TEMPO.CO, Jakarta - Berdasarkan catatan Bank Dunia bertajuk The Atlas of Sustainable Development Goals 2023, Indonesia merupakan negara penghasil sampah plastik di laut yang terbesar ke-5 di dunia pada 2020-2023. Peringkat itu turun dari 2018 lalu yang menempatkan Indonesia terbesar kedua di bawah Cina.
"Artinya ada penurunan dari sisi jumlah produksi sampah," kata Sekretaris Direktur Jenderal Pengelolaan Kelautan dan Ruang Laut Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Kusdiantoro di kantornya, Selasa, 30 Juli 2024.
Menurut catatan Bank Dunia tersebut, Indonesia memproduksi sekitar 65,2 juta ton sampah plastik ke laut pada 2020. Di atas Indonesia ada Brasil yang menghasilkan sebanyak 79 juta ton sampah, India 189 juta ton, Amerika Serikat 265 juta ton, dan terbesar adalah Cina dengan 395 juta ton. Negara lain yang masuk ke daftar 10 penghasil sampah terbesar di laut adalah Rusia, Meksiko, Jerman, Jepang, dan Prancis.
Kusdiantoro menyatakan, turunnya peringkat Indonesia tidak terlepas dari upaya pemerintah pusat dan daerah untuk mendorong kesadaran masyarakat terhadap sampah plastik. Salah satu contohnya, KKP awalnya menjalankan program pembersihan sampah plastik di laut di 12 lokasi. Dalam perjalanannya, 18 pemerintah daerah justru berinisiatif membersihkan sampah yang menuju laut dengan anggaran sendiri.
"Semakin banyak daerah yang terlibat dengan anggaran yang mereka alokasikan sendiri," katanya sambil menambahkan, pada 2022-2023 jumlah daerah yang terlibat masih sedikit dan tahun ini disebutkan memiliki lompatan besar. "Ini artinya kesadaran semakin baik. Kami optimistis besok-besok kita bisa ke luar dari daftar 10 besar negara penghasil sampah terbesar di dunia," kata Kusdiantoro.
Sebelumnya, peneliti di Pusat Riset Oseanografi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Muhammad Reza Cordova mengungkap kalau sampah plastik dari Indonesia mungkin mencapai Laut di Afrika dalam waktu kurang dari setahun. Penelitian yang dilakukan Reza dengan memanfaatkan drifter yang disebar ke beberapa titik lokasi penumpukan sampah di Pulau Jawa. "Bahkan bisa sampai ke Samudera Atlantik Selatan dalam waktu kurang dari lima tahun," ucap Reza.
Pilihan Editor: Profil Unisa Yogyakarta, Kampus Lokasi Konsolidasi PP Muhammadiyah Soal Konsesi Tambang