Keunggulan Thorium, Bahan Bakar Pembangkit Nuklir yang Diklaim Lebih Hijau Dibanding Uranium

Selasa, 30 Juli 2024 20:49 WIB

Desain pembangkit listrik tenaga thorium (PLTT) atau TMSR500 yang dibuat oleh Thorcon. Kredit: Istimewa

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Thorium Energy Alliance, John Kutsch, belakangan mengenalkan thorium sebagai penyokong reaktor nuklir yang lebih ramah lingkungan dibanding uranium. Thorium yang dibuat dari pemurnian tanah jarang diklaim lebih mudah ditangani daripada uranium yang sering dipakai sebagai bahan bakar pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) konvensional.

“Kami membakarnya dalam siklus murni. Limbahnya lebih sedikit dan tidak akan menjadi bom,” ucap Kutsch, dilansir dari Chemistry World, Selasa, 30 Juli 2024.

Kemunculan thorium seakan menjawab hasil keputusan Konferensi Perubahan Iklim atau COP28 di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA), pada November 2023. Sebanyak 20 negara peserta forum itu menyepakati peningkatan kapasitas energi nuklir dunia pada 2050. Upaya yang diklaim sebagai jalan menuju nol emisi ini masih menghasilkan pro dan kontra sampai saat ini.

Kesepakatan soal percepatan energi nuklir dianggap kontroversial. Limbah radioaktif dikhawatirkan merusak bumi dalam jangka panjang. Citra energi nuklir juga masih buruk karena sejumlah kecelakaan reaktor besar yang terjadi di masa lalu, misalnya di Ukraina, Jepang, Rusia, hingga Amerika Serikat.

Menurut Kutsch, reaktor nuklir yang menggunakan uranium sangat sulit mengalami fisi, sebutan untuk proses transmutasi nuklir. Karena itu, butuh pengolahan prareaktor untuk meningkatkan persentase uranium agar layak menjadi bahan bakar. Proses prareaktor ini yang kerap menghasilkan limbah nuklir.

Advertising
Advertising

Thorium Dipakai di Swiss

Reaktor nuklir berbasis thorium bukan barang baru. Infrastruktur ini sudah dipakai oleh perusahaan rintisan asal Swiss, Transmutex. Dengan beralih ke siklus bahan bakar thorium, entitas ini menerima investasi sebesar US$ 27 juta, sekitar Rp 375 miliar, untuk pengembangan reaktor nuklir.

Salah satu unsur thorium Transmutex adalah Thorium-232. Unsur thorium ini ditemukan secara alami di kerak bumi. Thorium-232 dianggap sebagai bahan bakar potensial karena sifatnya yang subur, artinya tidak mengalami transmutasi secara alami, namun dapat diubah menjadi material tertentu dalam kondisi khusus.

Selanjutnya, Bahan Bakar Lama yang Terlupakan <!--more-->

Sebuah pabrik nuklir bernama Shippingport Atomic Power Station, negara bagian Pennsylvania, Amerika Serikat, sempat digunakan sebagai reaktor uji coba untuk bahan bakar thorium pada 1977. Inti reaktor yang diisi dengan pelet thorium dioksida dan uranium-233 oksida beroperasi selama hampir 30 ribu jam, selama lima tahun. Reaktor itu menghasilkan sekitar 2,1 miliar kilowatt jam (kWh) listrik, sebelum dinonaktifkan pada tahun 1982.

Direktur Keuangan Transmutex, Jean-Christophe de Mestral, menyebut inti reaktor thorium mengandung fisi 1,4 persen lebih banyak dibanding ketika memakai bahan bakar konvensional. Catatan itu membuktikan bahwa pembiakan thorium pada saat itu bisa menghasilkan bahan bakar baru.

Sayangnya, laporan keberhasilan thorium di Shippingport Atomic selesai disusun pada Maret 1986, satu bulan sebelum peristiwa Chernobyl, kecelakaan nuklir terbesar di dunia. Insiden di area pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Chernobyl di dekat Kota Pripyat, Ukraina, itu membuat citra reaktor nuklir menjadi buruk.

Laporan soal pembangkit nuklir bertenaga thorium terkubur dalam. Namun, minat pengembangan PLTN berbasis muncul setelah beberapa waktu. Apalagi saat ini biaya uranium semakin tidak stabil dan menghambat proses produksi di reaktor.

Pilihan Editor: Kirim Sampah Plastik Terbanyak ke Laut, KKP: Indonesia Turun dari Peringkat 2 ke 5 Dunia

Berita terkait

Rusia Siap Tawarkan PLTN Kapasitas Besar dan Kecil untuk Indonesia

1 hari lalu

Rusia Siap Tawarkan PLTN Kapasitas Besar dan Kecil untuk Indonesia

Petinggi BUMN Rusia, Rosatom, menyatakan siap menawarkan PLTN berkapasitas besar dan kecil kepada Indonesia.

Baca Selengkapnya

Megawati Sambangi Rusia, Mencuat Wacana St Petersburg University Bangun Kampus di RI

2 hari lalu

Megawati Sambangi Rusia, Mencuat Wacana St Petersburg University Bangun Kampus di RI

Megawati mengatakan Indonesia butuh bantuan dalam proses ilmu dasar bidang nuklir, metalurgi, kimia, nanoteknologi, bioteknologi dari Rusia.

Baca Selengkapnya

Presiden Iran Sebut Negaranya Butuh Investasi Asing Lebih dari US$100 Miliar

17 hari lalu

Presiden Iran Sebut Negaranya Butuh Investasi Asing Lebih dari US$100 Miliar

Presiden Iran Masoud Pezeshkian mengatakan pada Sabtu bahwa negaranya memerlukan investasi asing sebesar US$100 miliar

Baca Selengkapnya

Reaktor Nuklir Jepang Gagal Lewati Tinjauan Keselamatan, Pertama Sejak Tragedi Fuskushima

21 hari lalu

Reaktor Nuklir Jepang Gagal Lewati Tinjauan Keselamatan, Pertama Sejak Tragedi Fuskushima

Sebuah reaktor nuklir di Prefektur Fukui, Jepang tengah, gagal melewati tinjauan keselamatan untuk memulai kembali operasinya

Baca Selengkapnya

PLTS Disebut Lebih Demokratis Dibanding PLTN, IESR: Lokasi untuk Pembangkit Nuklir Terbatas

22 hari lalu

PLTS Disebut Lebih Demokratis Dibanding PLTN, IESR: Lokasi untuk Pembangkit Nuklir Terbatas

Pengembangan PLTS dianggap lebih menjangkau semua lokasi dan kalangan masyarakat, berbeda dengan PLTN yang lebih khusus dan terbatas.

Baca Selengkapnya

Soal Pembangunan PLTN, Greenpeace Ingatkan Risiko, Kesiapan SDM dan Teknologinya

26 hari lalu

Soal Pembangunan PLTN, Greenpeace Ingatkan Risiko, Kesiapan SDM dan Teknologinya

Greenpeace mengingatkan pemerintah soal risiko yang bisa timbul, kesiapan sumber daya manusia dan teknologinya dalam pembangunan PLTN.

Baca Selengkapnya

BRIN Manfaatkan Teknologi Nuklir untuk Penelitian Cagar Budaya

28 hari lalu

BRIN Manfaatkan Teknologi Nuklir untuk Penelitian Cagar Budaya

BRIN bersama 19 negara Asia Pasifik dan Timur Tengah menggunakan teknologi nuklir untuk karakterisasi, konsolidasi, dan preservasi warisan budaya

Baca Selengkapnya

Tiga Teknologi Nuklir BRIN untuk Pengawetan Benda Arkeologi

30 hari lalu

Tiga Teknologi Nuklir BRIN untuk Pengawetan Benda Arkeologi

Teknologi itu dikembangkan BRIN dan tercipta dari hasil riset proses pengkajian nuklir di berbagai keilmuan.

Baca Selengkapnya

IAEA Tunjuk BRIN Pimpin Pengembangan Nuklir untuk Pengawetan Benda Arkeologi

30 hari lalu

IAEA Tunjuk BRIN Pimpin Pengembangan Nuklir untuk Pengawetan Benda Arkeologi

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bakal memandu 19 negara anggota IAEA di Asia Pasifik sebagai Designated Team Member (DTM).

Baca Selengkapnya

BRIN Beri Solusi Gunakan Teknologi Nuklir untuk Atasi Polusi Udara

35 hari lalu

BRIN Beri Solusi Gunakan Teknologi Nuklir untuk Atasi Polusi Udara

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memberikan solusi atasi polusi udara dengan menggunakan teknologi nuklir. Begini penjelasannya

Baca Selengkapnya