TEMPO Interaktif, Cape Canaveral, Fla - Setelah lebih dari satu bulan penundaan, pesawat ulang-alik Endeavour dan tujuh astronotnya lepas landas hari Rabu dalam penerbangan menuju stasiun ruang angkasa internasional. Pesawat itu membawa peralatan laboratorium Jepang dan mencatat rekor penonton.
Peluncuran dalam percobaan yang ke-6 itu berjalan sukses di tengah malam perayaan pendaratan manusia pertama di bulan ke-40.
Namun suasana hati sedikit terganggu ketika manajer NASA menyaksikan video peluncuran.
Beberapa lembar penyekat busa terlepas dari tangki bahan bakar bagian luar saat peluncuran, dan pesawat terhantam dua atau tiga kali, kata Bill Gerstenmaier, kepala operasi ruang angkasa. Beberapa tanda lecet terlihat di perut pesawat, namun itu kemungkinan lapisan yang terlepas dan dianggap kecil, katanya.
Para teknisi segera mulai memeriksa semua video peluncuran, prosedur standar sejak penerbangan ulang-alik dilanjutkan setelah bencana Columbia. Gerstenmaier mengatakan foto-foto yang diperbesar akan diambil dari seluruh peluncuran sebelum pesawat masuk ke stasiun ruang angkasa Jumat, untuk memastikan apakah pesawat itu mengalami kerusakan serius.
"Garis besarnya adalah kami melihat beberapa hal," kata Mike Moses, ketua tim manajemen misi. "Beberapa tidak menjadi perhatian kami. Beberapa lagi anda tidak dapat berspekulasi saat ini. Namun kami memiliki alat-alat di depan kami dan proses ke depan untuk memuluskan pesawat ini masuk dalam 16 hari," ujarnya.
Columbia hancur saat masuk kembali pada 2003 karena adanya lubang di sayapnya, akibat busa yang terlepas saat peluncuran.
Endeavour meluncur beberapa saat selepas pukul 6 sore dari landasan tepi laut -- tempat yang sama untuk meluncurkan Apollo 11 pada 16 Juli 1969 -- setelah awak pesawat mengatasi kebocoran gas hidrogen bulan lalu, dan badai pada akhir pekan.
Langit akhirnya terlihat cerah, yang memungkinkan komandan Mark Polansky dan awaknya untuk memulai petualangan 16 hari mereka. Satu tantangan lagi sebelum mereka mencatat rekor peluncuran pesawat ulang-alik dengan paling banyak penundaan.
AP | ERWIN Z
Berita terkait
BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo
26 November 2023
BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.
Baca SelengkapnyaJokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti
19 Agustus 2023
Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik
Baca SelengkapnyaJokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045
15 Juni 2023
Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.
Baca SelengkapnyaMemahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya
10 Desember 2022
Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.
Baca SelengkapnyaDi Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis
3 Desember 2022
Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi
Baca SelengkapnyaSiti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya
25 November 2022
MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.
Baca SelengkapnyaBRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan
10 November 2022
Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.
Baca SelengkapnyaPresiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek
4 November 2022
Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.
Baca SelengkapnyaPemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional
20 April 2022
Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.
Baca SelengkapnyaPraktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia
20 April 2022
Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia
Baca Selengkapnya