi Subkhan, menyebut lonjakan UKT disebabkan banyaknya kampus negeri yang berlomba menjadi PTNBH. Kampus terbuai otoritasi keuangan secara mandiri, namun akibatnya anggaran dari pemerintah berkurang. “Kampus hanya mendapat subsidi kisaran 30 persen. Selebihnya harus mencari sumber dana sendiri,” kata dia.

Lonjakan UKT tidak terjadi pada kampus yang bukan berstatus PTNBH. Perguruan Tinggi Negeri Badan Layanan Umum (PTN-BLU), misalnya, memiliki tingkat otonomi lebih rendah daripada PTNBH.

3. Menjawab Kritik Walhi, Penjabat Gubernur Bali: Ada Alokasi Dana Bantuan Khusus Subak

Penjabat Gubernur Bali, Sang Made Mahendra Jaya, menanggapi kritik Walhi mengenai ancaman proyek infrasturuktur, seperti jalan tol, terhadap subak yang merupakan warisan budaya sistem irigasi khas Bali. Dia memastikan lembaga pemerintah merumuskan aksi nyata, seperti pengalokasian dana bantuan keuangan khusus untuk 2.696 subak atau subak abian desa, dan 162 subak atau subak abian kelurahan

"Saat ini di Bali terdapat 2.697 subak/subak abian desa dan 162 subak/subak abian kelurahan," katanya kepada Tempo pada 24 Mei lalu.

Pilihan Editor: Survei Lonjakan UKT, Ratusan Mahasiswa ITB Keluhkan Biaya Hidup Terbebani

Berita terkait

Asal Usul Aturan Mahasiswa Beasiswa ITB Wajib Kerja Paruh Waktu

4 jam lalu

Asal Usul Aturan Mahasiswa Beasiswa ITB Wajib Kerja Paruh Waktu

Mahasiswa beasiswa di ITB dianjurkan berkontribusi bekerja paruh waktu, begini aturannya.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Temukan Hujan Ekstrem di Jakarta Berdasarkan Intensitas Sesaat

23 jam lalu

Peneliti BRIN Temukan Hujan Ekstrem di Jakarta Berdasarkan Intensitas Sesaat

Hujan ekstrem ditemukan di antara cuaca hujan di Jabodetabek beberapa hari terakhir ini.

Baca Selengkapnya

Hujan, Petir, dan Angin Kencang Beberapa Hari Ini di Jabodetabek: Dampak dan Penyebabnya

1 hari lalu

Hujan, Petir, dan Angin Kencang Beberapa Hari Ini di Jabodetabek: Dampak dan Penyebabnya

Cuaca hari-hari hujan disertai angin kencang dan petir diprediksi bisa bertahan sampai dasarian pertama Oktober.

Baca Selengkapnya

Presiden Jokowi Sebut IKN Kehendak Rakyat, 5 Kritik Pengamat untuk Mega Proyek Tersebut

1 hari lalu

Presiden Jokowi Sebut IKN Kehendak Rakyat, 5 Kritik Pengamat untuk Mega Proyek Tersebut

Jokowi klaim proyek IKN di Kalimantan Timur bukanlah keputusan Presiden saja melainkan keputusan seluruh rakyat. Sejumlah kritik untuk IKN muncul.

Baca Selengkapnya

Riset BRIN: Perubahan Peran Kapal Pinisi Ancam Pelestarian Pengetahuan Lokal dan Budaya

1 hari lalu

Riset BRIN: Perubahan Peran Kapal Pinisi Ancam Pelestarian Pengetahuan Lokal dan Budaya

Kapal pinisi asli secara historis digunakan oleh masyarakat Bugis Makassar untuk perdagangan antarpulau dan telah mengalami transformasi.

Baca Selengkapnya

Peringati World Heart Day, Peneliti BRIN: Usia 19-64 Tahun Rentan Penyakit Kardiovaskular

1 hari lalu

Peringati World Heart Day, Peneliti BRIN: Usia 19-64 Tahun Rentan Penyakit Kardiovaskular

Peneliti Ahli Madya BRIN mengatakan, usia rentan terkena penyakit kardiovaskular adalah usia dewasa, yakni 19 hingga 64 tahun.

Baca Selengkapnya

Cerita Mahasiswa ITB soal Kerja Paruh Waktu di Kampus

1 hari lalu

Cerita Mahasiswa ITB soal Kerja Paruh Waktu di Kampus

Sesar Intan, mahasiswi Seni Rupa ITB dari Studio Lukis angkatan 2021 bercerita soal kerja paruh waktu sebagai asisten dosen

Baca Selengkapnya

Usai Diprotes, ITB Tawarkan Kerja Paruh Waktu bagi Penerima Beasiswa UKT sebagai Pilihan

1 hari lalu

Usai Diprotes, ITB Tawarkan Kerja Paruh Waktu bagi Penerima Beasiswa UKT sebagai Pilihan

ITB tidak lagi mewajibkan mahasiswa calon dan penerima beasiswa keringanan uang kuliah tunggal atau UKT untuk bekerja paruh waktu di kampus.

Baca Selengkapnya

Tuntut Pencabutan Wajib Kerja Penerima Beasiswa, Puluhan Mahasiswa ITB Geruduk Rektorat

2 hari lalu

Tuntut Pencabutan Wajib Kerja Penerima Beasiswa, Puluhan Mahasiswa ITB Geruduk Rektorat

ITB membuat aturan penerima beasiswa atau keringan biaya UKT untuk bekerja paruh waktu.

Baca Selengkapnya

ITB Minta Penerima Beasiswa UKT Kerja Paruh Waktu, Dosen UGM: Terindikasi Eksploitasi

2 hari lalu

ITB Minta Penerima Beasiswa UKT Kerja Paruh Waktu, Dosen UGM: Terindikasi Eksploitasi

Dosen hukum ketenagakerjaan melihat indikasi eksploitasi dalam kebijakan kerja paruh waktu yang diwajibkan oleh ITB kepada penerima beasiswa UKT.

Baca Selengkapnya