Masuk Awal Kemarau, Bandung Raya Umumnya Berawan dan Berpotensi Hujan
Reporter
Anwar Siswadi (Kontributor)
Editor
Erwin Prima
Rabu, 3 Juli 2024 08:35 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Wilayah Bandung Raya sudah memasuki awal musim kemarau pada dasarian atau sepuluh hari di awal Juli 2024 menurut Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
Kepala Stasiun Geofisika BMKG Bandung Teguh Rahayu mengatakan kondisi itu ditandai oleh masuknya angin timuran atau monsun Australia serta masih adanya pertumbuhan awan rendah (cumulus) yang dapat tumbuh menjadi awan konvektif alias cumulonimbus secara signifikan.
“Sehingga berpotensi hujan dengan intensitas ringan hingga sedang yang dapat disertai petir dan angin kencang dalam skala lokal dan berdurasi singkat,” katanya, Selasa 2 Juli 2024.
Prediksi cuaca BMKG pada Rabu 3 Juli, wilayah Bandung Raya yang meliputi Kabupaten dan Kota Bandung, Cimahi, dan Kabupaten Bandung Barat pada umumnya berawan dan berpotensi hujan ringan hingga sedang mulai dari siang, sore, atau malam, dengan suhu 19 – 29,8 derajat Celcius. Adapun kelembapan udaranya berkisar 60-95 persen dengan tiupan angin dari tenggara dengan kecepatan antara 5-16 kilometer per jam. Prakiraan cuaca serupa pada 4 Juli di Bandung Raya.
Saat ini, menurut Teguh, sebagian besar wilayah Jawa Barat termasuk Bandung Raya sudah memasuki awal musim kemarau dan sebagian masih dalam masa peralihan dari musim hujan ke musim kemarau atau pancaroba.
Berdasarkan hasil pemantauan BMKG, mayoritas wilayah Jawa Barat atau 71 persen telah masuk musim kemarau hingga awal Juni lalu. Adapun yang masih hujan, atau 27 persen wilayah, seperti sebagian Bogor, Sukabumi, Cianjur, sebagian di daerah perbatasan antara Garut, Tasikmalaya, Sumedang, Ciamis, dan Majalengka, serta sebagian Kuningan.
Dalam beberapa hari ke depan, sejumlah daerah masih berpotensi hujan karena kondisi dinamika atmosfer regional dan pengaruh lokal. Pada dinamika cuaca skala regional, terdapat sirkulasi daerah pertemuan atau perlambatan kecepatan angin yang terpantau memanjang dari Sumatera Utara hingga Jawa Barat bagian selatan. Kondisi itu dinilai mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sepanjang daerah konvergensi tersebut.
Adapun suhu permukaan air laut di perairan Jawa Barat sedikit hangat dan kondisi atmosfer labil sehingga signifikan untuk pertumbuhan awan hujan. Labilitas lokal yang kuat mendukung proses konvektif pada skala lokal terdapat di sebagian besar Jawa Barat.
Berdasarkan prediksi kondisi global, regional, dan probabilistik model, BMKG memprakirakan pada umumnya cuaca di wilayah Jawa Barat cerah berawan hingga berawan dengan potensi hujan berintensitas ringan hingga sedang.
Pilihan Editor: Top 3 Tekno: Donasi Peretas dan Janji Kunci Dekripsi Akses PDNS, Tren Cek Khodam Online