Ramai Dibahas dalam Kasus Peretasan Pusat Data Nasional, Apa Itu Windows Defender?

Jumat, 28 Juni 2024 09:38 WIB

Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Hinsa Siburian, usai konferensi pers di Gedung Kominfo terkait serangan siber yang menyasar Pusat Data Nasional Sementara (PDNS), Senin, 24 Juni 2024. TEMPO/Alif Ilham Fajriadi

TEMPO.CO, Jakarta - Serangan siber dalam bentuk ransomware dengan menonaktifkan Windows Defender melumpuhkan Pusat Data Nasional Sementara atau PDNS 2. Menurut Juru bicara Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Ariandi Putra, gangguan mulai terjadi sejak 17 Juni 2024.

BSSN menemukan adanya upaya penonaktifkan fitur keamanan Windows Defender yang terjadi mulai 17 Juni 2024 pukul 23.15 WIB sehingga memungkinkan aktivitas malicious dapat berjalan,” kata Ariandi pada 24 Juni 2024.

Ariandi menjelaskan ransomware bekerja dengan menonaktifkan Windows Defender (sistem keamananan) untuk mengizinkan file berbahaya terpasang pada sistem. Setelah itu, ransomware mulai masuk pada 17 Juni dan aktivitas mencurigakan mulai terdeteksi pada 20 Juni 2024 pukul 00.55 WIB.

“Tepatnya Windows Defender berhasil dilumpuhkan pada tanggal 20 Juni 2024 pukul 00.55 WIB sehingga tidak bisa lagi beroperasi,” ujarnya.

Adapun aktivitas mencurigakan dari penonaktifan Windows Defender tersebut adalah mengizinkan file malicious terpasang pada sistem, menghapus file penting, dan mematikan service yang sedang berjalan. Selain itu, file yang berkaitan dengan storage juga mulai dinonaktifkan dan tidak bisa berjalan, seperti VSS, Hyper V Volume, VirtualDisk dan Veaam vPower NFS.

Advertising
Advertising

Apa itu Windows Defender?

Windows Defender adalah teknologi yang memberikan perlindungan real-time terhadap malware, spyware, dan perangkat lunak terkenal lainnya untuk menyerang sistem operasi. Windows Defender menjadi sistem anti-malware yang berbasis signature based (mengidentifikasi setiap paket data keluar dan masuk ke jaringan).

Dengan dasar ini, Windows Defender dapat memberikan informasi tentang spyware terkini dan bentuk malware lainnya. Windows Defender menjadi teknologi yang mampu memindai sistem ketika boot dan sedang berjalan. Tak hanya itu, Windows Defender juga memiliki fungsi dapat menghapus malware yang mengganggu.

Sebelum Windows 8 hadir, Windows Defender hanya mendeteksi dan menghapus spyware. Teknologi ini hanya mencari subset malware tertentu dan tidak mencari seluruh spektrum virus, Trojan, serta jenis malware lain yang mungkin tersimpan di sistem.

Namun, ketika Windows 8 hadir, Windows Defender sudah diunduh secara otomatis dan langsung diaktifkan untuk menjalankan tugasnya. Windows Defender juga dapat digunakan secara otomatis dengan beberapa perbaikan, yaitu:

  • Perlindungan real-time (waktu nyata atau saat itu juga) terhadap malware menggunakan filter sistem file;
  • Fitur antarmuka dengan Windows Secure Boot yang membantu memastikan seluruh jalur boot Windows dan anti-malware belum dirusak; dan
  • Peningkatan kinerja sistem ketika booting meningkat 4 persen.

Selama beroperasi, Windows Defender memiliki komponen utama. Pertama, mesin anti-malware Microsoft. Mesin dapat memeriksa file selama proses ketika mesin dihidupkan dan setelah dinyalakan untuk menentukan apakah ada perangkat lunak berbahaya di komputer.

Kedua, perlindungan real-time Windows Defender. Fitur perlindungan ini dapat selalu memindai Registry dan sistem file untuk menentukan keberadaan malware. Dengan komponen utama ini, Windows Defender dapat mendukung operasi sistem yang sedang berjalan.

SCIENCE DIRECT | ANTARA

Pilihan Editor: BSSN Jelaskan Kronologi Serangan Siber ke Pusat Data Nasional

Berita terkait

Bola Liar Kasus Peretasan PDNS 2, Begini Menkominfo Budi Arie Didesak Mundur

10 menit lalu

Bola Liar Kasus Peretasan PDNS 2, Begini Menkominfo Budi Arie Didesak Mundur

Desakan mundur terhadap Menkominfo Budi Arie Setiadi mencuat buntut terjadinya kasus peretasan PDNS 2

Baca Selengkapnya

Anggaran Besar Pusat Data Nasional Minus Backup

11 menit lalu

Anggaran Besar Pusat Data Nasional Minus Backup

Pusat Data Nasional tak dilengkapi fasilitas backup meskipun anggarannya mencapai Rp 1,1 triliun.

Baca Selengkapnya

Pakar Ajak Donasi ke Peretas Jika Akses PDNS Bisa Dibuka Lagi

2 jam lalu

Pakar Ajak Donasi ke Peretas Jika Akses PDNS Bisa Dibuka Lagi

Alasan Alfons memberikan donasi disebabkan pesan yang disebarkan peretas PDNS bahwa kelompok tersebut membutuhkan sumbangan.

Baca Selengkapnya

PDSN 2 Diretas, Unair Tak Tunda Pembayaran Kuliah Mahasiswa Baru Penerima KIP Kuliah Jalur SNBP dan SNBT

2 jam lalu

PDSN 2 Diretas, Unair Tak Tunda Pembayaran Kuliah Mahasiswa Baru Penerima KIP Kuliah Jalur SNBP dan SNBT

Serangan ransomeware ke PDNS 2 tidak berdampak kepada proses registrasi calon mahasiswa baru penerima KIP Kuliah Unair di jalur SNBP dan SNBT.

Baca Selengkapnya

TB Hasanuddin Prihatin Serangan Siber Terus Berulang

3 jam lalu

TB Hasanuddin Prihatin Serangan Siber Terus Berulang

BSSN selalu melaporkan ada serangan tetapi tidak ada tindakan yang lebih komprehensif

Baca Selengkapnya

Peretas Janji Akan Rilis Kunci Dekripsi Akses PDNS Rabu, Pakar Masih Meragukan: Jangan Mudah Dikelabui

3 jam lalu

Peretas Janji Akan Rilis Kunci Dekripsi Akses PDNS Rabu, Pakar Masih Meragukan: Jangan Mudah Dikelabui

Brain Chiper berpesan kepada pemerintah Indonesia untuk bisa menjadikan insiden serangan siber ransomware ke PDNS sebagai bagian dari pelajaran.

Baca Selengkapnya

PDNS 2 Diretas, Pendaftar Seleksi Mandiri Jalur KIP Kuliah Unair Tak Perlu Pakai Akun KIPK

4 jam lalu

PDNS 2 Diretas, Pendaftar Seleksi Mandiri Jalur KIP Kuliah Unair Tak Perlu Pakai Akun KIPK

Pendaftaran KIP Kuliah 2024 untuk jalur mandiri PTN dan PTS di laman resmi Kemendikbudristek belum bisa diakses.

Baca Selengkapnya

Peretas Klaim Bakal Beri Kunci untuk Buka Enkripsi Pusat Data Nasional pada Rabu Besok

7 jam lalu

Peretas Klaim Bakal Beri Kunci untuk Buka Enkripsi Pusat Data Nasional pada Rabu Besok

Hacker menyebut mengatakan bahwa kunci untuk membuka akses enkripsi Pusat Data Nasional ini akan diberikan pada Rabu, 3 Juli 2024

Baca Selengkapnya

Budi Arie: Aktivis Mahasiswa UI, Wartawan sampai Jadi Orang Dekat Jokowi Gara-gara Projo

9 jam lalu

Budi Arie: Aktivis Mahasiswa UI, Wartawan sampai Jadi Orang Dekat Jokowi Gara-gara Projo

Menjelang Pemilihan Presiden 2014, Budi Arie mendirikan Projo untuk mendukung Jokowi, bahkan sebelum PDIP mengumumkan dukungannya.

Baca Selengkapnya

Kementerian Investasi Klaim Layanan Perizinan Usaha Tetap Aman usai PDN Diretas

10 jam lalu

Kementerian Investasi Klaim Layanan Perizinan Usaha Tetap Aman usai PDN Diretas

Contact Center Kementerian Investasi tidak mencatat keluhan pelaku usaha terhadap proses perizinan tersebut.

Baca Selengkapnya