BRIN Kembangkan PLTS Terapung Mobile Pertama di Indonesia

Selasa, 25 Juni 2024 12:52 WIB

Teknisi memeriksa solar panel pada proyek PLTS Terapung di Waduk Cirata, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, Selasa 26 September 2023. PT PLN Nusantara Power akan menguji coba PLTS Terapung Cirata yang merupakan PLTS apung terbesar di Asia Tenggara pada Oktober 2023 sebelum diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada November 2023. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi

TEMPO.CO, Jakarta - Para periset di Pusat Riset Konversi dan Konservasi Energi (PRKKE) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) terapung mobile pertama di Indonesia. Inovasi ini sesuai dengan potensi besar energi surya di Indonesia yang terletak di garis khatulistiwa, serta keterbatasan lahan untuk pembangunan PLTS darat.

Perekayasa Ahli Utama yang tergabung dalam kelompok riset energi surya fotovoltaik di PRKKE – BRIN Adjat Sudrajat, mengatakan PLTS diharapkan mampu memberi memberi jawaban atas ketersediaan energi saat ini. “PLTS terapung merupakan solusi untuk mengatasi keterbatasan ruang, karena dapat dipasang di atas air seperti danau, waduk, dan laut,” ujar Adjat melalui keterangan tertulis, Selasa, 25 Juni 2024.

Adjat menyebutkan, kelebihan lain dari PLTS terapung adalah panel surya yang dipasang pada permukaan air tidak hanya dapat mengatasi keterbatasan ruang, tetapi juga meminimalisir penguapan air. Selain itu, air di sekitar panel surya bertindak sebagai pendingin alami, sehingga meningkatkan efisiensi dan hasil energi secara keseluruhan.

Sistem PLTS terapung mobile yang dikembangkan BRIN ini tidak hanya berfungsi sebagai pembangkit listrik, tetapi juga dapat dimanfaatkan sebagai suplai energi pompa untuk irigasi pertanian. “Di tahun 2023, kami melakukan pembuatan desain sistem PLTS terapung untuk sistem PLTS irigasi pertanian di Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah,” kata Adjat.

Terinspirasi dengan mobilitas mesin diesel untuk kebutuhan irigasi pertanian di Wonogiri, kelompok riset energi surya fotovoltaik BRIN merancang Sistem Pompa PLTS Terapung yang dapat berpindah tempat atau Mobile Floating Photovoltaic Pump. “Di tahun 2024 ini kami sedang mencoba prototype Mobile Floating Photovoltaic Pump berkapasitas 2,5 KWp,” tambah Adjat.

Advertising
Advertising

Sistem ini terdiri dari integrasi sistem pengapung, sistem pompa air tenaga surya, dan sistem penggerak. Penggunaan sistem Mobile Floating Photovoltaic Pump ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas hasil pertanian karena pengairan tersedia sepanjang tahun sehingga musim tanam menjadi lebih panjang. Selain itu, sistem ini juga dapat mengurangi emisi CO2. “Harapannya pada tahun 2025 prototype tersebut sudah dapat diterapkan pada lokasi sebenarnya,” tutur Adjat.

Menurut Adjat, pemanfaatan PLTS terapung mobile ini merupakan langkah maju dalam pengembangan energi terbarukan di Indonesia. Dengan potensi besar energi surya, Adjat berharap teknologi ini dapat membantu meningkatkan akses energi dan ketahanan pangan di masa depan.

Pilihan Editor: Petani Kecil Dibuatkan Panduan Bebas Deforestasi untuk Tembus Pasar Global

Berita terkait

Peneliti BRIN Temukan Hujan Ekstrem di Jakarta Berdasarkan Intensitas Sesaat

23 jam lalu

Peneliti BRIN Temukan Hujan Ekstrem di Jakarta Berdasarkan Intensitas Sesaat

Hujan ekstrem ditemukan di antara cuaca hujan di Jabodetabek beberapa hari terakhir ini.

Baca Selengkapnya

Hujan, Petir, dan Angin Kencang Beberapa Hari Ini di Jabodetabek: Dampak dan Penyebabnya

1 hari lalu

Hujan, Petir, dan Angin Kencang Beberapa Hari Ini di Jabodetabek: Dampak dan Penyebabnya

Cuaca hari-hari hujan disertai angin kencang dan petir diprediksi bisa bertahan sampai dasarian pertama Oktober.

Baca Selengkapnya

Riset BRIN: Perubahan Peran Kapal Pinisi Ancam Pelestarian Pengetahuan Lokal dan Budaya

1 hari lalu

Riset BRIN: Perubahan Peran Kapal Pinisi Ancam Pelestarian Pengetahuan Lokal dan Budaya

Kapal pinisi asli secara historis digunakan oleh masyarakat Bugis Makassar untuk perdagangan antarpulau dan telah mengalami transformasi.

Baca Selengkapnya

Peringati World Heart Day, Peneliti BRIN: Usia 19-64 Tahun Rentan Penyakit Kardiovaskular

1 hari lalu

Peringati World Heart Day, Peneliti BRIN: Usia 19-64 Tahun Rentan Penyakit Kardiovaskular

Peneliti Ahli Madya BRIN mengatakan, usia rentan terkena penyakit kardiovaskular adalah usia dewasa, yakni 19 hingga 64 tahun.

Baca Selengkapnya

BRIN Usulkan Raja Ampat Sebagai Cagar Biosfer ke UNESCO

2 hari lalu

BRIN Usulkan Raja Ampat Sebagai Cagar Biosfer ke UNESCO

BRIN mengusulkan Raja Ampat sebagai Cagar Biosfer UNESCO. Prosesnya sudah dimulai sejak tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Dari Selatan, Cuaca Mendung Gelap dan Hujan Deras Bisa Meluas ke Seluruh Jabodetabek Malam Ini

3 hari lalu

Dari Selatan, Cuaca Mendung Gelap dan Hujan Deras Bisa Meluas ke Seluruh Jabodetabek Malam Ini

Menurut BMKG, potensi hujan yang dapat disertai angin kencang dan petir itu mungkin bertahan dan bahkan meluas hingga pukul 19 WIB nanti.

Baca Selengkapnya

Penjelasan Fenomena Bulan Mini yang Akan Temani Bumi 2 Bulan ke Depan

3 hari lalu

Penjelasan Fenomena Bulan Mini yang Akan Temani Bumi 2 Bulan ke Depan

Para astronom sedang bersiap arahkan pengamatan ke fenomena yang disebut sebagian kalangan sebagai bulan kembar.

Baca Selengkapnya

BRIN Teliti Tata Kelola PLTA dalam Menghadapi Isu Sosial Ekologis di Indonesia

4 hari lalu

BRIN Teliti Tata Kelola PLTA dalam Menghadapi Isu Sosial Ekologis di Indonesia

Keberadaan PLTA menimbulkan isu-isu tradisional, seperti permasalahan sosial, politik, dan ekologi lingkungan.

Baca Selengkapnya

Jadi Tuan Rumah Lokakarya Nuklir IAEA 2024, Begini Rencana BRIN Memanfaatkannya

5 hari lalu

Jadi Tuan Rumah Lokakarya Nuklir IAEA 2024, Begini Rencana BRIN Memanfaatkannya

Workshop Infrastruktur Nuklir diselenggarakan di kantor pusat BRIN melibatkan 21 negara anggota IAEA mulai hari ini sampai Jumat mendatang.

Baca Selengkapnya

Cerita Peneliti BRIN yang Masuk Top 2% World Ranking Scientist, Risetnya Soal Megathrust Sering Dikutip

6 hari lalu

Cerita Peneliti BRIN yang Masuk Top 2% World Ranking Scientist, Risetnya Soal Megathrust Sering Dikutip

Sembilan peneliti BRIN masuk daftar Top 2% World Ranking Scientist, pemeringkatan bergengsi versi Stanford University dan Elsevier.

Baca Selengkapnya