Mauna Kea menyisihkan kandidat lainnya yaitu pegunungan Cerro Armazones di Cile. “Mauna Kea menjulang lebih tinggi daripada Cerro Armazones. Mauna Kea juga memiliki udara yang lebih kering dengan rata-rata fluktuasi suhu hariannya lebih kecil,” ungkap Richard Ellis, profesor astronomi di California Institute of Technology yang juga anggota dewan Teleskop 30 Meter.
Puncak Mauna Kea yang menjulang lebih dari 4500 meter di atas laut hingga melampaui awan itu memang sudah terkenal diantara komunitas astronom dunia. Dari puncak gunung api yang terus tidur itu para astronom bisa menikmati langit cerah hampir di sepanjang tahun.
Teleskop terbesar di dunia saat ini, dengan diameter lensa yang sepertiga dari Teleskop 30 Meter, juga ada di puncak Mauna Kea. Posisi Hawaii yang terisolasi di tengah Samudera Pasifik memang membuat kawasan ini favorit karena relatif bebas dari polusi udara. Tidak banyak cahaya buatan manusia yang bisa mengganggu observasi seperti yang saat ini dikeluhkan para astronom di Observatorium Bosscha, Lembang, Jawa Barat.
California Institute of Technology, University of California, dan Association of Canadian Universities for Research in Astronomy akan keroyokan membangun Teleskop 30 Meter. Rencananya pada 2018 teleskop sudah bisa digunakan.
(AP)