Soal Pembangunan Bandara Antariksa, BRIN Klaim Tidak Perlu APBN

Kamis, 6 Juni 2024 07:20 WIB

Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Laksana Tri Handoko, saat ditemui di Auditorium BRIN, Jakarta Pusat, Rabu, 5 Juni 2024. TEMPO/Alif Ilham Fajriadi

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko kembali menyinggung ihwal keberadaan bandara antariksa untuk peluncuran roket di Indonesia. Pembahasan terkait bandara antariksa ini sudah barang lama. Sebelum Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) melebur menjadi BRIN, program tersebut juga telah dibahas, namun tidak kunjung direalisasikan.

Rencana peluncuran roket dan keberadaan bandara antariksa di Indonesia menjadi pembicaraan di agenda Nasional Grand Design Keantariksaan Menuju Indonesia Emas 2024 yang digelar BRIN. Handoko secara terbuka mengumumkan saat ini pihaknya sudah memiliki lahan sekitar 100 hektare yang sudah dirancang untuk cocok menjadi lokasi peluncuran roket, berada di Pulau Biak, Papua.

Master plan yang dirancang BRIN di bandara antariksa ini, menurut Handoko, terdiri dari landasan peluncuran RPS (Roket Peluncur Satelit), kantor laboratorium dan workshop, infrastruktur jalan dan penghubung, kebun raya nasional, hingga dermaga armada kapal riset untuk Indonesia timur.

Handoko mengakui sendiri bahwa pembahasan bandara antariksa bukan hal yang baru lagi. "Sejak zaman LAPAN sebenarnya sudah dibahas untuk peluncuran roket di Biak, Papua. Di sana kami sudah secure lahan 100 hektare," kata Handoko saat ditemui Tempo di Auditorium BRIN, Jakarta Pusat, Rabu, 5 Juni 2024.

Pulau Biak bukanlah lokasi satu-satunya dari rancangan pembangunan bandara antariksa. Handoko menyebut ada lokasi lain yang mirip dengan Pulau Biak, yaitu di Morotai, Maluku. "Untuk bisa dibangun bandara antariksa ini, tentu butuh izin dan perintah presiden juga. Kita akan mendorong untuk segera ditetapkan," ucap Handoko.

Advertising
Advertising

Handoko menegaskan ihwal biaya membangun bandara antariksa bukanlah persoalan utama, sebab menurutnya, bandara antariksa sangat potensial untuk dibiayai dari investor dan tidak perlu memakai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Terlebih lokasi Pulau Biak, Papua, berada di bawah ekuator atau garis khatulistiwa dan menjadi lokasi strategis untuk menerbangkan roket. "Karena di sana persis berada di bawah ekuator, tentunya akan ada efisiensi bahan bakar sekitar 10-12 persen lebih hemat karena adanya tambahan daya dorong dari gaya rotasi bumi," ujar Handoko.

Pilihan Editor: Blackout Sumatera, Dosen Elektro Itera: SUTET Lubuklinggau-Lahat Proyek Besar Diresmikan 2019

Berita terkait

Pihak Istana Bela Kaesang Soal Dugaan Gratifikasi Jet Pribadi, Bandingkan dengan Megawati dan Mahfud Md

13 jam lalu

Pihak Istana Bela Kaesang Soal Dugaan Gratifikasi Jet Pribadi, Bandingkan dengan Megawati dan Mahfud Md

Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi bela Kaesang soal dugaan gratifikasi jet pribadi. Kenapa ia bandingkan dengan Megawati dan Mahfud Md

Baca Selengkapnya

Supermoon Bisa Picu Banjir Rob, Bagaimana Faktanya?

20 jam lalu

Supermoon Bisa Picu Banjir Rob, Bagaimana Faktanya?

Kenali fakta mengenai supermoon yang ilmuwan katakan dapat memicu terjadinya banjir rob di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Setelah Pulasan Kini Soulik, Siklon Tropis Sebabkan Cuaca di Jawa Kering Lagi

20 jam lalu

Setelah Pulasan Kini Soulik, Siklon Tropis Sebabkan Cuaca di Jawa Kering Lagi

Di sisi lain, Siklon Tropis Soulik sebabkan pola konfluensi di wilayah Aceh, Sumatera Utara, dan Kepulauan Riau yang dapat tingkatkan cuaca hujan.

Baca Selengkapnya

BMKG Dapat Tambahan Anggaran Rp 25 Miliar untuk Modifikasi Cuaca, Begini Sejarah Teknologi Rekayasa Cuaca

23 jam lalu

BMKG Dapat Tambahan Anggaran Rp 25 Miliar untuk Modifikasi Cuaca, Begini Sejarah Teknologi Rekayasa Cuaca

Penambahan anggaran diperoleh BMKG untuk RAPBN 2025 untuk modifikasi cuaca turut menjadi sorotan. Teknologi modifikasi cuaca bukanlah hal yang baru.

Baca Selengkapnya

Tim Unpad Usung Sensor Gelatin Babi dari Limbah Kulit Jeruk ke Pimnas 2024

1 hari lalu

Tim Unpad Usung Sensor Gelatin Babi dari Limbah Kulit Jeruk ke Pimnas 2024

Sensor memanfaatkan limbah kulit jeruk siam ini ditujukan tim mahasiswa Unpad untuk mengantisipasi pemalsuan makanan yang berbahan dasar gelatin babi.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Pendiri Sec Bowl Kuningan Janji Biayai Perawatan Medis Pelanggan, DPR Sahkan UU APBN 2025

1 hari lalu

Terkini Bisnis: Pendiri Sec Bowl Kuningan Janji Biayai Perawatan Medis Pelanggan, DPR Sahkan UU APBN 2025

Founder Sec Bowl Rius Vernandes berjanji untuk menjalankan bisnis tersebut dengan baik.

Baca Selengkapnya

DPR Sahkan UU APBN 2025 Tahun Pertama Pemerintahan Prabowo

1 hari lalu

DPR Sahkan UU APBN 2025 Tahun Pertama Pemerintahan Prabowo

DPR menyetujui RUU RUU APBN 2025 menjadi Undang-undang dalam rapat paripurna yang digelar pada hari ini.

Baca Selengkapnya

Bulan Telah Lalui Titik di Orbit yang Lahirkan Supermoon Terbesar 2024

2 hari lalu

Bulan Telah Lalui Titik di Orbit yang Lahirkan Supermoon Terbesar 2024

Supermoon terbesar 2024 terjadi pada Rabu malam sampai Kamis pagi ini, 18-19 September 2024.

Baca Selengkapnya

Basuki Hadimuljono Siapkan Rp 9,11 Triliun untuk IKN dari Tambahan Anggaran 2025

2 hari lalu

Basuki Hadimuljono Siapkan Rp 9,11 Triliun untuk IKN dari Tambahan Anggaran 2025

PUPR menyediakan anggaran sebesar Rp 9,11 triliun untuk melanjutkan pembangunan IKN dari tambahan anggaran 2025.

Baca Selengkapnya

BRIN Kembangkan Varietas Cabai Tahan Kekeringan untuk Ketahanan Pangan dan Hadapi Iklim Ekstrem

2 hari lalu

BRIN Kembangkan Varietas Cabai Tahan Kekeringan untuk Ketahanan Pangan dan Hadapi Iklim Ekstrem

Data BMKG Oktober 2023 menunjukkan banyak daerah di Indonesia rawan kekeringan yang berdampak pada usaha tani cabai.

Baca Selengkapnya