Pemerintah Amerika Serikat Tuding TikTok Kumpulkan Data Pengguna soal Isu-isu Sosial

Reporter

Terjemahan

Editor

Abdul Manan

Senin, 29 Juli 2024 08:10 WIB

Bendera AS dan logo TikTok terlihat melalui pecahan kaca dalam ilustrasi yang diambil pada 20 Maret 2024. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration/File Photo

TEMPO.CO, Jakarta - Dalam sebuah ringkasan yang diajukan kepada pengadilan, Departemen Kehakiman Amerika Serikat menuduh TikTok dan ByteDance, perusahaan induk TikTok, menggunakan sistem situs web internal yang disebut Lark. Sistem itu memungkinkan karyawan TikTok mengkomunikasikan data sensitif tentang penggunanya di Amerika Serikat dengan para teknisi ByteDance di Cina.

Seperti dilaporkan The Hill, ringkasan berisi tuduhan bahwa Lark memungkinkan karyawan TikTok dan ByteDance di AS dan Cina untuk mengumpulkan informasi tentang konten dan opini pengguna, misalnya, tentang aborsi atau agama.

Departemen Kehakiman AS berpendapat bahwa ini bukanlah masalah teoritis, tetapi peluang bagi TikTok untuk memanipulasi algoritmenya secara diam-diam. "Dengan mengarahkan ByteDance atau TikTok untuk memanipulasi algoritme itu secara diam-diam, Cina misalnya dapat melanjutkan operasi pengaruh jahatnya yang sudah ada dan memperkuat upayanya untuk merusak kepercayaan pada demokrasi kita dan memperburuk perpecahan sosial," tulis ringkasan itu.

Pejabat Departemen Kehakiman menambahkan bahwa karyawan TikTok dan ByteDance sudah terlibat dalam praktik yang disebut "pemanasan" di mana mereka dapat memutuskan untuk mempromosikan video tertentu yang menurut pejabat AS dapat digunakan untuk mengkurasi video yang memecah belah masyarakat.

Departemen Kehakiman juga menuduh bahwa TikTok telah menerapkan alat yang menekankan konten berdasarkan penggunaan kata-kata tertentu.

Advertising
Advertising

ByteDance mengoperasikan aplikasi yang mirip dengan TikTok yang disebut Douyin di mana perusahaan secara aktif menggunakan alat penekan itu untuk mematuhi undang-undang sensor yang ketat Cina. Departemen Kehakiman AS mengatakan bahwa TikTok telah melakukan hal yang sama di luar Cina. TikTok diselidiki karena soal ini sejak 2022.

Pengajuan dokumen ini merupakan bagian dari gugatan yang lebih besar antara pemerintah AS dan TikTok atas rancangan undang-undang yang ditandatangani Presiden AS Joe Biden menjadi undang-undang pada April 2024. Undang-undang itu akan melarang aplikasi sosial buatan Cina yang digunakan oleh ratusan juta orang Amerika itu dalam beberapa bulan jika ByteDance tidak menjual TikTok di Amerika kepada operator yang berbasis di Amerika.

TikTok dengan keras menentang rancangan undang-undang tersebut dan menyebutnya tidak konstitusional. TikTok berpendapat bahwa ringkasan tersebut tidak mengubah fakta dari kasus tersebut. "Tidak ada dalam ringkasan ini yang mengubah fakta bahwa Konstitusi ada di pihak kami," kata TikTok di akun media sosial X. "Seperti yang telah kami katakan sebelumnya, pemerintah tidak pernah mengajukan bukti atas klaimnya, termasuk ketika Kongres meloloskan undang-undang yang tidak konstitusional ini."

Argumen lisan untuk kasus antara pemerintah AS dan TikTok tersebut dijadwalkan digelar September mendatang.

Pilihan Editor: Prakiraan Cuaca BMKG: Mayoritas Berawan, Waspada Hujan Lebat di Beberapa Daerah

Berita terkait

Ketahui Perbedaan Antara CIA dan FBI, Apa Tugas Keduanya di Amerika Serikat?

6 jam lalu

Ketahui Perbedaan Antara CIA dan FBI, Apa Tugas Keduanya di Amerika Serikat?

Central Intelligence Agency (CIA) sering disamakan dengan The Federal Bureau of Investigation (FBI). Apa beda keduanya?

Baca Selengkapnya

Sean Diddy Combs, Ikon Hiphop yang Kontroversial

11 jam lalu

Sean Diddy Combs, Ikon Hiphop yang Kontroversial

Sean Diddy Combs, rapper, musisi hiphop, produser, sekaligus pengusaha ini tengah menghadapi berbagai kontroversi.

Baca Selengkapnya

Alasan Brunei Darussalam Masuk Daftar Hitam Pemerintah Amerika Serikat

17 jam lalu

Alasan Brunei Darussalam Masuk Daftar Hitam Pemerintah Amerika Serikat

AS menganggap negara-negara di Tingkat 3 termasuk Brunei Darussalam tidak berbuat cukup banyak untuk bertindak melawan perdagangan manusia (TPPO).

Baca Selengkapnya

Rano Karno soal Rencana Buat Akun TikTok: Tertarik Buat Konten A Day in My Life

1 hari lalu

Rano Karno soal Rencana Buat Akun TikTok: Tertarik Buat Konten A Day in My Life

Rano Karno bicara soal rencana membuat akun TikTok untuk menjangkau generasi z dan sosialisasi menjelang pilgub Jakarta

Baca Selengkapnya

Donald Trump Berharap Bisa Bertemu Narendra Modi di Amerika Serikat

1 hari lalu

Donald Trump Berharap Bisa Bertemu Narendra Modi di Amerika Serikat

Donald Trump mengutarakan keinginan bertemu Perdana Menteri India Narendra Modi pada pekan depan disela kunjungan kerja Modi ke Amerika

Baca Selengkapnya

Jubir Tegaskan Kaesang Nebeng Teman, Pemilik Jet Pribadi Ikut Terbang ke Amerika Serikat

1 hari lalu

Jubir Tegaskan Kaesang Nebeng Teman, Pemilik Jet Pribadi Ikut Terbang ke Amerika Serikat

Juru bicara Kaesang Pangarep, Francine Widjojo, menegaskan Kaesang menaiki jet pribadi bersama teman atau pemilik dari pesawat tersebut.

Baca Selengkapnya

Selain Y, KPK Buka Peluang Panggil Jokowi dalam Dugaan Gratifikasi Kaesang

1 hari lalu

Selain Y, KPK Buka Peluang Panggil Jokowi dalam Dugaan Gratifikasi Kaesang

Selain akan panggil Y, KPK buka peluang panggil Jokowi dalam dugaan gratifikasi Kaesang.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Klaim Tidak Terlibat dalam Ledakan Pager di Lebanon

1 hari lalu

Amerika Serikat Klaim Tidak Terlibat dalam Ledakan Pager di Lebanon

Amerika Serikat mengklaim bahwa pihaknya tidak mengetahui sebelumnya dan tidak terlibat dalam ledakan massal pager di Lebanon

Baca Selengkapnya

Ledakan Pager Massal di Lebanon, Hizbullah Bersumpah Balas Israel

1 hari lalu

Ledakan Pager Massal di Lebanon, Hizbullah Bersumpah Balas Israel

Hizbullah bersumpah memberikan "hukuman yang adil" kepada Israel menyusul serangkaian ledakan pager yang mematikan di seluruh Lebanon.

Baca Selengkapnya

Gold Apollo Membantah Membuat Pager yang Digunakan dalam Ledakan Lebanon

1 hari lalu

Gold Apollo Membantah Membuat Pager yang Digunakan dalam Ledakan Lebanon

Perusahaan Gold Apollo Taiwan membantah membuat pager yang digunakan dalam peledakan di Lebanon pada Selasa.

Baca Selengkapnya