Studi F5: 72 Persen Korporasi Menghadapi Isu Kualitas dan Inkompetensi Data Saat Adopsi AI

Reporter

Editor

Erwin Prima

Jumat, 5 Juli 2024 11:18 WIB

Ilustrasi Kecerdasan Buatan (Yandex)

TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan keamanan dan pengiriman aplikasi multicloud F5 menerbitkan laporan hasil studi mengenai situasi perusahaan saat ini dalam mengadopsi sistem artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan.

F5’s 2024 State AI Application Strategy Report mengungkap bahwa sementara 75 persen korporasi mengadopsi sistem AI dalam operasi bisnisnya, 72 persen dari jumlah tersebut justru melaporkan adanya isu pada kualitas data serta inkompetensi data yang signifikan pada pengadopsian sistem tersebut.

“AI merupakan sumber daya yang mendisrupsi, yang dapat membantu korporasi dalam berinovasi dan menyediakan layanan digital yang tidak tertandingi. Akan tetapi, implementasi dari sistem AI sangat rumit, yang apabila dilakukan tanpa pendekatan yang tepat dan aman, dapat meningkatkan risiko atau mengancam keamanan korporasi,” ujar Kunal Anand, Executive Vice President dan Chief Technology Officer dari F5, dalam keterangannya, Kamis, 4 Juli 2024.

“Laporan terbaru kami menyorot sebuah tren topik yang secara signifikan, yaitu banyak korporasi, yang dalam keinginan mereka untuk mengimplementasikan sistem AI, kurang memperhatikan kebutuhan atas fondasi yang kokoh. Ketidaktelitian ini tidak hanya menyebabkan penurunan efektivitas dari sistem AI namun juga membawa perusahaan kepada ambang ancaman keamanan,” tambahnya.

Sebagaimana korporasi memiliki misi untuk terus mengembangkan layanan digital berbasis AI, studi ini menyoroti tantangan-tantangan yang mereka hadapi pada keseluruhan infrastruktur data, model, pengaplikasian layanan, serta lapisan-lapisan yang harus bisa diatasi agar bisa dicapai adopsi dan pengaplikasian sistem AI yang luas dan sukses.

Advertising
Advertising

Realitas dan Janji Generative AI

Organisasi korporasi sangat antusias terhadap potensi generative AI. Responden menyatakan bahwa hal ini merupakan salah satu yang paling menarik dari tren teknologi 2024. Namun pada kenyataanya, hanya 24 persen dari responden yang menyatakan bahwa mereka telah mengimplementasikan AI dalam operasionalnya.

Meskipun penggunaan generative AI saat ini terus meningkat, akan tetapi masih sangat jarang dipergunakan untuk tujuan yang strategis. Berdasarkan studi ini, penggunaan generative AI yang paling sering dipergunakan adalah copilot dan alat produktivitas karyawan (40 persen), dan fitur layanan konsumen seperti chatbots (36 persen). Workflow automation (36 persen) juga termasuk dalam prioritas teratas dalam penggunaan AI.

Ketika para pemimpin korporasi mengkaji tantangan dalam menerapkan aplikasi berbasis AI dalam skala besar, mereka menyebutkan tiga masalah utama yang dihadapi pada lapisan infrastruktur:

62 persen menyatakan biaya komputasi merupakan pertimbangan yang utama dalam perluasan penggunaan AI.
57 persen menyatakan kekhawatiran akan kualitas sistem keamanan. Untuk menavigasi permasalahan ini, responden mengestimasi akan menggunakan dana 44 persen lebih banyak untuk mengatasi permasalahan keamanan tersebut setidaknya untuk beberapa tahun ke depan selama pengembangan dilakukan.
Lebih dari separuh responden (55 persen) menyatakan hasil kinerja di seluruh aspek model ini menjadi pertimbangan dalam penerapan AI.

Dalam data layer, data maturity merupakan tantangan yang lebih besar dan nyata yang akan berdampak pada penyebaran implementasi AI:

72 persen responden studi menyebutkan kualitas data dan ketidakmampuan untuk meningkatkan praktik data sebagai rintangan utama dalam meningkatkan skala AI.
53 persen menyebutkan kurangnya keahlian AI dan data sebagai hambatan utama.
Meskipun 53 persen perusahaan menyatakan bahwa mereka memiliki strategi pengelolaan data yang jelas, lebih dari 77 persen organisasi yang di survei menyatakan bahwa mereka tidak memiliki sumber data tunggal.

Mengacu pada laporan hasil studi ini, keamanan siber merupakan kekhawatiran utama bagi personil yang bertugas untuk memberikan layanan AI secara langsung. Faktor seperti serangan berbasis AI, keamanan data, kebocoran data, dan meningkatnya beban tantangan, berada pada rangkaian teratas pada daftar kekhawatiran dari penggunaan AI.

Pilihan Editor: BRIN Inisiasi Ekskavasi Arkeologi Sejarah dan Maritim di Situs Bumiayu dan Bongal

Berita terkait

Meta Umumkan Model AI Baru Movie Gen Bisa Menghasilkan Video dan Audio

2 jam lalu

Meta Umumkan Model AI Baru Movie Gen Bisa Menghasilkan Video dan Audio

Meta mengklaim Movie Gen dapat menyaingi tools dari perusahaan startup terkemuka seperti OpenAI dan ElevenLabs. Apa hebatnya?

Baca Selengkapnya

Evaluasi Lanskap AI di Indonesia, Ini 3 Temuan dan 3 Rekomendasi dari UNESCO

19 jam lalu

Evaluasi Lanskap AI di Indonesia, Ini 3 Temuan dan 3 Rekomendasi dari UNESCO

UNESCO antara lain menemukan pendanaan penelitian bidang AI di Indonesia yang rendah dan merekomendasikan antara lain bikin regulasi dulu.

Baca Selengkapnya

Microsoft Tambahkan 5 Fitur Baru Berbasis AI ke Windows 11, Ada Click to Do

1 hari lalu

Microsoft Tambahkan 5 Fitur Baru Berbasis AI ke Windows 11, Ada Click to Do

Microsoft mengumumkan sederet inovasi fitur baru berbasis AI yang akan diintegrasikan ke dalam Windows 11 dan Copilot+ PC.

Baca Selengkapnya

Dosen Itera Kembangkan Teleskop Robotik Berbasis AI untuk Identifikasi Hilal

2 hari lalu

Dosen Itera Kembangkan Teleskop Robotik Berbasis AI untuk Identifikasi Hilal

Profesor riset astronomi dan astrofisika dari BRIN mengatakan teleskop robotik berbasis AI ini masih harus terus belajar dan melewati diskusi panjang.

Baca Selengkapnya

Microsoft Perluas Kemampuan Asisten AI Copilot dengan Fitur-fitur Baru

2 hari lalu

Microsoft Perluas Kemampuan Asisten AI Copilot dengan Fitur-fitur Baru

itur-fitur terbaru ini bertujuan untuk membuat Copilot lebih cerdas, lebih personal, dan lebih mudah diakses bagi pengguna.

Baca Selengkapnya

Pinterest Luncurkan Alat GenAI untuk Visual Produk kepada Pengiklan

2 hari lalu

Pinterest Luncurkan Alat GenAI untuk Visual Produk kepada Pengiklan

Fitur baru ini akan membantu para pengiklan dalam meningkatkan iklan Product Pins mereka di Pinterest.

Baca Selengkapnya

Dapat Pendanaan Google, EduFarmers akan Perkuat Koperasi, dan Chatbot AI untuk Petani

3 hari lalu

Dapat Pendanaan Google, EduFarmers akan Perkuat Koperasi, dan Chatbot AI untuk Petani

Edu Farmers mendapat pendanaan US$ 2 juta dari Google. Programnya mulai dari penanganan stunting hingga Chatbot AI untuk petani.

Baca Selengkapnya

Google.org Beri Pendanaan Rp 106 Miliar, Termasuk untuk Edukasi Petani dengan Informasi Bertenaga AI

3 hari lalu

Google.org Beri Pendanaan Rp 106 Miliar, Termasuk untuk Edukasi Petani dengan Informasi Bertenaga AI

Google.org memberikan pendanaan US$ 7 juta atau setara Rp 106 miliar kepada dua organisasi untuk mendukung pemanfaatan ekonomi dengan AI.

Baca Selengkapnya

Rusia Klaim Masuk Negara Terdepan dalam Pengembangan Kecerdasan Buatan

3 hari lalu

Rusia Klaim Masuk Negara Terdepan dalam Pengembangan Kecerdasan Buatan

Perdana Menteri Mikhail Mishustin mengklaim Rusia masuk negara-negara terdepan dalam mengembangkan kecerdasan buatan.

Baca Selengkapnya

Perangkat AI Mahal bagi Mahasiswa, Nvidia Pakai Cara Ini untuk Masuki Pasar Kampus

4 hari lalu

Perangkat AI Mahal bagi Mahasiswa, Nvidia Pakai Cara Ini untuk Masuki Pasar Kampus

Perusahaan teknologi Nvidia mengakui perangkat komputer atau device yang mengusung AI tergolong mahal, terutama bagi mahasiswa

Baca Selengkapnya