Peneliti BRIN: Uranium Sebesar Telur Ayam Bisa Penuhi Listrik Manusia Seumur Hidup

Selasa, 30 Juli 2024 22:06 WIB

Peneliti memantau reaktor nuklir Triga 2.000 di Badan Riset Inovasi Nasional di Bandung, Jawa Barat, Kamis 3 Agustus 2023. Reaktor nuklir Triga 2.000 yang dibangun pada tahun 1962 serta dioperasikan pada tahun 1965 tersebut merupakan reaktor nuklir tertua di Indonesia dengan kapasitas daya reaktor sebesar 2.000 kilo watt thermal yang digunakan untuk penelitian, pengembangan terkait lingkungan, material, mekanik dan sebagainya. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi

TEMPO.CO, Jakarta - Hanya diperlukan 1,1 kilogram uranium untuk bangkitkan energi nuklir untuk memenuhi kebutuhan listrik manusia dari lahir hingga berumur 73 tahun. Sebagai perbandingan, dibutuhkan setidaknya 88 ton batu bara atau 47 ribu kilogram gas bumi atau 65 ribu kilogram minyak untuk mendapatkan jumlah energi yang setara. Peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Haryo Seno, memaparkan keunggulan energi nuklir itu dalam keterangan tertulis yang dibagikannya, Selasa 30 Juli 2024.

"Dengan energi nuklir, masyarakat hanya membutuhkan konsumsi energi sebesar telur ayam seumur hidup. Bayangkan betapa hematnya," ujar pengembang teknologi nuklir di Pusat Riset Teknologi Analisis Berkas Nuklir, BRIN, itu.

Menurut Haryo, rata-rata orang yang sampai ke usia 73 tahun telah menggunakan sekitar 235 ribu kWh energi listrik selama hidupnya. Jumlah energi sebesar itu, kata dia, bisa didapatkan dari bahan bakar uranium yang sebesar telur ayam. Sedangkan 88 ton batu bara disebutnya setara dengan volume setara 21 tumpukan gajah.

Energi nuklir juga diklaim Haryo lebih ramah lingkungan ketimbang industri batu bara dan sejenisnya. Walaupun nuklir masih menghasilkan emisi karbondioksida tapi, kata Haryo, jumlahnya cenderung lebih kecil ketimbangkan industri energi yang lain. Bahkan, emisi ini bisa dikurangi jumlahnya melalui jenis Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) yang dibangun.

"Karena emisinya relatif kecil, penggunaan energi nuklir lebih ramah lingkungan dan meminimalisir terjadinya efek rumah kaca," ucap Haryo sambil menambahkan, sebanyak 1,1 kilogram energi nuklir hanya akan menghasilkan emisi 0 sampai 3.064 kilogram. Sedangkan untuk 87.975 kilogram batu bara akan menghasilkan CO2 sebanyak 253.281 kilogram. "Energi nuklir akan lebih ramah lingkungan."

Advertising
Advertising

Haryo memaparkan keunggulan energi nuklir ini di hadapan mahasiswa Sekolah TInggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) Pranata Indonesia, Bekasi. Dia membawakan materi ihwal ekuivalensi energi nuklir dalam rangka kunjungan kawasan kerja bersama BRIN Tamansari Bandung, pekan lalu.

Pilihan Editor: Mengaku Hati-hati, KKP Masih Proses Izin Tambang Pasir Laut 66 Perusahaan

Berita terkait

Bulan Telah Lalui Titik di Orbit yang Lahirkan Supermoon Terbesar 2024

3 jam lalu

Bulan Telah Lalui Titik di Orbit yang Lahirkan Supermoon Terbesar 2024

Supermoon terbesar 2024 terjadi pada Rabu malam sampai Kamis pagi ini, 18-19 September 2024.

Baca Selengkapnya

BRIN Kembangkan Varietas Cabai Tahan Kekeringan untuk Ketahanan Pangan dan Hadapi Iklim Ekstrem

17 jam lalu

BRIN Kembangkan Varietas Cabai Tahan Kekeringan untuk Ketahanan Pangan dan Hadapi Iklim Ekstrem

Data BMKG Oktober 2023 menunjukkan banyak daerah di Indonesia rawan kekeringan yang berdampak pada usaha tani cabai.

Baca Selengkapnya

Dewan Adat Minta BRIN Tidak Pindahkan Benda Arkeologi Papua dan Mahasiswa UI Juara Kompetisi Video di Top 3 Tekno

1 hari lalu

Dewan Adat Minta BRIN Tidak Pindahkan Benda Arkeologi Papua dan Mahasiswa UI Juara Kompetisi Video di Top 3 Tekno

Topik tentang Dewan Adat minta BRIN tidak memindahkan benda arkeologi Papua ke Cibinong Science Center menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno.

Baca Selengkapnya

Rusia Siap Tawarkan PLTN Kapasitas Besar dan Kecil untuk Indonesia

1 hari lalu

Rusia Siap Tawarkan PLTN Kapasitas Besar dan Kecil untuk Indonesia

Petinggi BUMN Rusia, Rosatom, menyatakan siap menawarkan PLTN berkapasitas besar dan kecil kepada Indonesia.

Baca Selengkapnya

Dewan Adat Minta BRIN Tak Pindahkan Benda Arkeologi Papua ke Cibinong Science Center

1 hari lalu

Dewan Adat Minta BRIN Tak Pindahkan Benda Arkeologi Papua ke Cibinong Science Center

Dewan Adat Papua minta BRIN tidak pindahkan benda arkeologi Papua ke Gedung Koleksi Hayati di Cibinong Science Center, Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

Situs Megalitikum Gunung Padang Diduga Pernah Dipakai untuk Pengamatan Astronomi

1 hari lalu

Situs Megalitikum Gunung Padang Diduga Pernah Dipakai untuk Pengamatan Astronomi

Sejauh ini belum ada temuan atau bukti dari artefak astronomi di Gunung Padang.

Baca Selengkapnya

Megawati Sambangi Rusia, Mencuat Wacana St Petersburg University Bangun Kampus di RI

2 hari lalu

Megawati Sambangi Rusia, Mencuat Wacana St Petersburg University Bangun Kampus di RI

Megawati mengatakan Indonesia butuh bantuan dalam proses ilmu dasar bidang nuklir, metalurgi, kimia, nanoteknologi, bioteknologi dari Rusia.

Baca Selengkapnya

Waspada Banjir Rob Supermoon 18 September, Ada Potensi Gerhana Parsial

2 hari lalu

Waspada Banjir Rob Supermoon 18 September, Ada Potensi Gerhana Parsial

Peristiwa Supermoon diwarnai potensi banjir rob di pesisir Indonesia. Sementara di luar negeri, Supermoon akan dibayangi gerhana bulan parsial.

Baca Selengkapnya

Peneliti Minta Pemasangan Chattra Candi Borobudur Dibatalkan, Ini Alasannya

4 hari lalu

Peneliti Minta Pemasangan Chattra Candi Borobudur Dibatalkan, Ini Alasannya

Kementerian Agama menunda pemasangan chattra di stupa induk Candi Borobudur, yang semula dijadwalkan untuk diresmikan pada 18 September 2024

Baca Selengkapnya

BRIN Gagas Kandang Limbah Ternak untuk Pangkas Pencemaran di Sungai Citarum

5 hari lalu

BRIN Gagas Kandang Limbah Ternak untuk Pangkas Pencemaran di Sungai Citarum

BRIN kenalkan teknologi kandang khusus untuk mengatasi pencemaran limbah ternak di DAS Citarum.

Baca Selengkapnya