Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Petani Kecil Dibuatkan Panduan Bebas Deforestasi untuk Tembus Pasar Global

image-gnews
Seorang petani kelapa sawit, mendorong gerobak saat panen di perkebunannya di Desa Gunam, Beruak, Kecamatan Parindu, Sanggau, Kalimantan Barat.Sumber foto: Greenpeace
Seorang petani kelapa sawit, mendorong gerobak saat panen di perkebunannya di Desa Gunam, Beruak, Kecamatan Parindu, Sanggau, Kalimantan Barat.Sumber foto: Greenpeace
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah lembaga organisasi masyarakat sipil nonprofit meluncurkan pedoman Panduan Bebas-Deforestasi untuk petani kecil yang bertujuan memastikan komoditas hasil lahan pertanian, bisa menembus pasar global. Panduan tersebut juga dianggap bisa membantu komitmen Indonesia dalam mengatasi krisis iklim.

"Deforestasi masih menjadi isu besar untuk Indonesia, tapi dengan panduan ini petani kecil bisa berkontribusi mencapai target konservasi dan komitmen iklim Indonesia," kata Kepala Global Kampanye Hutan Indonesia di Greenpeace, Kiki Taufik, dari keterangan resminya yang diterima Tempo, Senin 24 Juni 2024.

Greenpeace Indonesia, kata Kiki, berkolaborasi dalam proses penciptaan panduan ini agar para petani kecil bisa membuktikan bahwa mereka mampu bebas deforestasi, melindungi hutan, dan memenuhi sejumlah persyaratan yang diatur dalam Undang-Undang Komoditas Bebas Deforestasi Uni Eropa atau EUDR. Panduan telah melewati serangkaian uji coba lapangan bersama petani kecil di Kalimantan Barat selama 4 tahun terakhir. 

Panduan Bebas-Deforestasi untuk petani kecil diterbitkan berkat kolaborasi sejumlah lembaga dan pengembangan selama enam tahun tahun. Adapun yang berpartisipasi mengembangkan di antaranya High Carbon Stock Approach (HCSA), Serikat Petani Kelapa Sawit (SPKS), Yayasan Petani Pelindung Hutan, Greenpeace dan Hight Coservation Value Network.

Panduan diterbitkan dengan tebal lebih dari 54 halaman. Di dalamnya mengatur ihwal memproduksi minyak sawit di lanskap produksi campuran dan dikombinasikan dengan komoditas lain, termasuk karet, sistem agroforestri, pekarangan, dan yang mengelola kawasan hutan sebagai bagian dari sistem perladangan berpindah atau sebagai hutan adat.

Selain itu juga berisi petunjuk praktis yang sederhana, misalnya bagaimana komunitas petani dapat mengidentifikasi dan memetakan area tutupan hutan dan lahan di kampung mereka. Dalam setiap tahapan praktisnya, panduan ini mengharuskan adanya persetujuan atas dasar informasi di awal tanpa paksaan dari komunitas terkait. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ketua Serikat Petani Kelapa Sawit (SPKS), Sabaruddin, merespons baik hadirnya panduan ini. Dia menilai sebelumnya petani kecil sering disalahkan atas terjadinya deforestasi di Indonesia dan bahkan produknya tersisih dari pasar. "Kami berharap dengan pedoman ini para petani kecil anggota kami mendapat akses yang lebih adil terhadap pasar," kata Saaruddin dikutip dari siaran pers Greenpeace.

Salah seorang petani dari Kabupaten Sanggau, Valens Adi, menyebut bahwa Komunitas Poyo Tono Hibun sebagai masyarakat Dayak Hibun mendukung hadirnya panduan tersebut. Ketika panduan ini diuji coba di Kalimantan Barat, dia mengklaim, masyarakat Dayak Hibun sacara keseluruhan melihat sendiri dampak positifnya.

"Saya melihat sendiri bahwa toolkit ini benar-benar dikembangkan berdasarkan masukan dari para petani, masyarakat adat dan komunitas lokal ketika diujicobakan di Kalimantan Barat," katanya seraya berharap, "Kami membutuhkan bantuan dari semua pihak agar para petani dapat menerapkan praktik-praktik terbaik dan terus melestarikan hutan tanpa meninggalkan kearifan lokal dan budaya kami."

Pilihan Editor: Menjelang Upacara HUT RI di IKN, Peneliti BRIN Bilang Sebagian Besar Kalimantan Tetap Hujan Sepanjang Kemarau Ini

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


5 Hasil Survei Persepsi Petani 2024: Sulit Akses Irigasi Hingga Penurunan Produksi Padi

12 jam lalu

Ilustrasi Petani. ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan/pras.
5 Hasil Survei Persepsi Petani 2024: Sulit Akses Irigasi Hingga Penurunan Produksi Padi

Survei digelar 10-20 September oleh LaporIklim, Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan, Tani dan Nelayan Center, serta Gerakan Petani Nusantara.


Pakai Ritual Adat, Dayak Batulasung Duduki Lahan Sawit PT Jhonlin Agro Raya

13 jam lalu

Shutterstock.
Pakai Ritual Adat, Dayak Batulasung Duduki Lahan Sawit PT Jhonlin Agro Raya

Masyarakat Dayak Batulasung di Kabupaten Kotabaru mempertanyakan ganti rugi tanam tumbuh dan plasma sawit PT Jhonlin Agro Raya.


Mengenal Fungsi-fungsi Badan Pangan Nasional

13 jam lalu

Pekerja tengah membongkar beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta, Selasa, 17 September 2024.  Badan Pangan Nasional atau Bapanas mengakui cadangan sejumlah pangan pokok yang dikelola pemerintah melalui Perum Bulog dan ID Food cukup rendah. TEMPO/Tony Hartawan
Mengenal Fungsi-fungsi Badan Pangan Nasional

Badan Pangan Nasional bekerja sama dengan BUMN dan Pemda untuk memastikan pasokan pangan cukup, terutama saat menghadapi krisis atau fluktuasi harga.


Prabowo akan Terbitkan Perpres untuk Putihkan Utang Petani dan Nelayan

18 jam lalu

Ilustrasi kapal nelayan. TEMPO/Iqbal Lubis
Prabowo akan Terbitkan Perpres untuk Putihkan Utang Petani dan Nelayan

Hashim mengatakan, mungkin minggu depan Perpres ini akan ditandatangani oleh Presiden Prabowo Subianto.


Hashim Beberkan soal Pengemplang Pajak Sawit Rp 300 Triliun: Mudah-mudahan Gak Ada di Kadin

1 hari lalu

(Dari kiri) Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia versi Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Jakarta, Anindya Novyan Bakrie, Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Hashim Djojohadikusumo, dan Wakil Ketua Umum Bidang Pertanian Kadin versi Munaslub Jakarta, Mulyadi Jayabaya, usai acara
Hashim Beberkan soal Pengemplang Pajak Sawit Rp 300 Triliun: Mudah-mudahan Gak Ada di Kadin

Hashim Djojohadikusumo mengatakan negara berpotensi mendapat pemasukan hingga Rp 300 triliun dari pengusaha sawit yang tak membayar pajak.


Fitur Baru Canva Didukung AI dan Cara Raja Juli Mengatasi Masalah Sawit di Top 3 Tekno

1 hari lalu

Logo Canva. Google
Fitur Baru Canva Didukung AI dan Cara Raja Juli Mengatasi Masalah Sawit di Top 3 Tekno

Topik tentang aplikasi Canva meluncurkan sejumlah fitur baru yang mengadaptasi teknologi AI menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno.


Cara Raja Juli Mengatasi Masalah Sawit di Kawasan Hutan

1 hari lalu

Agus Harimurti Yudhoyono didampingi Raja Juli Antoni menyerahkan jabatan Menteri ATR/BPN kepada Nusron Wahid dan Ossy Dermawan di Kementerian ATR/BPN, Senin 21 Oktober 2024. Prosesi serah terima jabatan ini ditandai dengan penandatanganan berita acara oleh kedua pihak. TEMPO/Muhammad Rizki Yusrial
Cara Raja Juli Mengatasi Masalah Sawit di Kawasan Hutan

Menhut Raja Juli Antoni mengatakan laporan BPKP akan menjadi dasar Kementerian Kehutanan memulai untuk bekerja dalam penataan kawasan hutan.


GAPKI Minta Prabowo Segera Bentuk Badan Sawit Nasional, Ini Sebabnya

1 hari lalu

Seorang petani kelapa sawit, mendorong gerobak saat panen di perkebunannya di Desa Gunam, Beruak, Kecamatan Parindu, Sanggau, Kalimantan Barat.Sumber foto: Greenpeace
GAPKI Minta Prabowo Segera Bentuk Badan Sawit Nasional, Ini Sebabnya

Usulan pendirian Badan Sawit Nasional telah disampaikan sejak lama, bahkan jauh sebelum pemilihan umum presiden pada Februari lalu.


Pasar Tani dan Bazar Pangan Jadi Wujud Sinergi Petani dan Pemkab Simalungun

2 hari lalu

Bupati Simalungun Radiapoh Hasiholan Sinaga meresmikan Pasar Tani dan Bazar Pangan di Lapangan Rambung Merah, Kecamatan Siantar, Simalungun, Sumatera Utara, pada Kamis, 3 September 2024. Dok. Pemkab Simalungun
Pasar Tani dan Bazar Pangan Jadi Wujud Sinergi Petani dan Pemkab Simalungun

Acara tahunan ini bertujuan mempromosikan hasil pertanian unggulan dari seluruh wilayah di Simalungun dan memperkuat ekonomi lokal melalui sektor pertanian.


Tidak Lagi Jadi Menteri, Siti Nurbaya Bakar Menyampaikan Pesan kepada Dua Menteri Penggantinya di Kabinet Prabowo

2 hari lalu

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, Siti Nurbaya Bakar, dan Menteri Lingkungan dan Iklim Norwegia, Andreas Bjelland Eriksen, tiba di halaman Istana Negara untuk bertemu Presiden Joko Widodo atau Jokowi, Ahad, 2 Juni 2024. TEMPO/Daniel A. Fajri
Tidak Lagi Jadi Menteri, Siti Nurbaya Bakar Menyampaikan Pesan kepada Dua Menteri Penggantinya di Kabinet Prabowo

Mantan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar menyoroti sejumlah isu kunci, seperti keanekaragaman hayati dan EUDR.