BNPB: Pedoman Indonesia Tak Jauh Beda dengan FAO soal Penanganan Kebakaran Hutan

Rabu, 7 Agustus 2024 17:03 WIB

Warga menyaksikan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Tangkit, Muaro Jambi, Jambi, Selasa 30 Juli 2024. Warga setempat menyebutkan, sekitar lima hektare lahan di daerah itu terbakar sejak Selasa (30/7/2024) sore. ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari menyatakan, Indonesia telah memiliki beberapa pedoman penanganan kebakaran hutan yang tidak jauh berbeda dengan Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (Food and Agriculture Organization/FAO).

Pedoman FAO terbaru, yang berjudul ‘Integrated Fire Management Voluntary Guidelines: Principle and Strategic Action’, memasukkan konten soal tantangan dari krisis iklim yang ditandai oleh besarnya hutan yang terbakar tiap tahun, yaitu 340-370 juta hektare.

Muhari mengatakan, sejumlah lembaga di Indonesia memiliki aplikasi pendukung soal penanganan kebakaran. Polri punya aplikasi Lancang Kuning, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan ada Sipongi. "Itu semua sebenarnya sama saja, tapi memang bedanya pemanfaatan untuk operasi masing-masing," kata dia dalam Launching Mapbiomas Fire oleh Yayasan Auriga Nusantara, Jakarta, Rabu, 7 Agustus 2024.

Perbedaannya, kata Muhari, adalah pada operasinya. Ia menyebut Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 3 Tahun 2020 tentang Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan yang mengatur tugas masing-masing lembaga, termasuk BNPB dan KLHK. "Kita manfaatkan input data yang sama, pas kendali operasinya berbeda-beda," ujarnya.

Menurut Muhari, menjelang puncak kemarau 2023, Kepala Kantor Staf Presiden, Moeldoko sempat meminta penyatuan aplikasi agar data yang digunakan sama. Sedangkan komandonya disatukan di bawah Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan HAM.

Advertising
Advertising

Salah satu tantangan dari aplikasi digital penanganan kebakaran hutan, kata Muhari, adalah informasi yang tertunda. Ketika BNPB mendapat informasi, biasanya kondisi di lapangan sudah mulai memburuk. "Ketika heli kita datang ke lokasi ternyata sudah terbakar 5 hektare di lapangan. Padahal kita mengharuskan padamkan dulu penjalarannya. Sedangkan helikopter kalau bolak-balik ambil air itu udah habis 20 menit, apinya sudah ke mana-mana," ungkapnya.

Muhari berharap adanya dukungan data dari berbagai pihak bisa menjadi bagian dari solusi penanganan kebakaran hutan dan lahan. Ia menyebut data Mapbiomas fire Yayasan Auriga ini bisa membantu. "Ini data yang krusial dan kongkret. Bisa jadi dasar di lapangan," tambahnya.

Pilihan Editor: Google Search Punya Algoritma Baru untuk Cegah Deepfake, Bagaimana Cara Kerjanya?

Berita terkait

Gempa Guncang Bandung Raya, BNPB: Waspadai Bangunan Runtuh

19 jam lalu

Gempa Guncang Bandung Raya, BNPB: Waspadai Bangunan Runtuh

Gempa membuat sebagian besar masyarakat panik lantaran guncangannya dirasakan cukup kuat dalam durasi 3-5 detik.

Baca Selengkapnya

Karhutla Meluas 13 Ribu Hektare di Kalimantan Barat, Berisiko Memicu Kabut Asap

4 hari lalu

Karhutla Meluas 13 Ribu Hektare di Kalimantan Barat, Berisiko Memicu Kabut Asap

BPBD Kalimantan Barat mengungkapkan areal seluas lebih 13 ribu hektare terbakar pada periode Januari-Agustus 2024. Mitigasi karhutla perlu diperkuat.

Baca Selengkapnya

BNPB Tekankan Pentingnya Penanggulangan Bencana yang Berkelanjutan

5 hari lalu

BNPB Tekankan Pentingnya Penanggulangan Bencana yang Berkelanjutan

BNPB menekankan pentingnya diversifikasi dan upaya penanggulanan bencana yang berkelanjutan.

Baca Selengkapnya

Banjir di Kota Binjai Merendam Ratusan Rumah, BNPB Imbau Warga Bersiap Mengungsi

8 hari lalu

Banjir di Kota Binjai Merendam Ratusan Rumah, BNPB Imbau Warga Bersiap Mengungsi

Saat ini kondisi banjir belum sepenuhnya surut, dan warga diminta tetap waspada.

Baca Selengkapnya

Hujan Deras Bantu Padamkan Kebakaran Hutan Gunung Tangkuban Parahu

9 hari lalu

Hujan Deras Bantu Padamkan Kebakaran Hutan Gunung Tangkuban Parahu

Alat tak mampu jangkau kebakaran hutan di Gunung Tangkuban Parahu. Api padam oleh hujan. Jalur pendakian masih ditutup sementara.

Baca Selengkapnya

Banjir Melanda Kota Medan: 985 Jiwa Terdampak, 295 Rumah Terendam

10 hari lalu

Banjir Melanda Kota Medan: 985 Jiwa Terdampak, 295 Rumah Terendam

Banjir menggenangi beberapa wilayah di Kecamatan Medan Marelan dan Medan Labuhan, dengan ketinggian air mencapai 20-50 sentimeter.

Baca Selengkapnya

BNPB Gelar Simulasi Potensi Gempa Zona Megathrust di 4 Kabupaten

12 hari lalu

BNPB Gelar Simulasi Potensi Gempa Zona Megathrust di 4 Kabupaten

BNPB menyatakan kesiapsiagaan menghadapi bencana harus menjadi budaya dan pembelajaran seumur hidup.

Baca Selengkapnya

Kebakaran Hutan di Gunung Tangkuban Parahu, Api Bertahan Lebih dari 24 Jam

13 hari lalu

Kebakaran Hutan di Gunung Tangkuban Parahu, Api Bertahan Lebih dari 24 Jam

Penjabat Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin mengatakan sedang menangani kebakaran hutan di area Gunung Tangkuban Parahu.

Baca Selengkapnya

Banjir Merendam 154 Unit Rumah di Kabupaten Parigi Moutong

14 hari lalu

Banjir Merendam 154 Unit Rumah di Kabupaten Parigi Moutong

Banjir dipicu hujan dengan intensitas tinggi yang menyebabkan meluapnya sungai hingga merendam pemukiman warga.

Baca Selengkapnya

Ternate Dihantui Lima Jenis Bencana, Pemerintah Kota Didesak Susun Panduan Mitigasi

16 hari lalu

Ternate Dihantui Lima Jenis Bencana, Pemerintah Kota Didesak Susun Panduan Mitigasi

Pedoman mitigasi dianggap urgen agar masyarakat Ternate lebih peka terhadap bencana. Bukan hanya banjir bandang saja yang mengancam ternate.

Baca Selengkapnya