Kecanggihan Artificial Intelligence Ternyata Mempermudah Penelitian Ilmiah

Kamis, 25 Juli 2024 02:39 WIB

Ilustrasi kecerdasan buatan atau AI. Dok. Shutterstock

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Riset dan Inovasi Nasional atau BRIN mengakui kecanggihan teknologi artificial intelligence (AI) untuk menunjang aktivitas penulisan ilmiah dan publikasi. Menurut BRIN, AI dapat mempermudah proses editorial, dan pengeditan naskah ilmiah menjadi lebih efisien, serta meningkatkan kualitas jurnal yang dihasilkan.

"Dengan AI kita dapat mengaturnya secara otomatis, mulai dari melakukan koreksi ke dalam teks yang benar, mendeteksi plagiarisme, memberikan rekomendasi untuk gaya dan struktur penulisan," ujar Deputi Bidang Fasilitas Riset dan Inovasi BRIN, Agus Haryono, dikutip dari keterangan resminya, Rabu, 24 Juli 2024.

Agus memaparkan ihwal pemanfaatan AI untuk membantu kerja-kerja penelitian ilmiah ini dalam Workshop Springer Nature: AI and Research a Transformative Opportunity, di Gedung BJ Habibie, Jakarta. Dia turut mendorong para peneliti untuk mengoptimalkan penggunaan AI, demi bersaing dengan negara-negara maju di dunia.

Teknologi AI menurut Agus, dapat membantu penerbit dalam menentukan naskah yang memiliki potensi kesuksesan dibaca, dengan cara menganalisis tren dan preferensi pembaca berbasis machine learning. "Proses penerbitan dapat dipercepat untuk membuahkan hasil yang lebih sesuai dengan permintaan pasar," kata Agus memperjelas.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Repositori, Multimedia dan Penerbitan Ilmiah BRIN, Zaenal Akbar, membeberkan bahwa BRIN tengah menyusun sejumlah strategi menuju open science di Indonesia. Strategi ini, kata dia, meliputi bidang human resources, open science infrastructures dan network.

Advertising
Advertising

"Dalam hal infrastruktur, BRIN membuka penelitian bersama untuk mendukung open science dan melayani kebutuhan berbagai komunitas. Mulai dari perangkat dan peralatan hingga manipulasi komputasi dan data infrastruktur layanan," ujar Zaenal.

Zaenal menuturkan, pemerintah pusat menetapkan regulasi deposit mandatory atau penyediaan wajib data primer, serta hasil penelitian berbentuk research output. Regulasi ini berlaku bagi kegiatan riset yang dilaksanakan di Indonesia, mulai dari penelitian yang didukung pemerintah maupun perusahaan yang berbasis di dalam negeri.

Data primer yang dimaksud Zaenal itu, berkaitan dengan spesimen fisik, spesimen digital, informasi digital dari spemen, rekaman audio-visual, serta naskah atau artefak. Sedangkan untuk research outputnya, dapt berupa publikasi ilmiah dan hak kekayaan intelektual.

Kebijakan yang dijabarkan Zaenal ini, dinilai mampu dipermudah lewat hadirnya teknologi AI dalam pemrosesan kerja-kerja ilmiah serta publikasinya. Zaenal berharap lewat workshop AI BRIN kali ini, mampu membuka gerbang kolaborasi untuk integrasi data dan hasil penelitian yang lebih mumpuni.

Berita terkait

Hasil Riset Mekari: Software Berbasis Cloud Dongkrak Efektivitas Perusahaan

2 hari lalu

Hasil Riset Mekari: Software Berbasis Cloud Dongkrak Efektivitas Perusahaan

Studi juga menunjukkan mayoritas perusahaan antusias menggunakan software berbasis cloud dalam dua tahun ke depan.

Baca Selengkapnya

Tim Mahasiswa Unpar Bandung Bikin Aplikasi untuk Manajemen Kantor Hukum

2 hari lalu

Tim Mahasiswa Unpar Bandung Bikin Aplikasi untuk Manajemen Kantor Hukum

Tim mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Katolik Parahyangan membuat aplikasi manajemen kantor hukum. Akan dikembangkan dengan teknologi AI.

Baca Selengkapnya

Telkom Sematkan AI pada Chatbot OCA

7 hari lalu

Telkom Sematkan AI pada Chatbot OCA

Kegiatan ini dirancang sebagai wadah untuk mempromosikan produk fashion dan kerajinan lokal, serta melestarikan budaya daerah

Baca Selengkapnya

OCA Gunakan AI untuk Layanan Chatbot yang Lebih Pintar

10 hari lalu

OCA Gunakan AI untuk Layanan Chatbot yang Lebih Pintar

Teknologi mutakhir di OCA AI mampu membalas chat secara pintar dan otomatis, sehingga dapat mengurangi keterlibatan manusia dalam membalas pesan atau menangani keluhan secara manual.

Baca Selengkapnya

Rayakan HPN, BRI Menggunakan AI untuk Memberikan Layanan Terbaik Pelanggan

12 hari lalu

Rayakan HPN, BRI Menggunakan AI untuk Memberikan Layanan Terbaik Pelanggan

BRImo super apps menjadi salah satu produk yang menjadi andalan yang memberikan kemudahan bagi nasabah untuk mengakses berbagai layanan perbankan dengan mudah dan cepat.

Baca Selengkapnya

NeutraDC Kolaborasi dengan 3 Perusahaan Teknologi Global Perkuat AI-Ecosystem

14 hari lalu

NeutraDC Kolaborasi dengan 3 Perusahaan Teknologi Global Perkuat AI-Ecosystem

Penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) dilakukan tiga perusahaan yaitu; PT Hewlett Packard Enterprise (HPE) Indonesia, Cirrascale Pte. Ltd., dan DataCanvas Limited. Kolaborasi ini diumumkan dalam ajang konferensi internasional, NeutraDC Summit 2024, di Bali., pekan lalu.

Baca Selengkapnya

Deepfake dan Kejahatan Seksual, Korea Selatan Waspadai sebagai Ancaman Baru

16 hari lalu

Deepfake dan Kejahatan Seksual, Korea Selatan Waspadai sebagai Ancaman Baru

Deepfake adalah video palsu yang dihasilkan menggunakan perangkat lunak digital, pembelajaran mesin, dan teknologi pertukaran wajah.

Baca Selengkapnya

Cara Membuat Tren AI Berpelukan Seperti Raffi Ahmad Memeluk Ayahnya yang Telah Tiada

18 hari lalu

Cara Membuat Tren AI Berpelukan Seperti Raffi Ahmad Memeluk Ayahnya yang Telah Tiada

Raffi Ahmad terlihat tengah berpelukan dengan Munawar Ahmad, ayahnya yang telah meninggal pada 2006. Teknologi Ai memungkinkannya.

Baca Selengkapnya

NeutraDC Summit 2024, Bahas Data Center sebagai AI-enabler

20 hari lalu

NeutraDC Summit 2024, Bahas Data Center sebagai AI-enabler

NeutraDC Summit menjadi salah satu langkah strategis dalam menghadapi masa depan data center sebagai AI-enabler, sejalan dengan komitmen Telkom Group dalam mendorong transformasi digital Indonesia berskala nasional maupun regional.

Baca Selengkapnya

Jadi Korban Penyalahgunaan AI, Jenna Ortega Pilih Hapus Akun Twitter

21 hari lalu

Jadi Korban Penyalahgunaan AI, Jenna Ortega Pilih Hapus Akun Twitter

Jenna Ortega mengungkapkan alasannya menghapus akun Twitter adalah karena menjadi korban penyalahgunaan AI.

Baca Selengkapnya