Kepala BRIN: Indonesia Keluarkan Sekitar Rp 475 Miliar per Tahun untuk Beli Data Citra Satelit

Rabu, 5 Juni 2024 18:49 WIB

Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Laksana Tri Handoko, saat ditemui di Auditorium BRIN, Jakarta Pusat, Rabu, 5 Juni 2024. TEMPO/Alif Ilham Fajriadi

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Laksana Tri Handoko mengatakan, saat ini Indonesia menghabiskan dana sekitar Rp 475 miliar per tahun untuk membeli data citra satelit yang dibutuhkan untuk memantau kondisi iklim dan lingkungan. Biasanya data citra kerap digunakan untuk mengetahui kondisi iklim global dan Indonesia.

"Selama ini kita membeli data citra dan kita tidak memproduksi sendiri. Hitungan kami itu biayanya sekitar Rp 475 miliar setahun kalau beli data citra. Ngapain kita beli, lebih baik uang sebanyak itu diinvestasikan untuk bangun enam satelit aja dan kita bisa ciptakan sendiri data citra," kata Handoko saat ditemui usai kegiatan Nasional Grand Design Keantariksaan Menuju Indonesia Emas 2024, di Auditorium BRIN, di Jakarta, Rabu, 5 Juni 2024.

Handoko mengatakan, dana ratusan miliar itu seharusnya bisa dimanfaatkan untuk memproduksi alat sendiri dibanding membeli ke negara lain. Indonesia bisa mengembangkan citra satelit sendiri tanpa harus membeli dari negara lain.

Handoko menyebut, penggunaan data citra yang dibeli Indonesia ke luar negeri, tidak bisa untuk memantau wilayah lain di skala global. Sebab detail pemesanan dan harga yang ditawarkan hanya mencakup untuk pemantauan data citra di kawasan Indonesia saja.

"Data citra yang kita pesan hanya untuk memantau wilayah Indonesia. Itu agak sulit untuk pengamatan. Kalau kita punya sendiri, kita bisa memantaunya sejak awal," ucap Handoko, seraya menyampaikan, "Jadi banyak kelemahannya data citra yang kita beli ini, selain lebih mahal, juga terbatas."

Advertising
Advertising

Handoko menyampaikan, data citra yang diproduksi sendiri di Indonesia dapat membuka peluang bisnis dan pilar ekonom baru di masa depan. Pembahasan soal ini harus mulai dibicarakan sejak sekarang. "Kami sedang berusaha membuat ekosistem antariksa menjadi pilar ekonomi baru Indonesia. Selama ini kan hanya di ranah telekomunikasi saja. Jadi kita coba ke arah penginderaan jarak jauh (data citra)," ujarnya.

Berita terkait

Pihak Istana Bela Kaesang Soal Dugaan Gratifikasi Jet Pribadi, Bandingkan dengan Megawati dan Mahfud Md

16 jam lalu

Pihak Istana Bela Kaesang Soal Dugaan Gratifikasi Jet Pribadi, Bandingkan dengan Megawati dan Mahfud Md

Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi bela Kaesang soal dugaan gratifikasi jet pribadi. Kenapa ia bandingkan dengan Megawati dan Mahfud Md

Baca Selengkapnya

Supermoon Bisa Picu Banjir Rob, Bagaimana Faktanya?

22 jam lalu

Supermoon Bisa Picu Banjir Rob, Bagaimana Faktanya?

Kenali fakta mengenai supermoon yang ilmuwan katakan dapat memicu terjadinya banjir rob di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Setelah Pulasan Kini Soulik, Siklon Tropis Sebabkan Cuaca di Jawa Kering Lagi

22 jam lalu

Setelah Pulasan Kini Soulik, Siklon Tropis Sebabkan Cuaca di Jawa Kering Lagi

Di sisi lain, Siklon Tropis Soulik sebabkan pola konfluensi di wilayah Aceh, Sumatera Utara, dan Kepulauan Riau yang dapat tingkatkan cuaca hujan.

Baca Selengkapnya

Tim Unpad Usung Sensor Gelatin Babi dari Limbah Kulit Jeruk ke Pimnas 2024

1 hari lalu

Tim Unpad Usung Sensor Gelatin Babi dari Limbah Kulit Jeruk ke Pimnas 2024

Sensor memanfaatkan limbah kulit jeruk siam ini ditujukan tim mahasiswa Unpad untuk mengantisipasi pemalsuan makanan yang berbahan dasar gelatin babi.

Baca Selengkapnya

Bulan Telah Lalui Titik di Orbit yang Lahirkan Supermoon Terbesar 2024

2 hari lalu

Bulan Telah Lalui Titik di Orbit yang Lahirkan Supermoon Terbesar 2024

Supermoon terbesar 2024 terjadi pada Rabu malam sampai Kamis pagi ini, 18-19 September 2024.

Baca Selengkapnya

BRIN Kembangkan Varietas Cabai Tahan Kekeringan untuk Ketahanan Pangan dan Hadapi Iklim Ekstrem

2 hari lalu

BRIN Kembangkan Varietas Cabai Tahan Kekeringan untuk Ketahanan Pangan dan Hadapi Iklim Ekstrem

Data BMKG Oktober 2023 menunjukkan banyak daerah di Indonesia rawan kekeringan yang berdampak pada usaha tani cabai.

Baca Selengkapnya

Dewan Adat Minta BRIN Tidak Pindahkan Benda Arkeologi Papua dan Mahasiswa UI Juara Kompetisi Video di Top 3 Tekno

3 hari lalu

Dewan Adat Minta BRIN Tidak Pindahkan Benda Arkeologi Papua dan Mahasiswa UI Juara Kompetisi Video di Top 3 Tekno

Topik tentang Dewan Adat minta BRIN tidak memindahkan benda arkeologi Papua ke Cibinong Science Center menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno.

Baca Selengkapnya

Dewan Adat Minta BRIN Tak Pindahkan Benda Arkeologi Papua ke Cibinong Science Center

3 hari lalu

Dewan Adat Minta BRIN Tak Pindahkan Benda Arkeologi Papua ke Cibinong Science Center

Dewan Adat Papua minta BRIN tidak pindahkan benda arkeologi Papua ke Gedung Koleksi Hayati di Cibinong Science Center, Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

Situs Megalitikum Gunung Padang Diduga Pernah Dipakai untuk Pengamatan Astronomi

4 hari lalu

Situs Megalitikum Gunung Padang Diduga Pernah Dipakai untuk Pengamatan Astronomi

Sejauh ini belum ada temuan atau bukti dari artefak astronomi di Gunung Padang.

Baca Selengkapnya

Megawati Sambangi Rusia, Mencuat Wacana St Petersburg University Bangun Kampus di RI

4 hari lalu

Megawati Sambangi Rusia, Mencuat Wacana St Petersburg University Bangun Kampus di RI

Megawati mengatakan Indonesia butuh bantuan dalam proses ilmu dasar bidang nuklir, metalurgi, kimia, nanoteknologi, bioteknologi dari Rusia.

Baca Selengkapnya