Klarifikasi Gempa Megathrust Selat Sunda dan Mentawai Menunggu Waktu, BMKG: Hanya Mengingatkan Kembali

Kamis, 15 Agustus 2024 12:24 WIB

Peta segmen megathrust Mentawai-Siberut. Twitter

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sempat mengungkap perihal gempa besar yang hanya menunggu waktu untuk mengguncang kawasan di zona megathrust Selat Sunda dan Mentawai-Siberut. Informasi ini viral di media sosial dan pemberitaan media massa, tak jarang komentar netizen menyiratkan kekhawatiran.

Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono langsung mengklarifikasi pernyataan gempa besar di zona megathrust Selat Sunda dan Mentawai-Siberut itu. Tujuannya supaya masyarakat tidak khawatir berlebihan dan dapat berpikir jernih seandainya bencana terjadi, demi mengurangi korban jiwa akibat ketidakpahaman dalam mitigasi saat gempa maupun tsunami.

Menurut Daryono, pembahasan mengenai potensi gempa di zona megathrust Selat Sunda dan Mentawai-Siberut bukan hal yang baru bagi para peneliti. Pembicaraan ini sudah dimulai sejak lama, bahkan sebelum terjadinya gempa dan tsunami Aceh di 2004 silam.

"Muncul lagi pembahasan potensi di zona megathrust saat ini, bukanlah bentuk peringatan dini yang seolah-olah dalam waktu dekat akan segera terjadi gempa besar. Tidak demikian, BMKG hanya mengingatkan kembali keberadaan zona itu," kata Daryono, melalui keterangan tertulis yang dibagikannya, Kamis, 15 Agustus 2024.

Daryono menyebut, para ahli menduga nihilnya gempa besar atau seismic gap yang berlangsung selama ratusan tahun di zona megathrust Selat Sunda dan Mentawai-Siberut akan meningkatkan potensi bencana di kemudian hari. Seismic gap memang harus diwaspadai karena dapat melepaskan energi gempa signifikan yang dapat terjadi sewaktu-waktu.

Advertising
Advertising

"Rilis kami yang menyatakan gempa di Selat Sunda dan Mentawai-Siberut tinggal menunggu waktu, karena wilayah itu sudah ratusan tahun belum terjadi gempa besar. Bukan berarti segera akan terjadi dalam waktu dekat," ucap Daryono menjelaskan.

Selain itu, hingga kini belum ada pengetahuan maupun teknologi yang tepat dan akurat untuk memprediksi terjadinya gempa. BMKG pun, kata Daryono, tidak mengetahui kapan gempa itu akan terjadi, sekalipun mengetahui potensinya.

"Belum ada ilmu yang akurat memprediksi terjadinya gempa, kapan, di mana dan berapa kekuatannya," ucap Daryono, sembari menyebut, "Informasi potensi gempa megathrust yang berkembang saat ini sama sekali bukanlah prediksi atau peringatan dini, sehingga jangan dimaknai secara keliru, seolah-olah terjadi dalam waktu dekat.

Daryono pun tetap merekomendasikan kepada masyarakat di sekitar pesisir pantai Selat Sunda dan Mentawai-Siberut untuk kembali beraktivitas seperti biasanya. "Tetap tenang dan beraktivitas seperti biasa, seperti melaut, berdagang dan berwisata di pantai."

Pilihan Editor: Hendak Dikaji Luhut untuk Ditutup, Ini Profil PLTU Suralaya di Antara Belasan PLTU di Sekitaran Jakarta

Berita terkait

Gempa M5,6 Kejutkan Warga Pantai Morotai, BMKG Sebut Akibat Pergerakan Lempeng Laut Pasifik

7 jam lalu

Gempa M5,6 Kejutkan Warga Pantai Morotai, BMKG Sebut Akibat Pergerakan Lempeng Laut Pasifik

BMKG mendeteksi gempa berkekuatan M5,6 pada Kamis siang, 19 September 2024. Sempat ada satu lindu susulan, namun dipastikan nihil tsunami.

Baca Selengkapnya

Gempa Bandung: Ini yang Dibutuhkan Korban Menurut BNPB

7 jam lalu

Gempa Bandung: Ini yang Dibutuhkan Korban Menurut BNPB

Menurut BNPB, korban gempa Bandung membutuhkan bantuan seperti pakaian bayi, selimut, makanan pengganti ASI dan siap saji, tenda, matras, air mineral.

Baca Selengkapnya

Kerugian Gempa Bandung dan Sekitarnya Mencapai Rp385 Miliar, 21 Ribu Orang Terdampak

10 jam lalu

Kerugian Gempa Bandung dan Sekitarnya Mencapai Rp385 Miliar, 21 Ribu Orang Terdampak

BPBD Jawa Barat menyebut total masyarakat terdampak gempa di Bandung, Bandung Barat, Purwakarta, dan Bogor mencapai 21.709 jiwa.

Baca Selengkapnya

BMKG Perkirakan Jakarta Cerah Berawan Sepanjang Hari

11 jam lalu

BMKG Perkirakan Jakarta Cerah Berawan Sepanjang Hari

Pada pagi hari seluruh wilayah Jakarta dan Kepulauan Seribu mengalami cuaca berawan, begitu pula pada siang dan malam hari.

Baca Selengkapnya

BPBD Jawa Barat Catat 2.000 Rumah Warga Rusak dan 700 Warga Mengungsi Akibat Gempa Bandung

13 jam lalu

BPBD Jawa Barat Catat 2.000 Rumah Warga Rusak dan 700 Warga Mengungsi Akibat Gempa Bandung

Kabupaten Bandung mengalami dampak kerusakan terbanyak dari gempa bumi M4,9 tersebut.

Baca Selengkapnya

Prakiraan Cuaca BMKG: Bibit Siklon 98W Picu Hujan dan Gelombang 4 Meter

14 jam lalu

Prakiraan Cuaca BMKG: Bibit Siklon 98W Picu Hujan dan Gelombang 4 Meter

Dalam 12-24 jam ke depan bibit Siklon Tropis 98W berpeluang tinggi menjadi siklon tropis dan bergerak ke arah barat.

Baca Selengkapnya

Ada Puluhan Gempa Susulan di Bandung, Ratusan Rumah Rusak Hingga Garut

15 jam lalu

Ada Puluhan Gempa Susulan di Bandung, Ratusan Rumah Rusak Hingga Garut

Hingga Rabu sore pukul 15.35 WIB, gempa susulan sudah terjadi sebanyak 24 kali.

Baca Selengkapnya

Tinjau Lokasi Terdampak Gempa, Bey: Jangan Kembali ke Rumah Dulu, Ada 26 Gempa Susulan

15 jam lalu

Tinjau Lokasi Terdampak Gempa, Bey: Jangan Kembali ke Rumah Dulu, Ada 26 Gempa Susulan

Gempa mengakibatkan ratusan rumah dan puluhan bangunan rusak yang tersebar di Kabupaten Bandung, Garut, dan Kabupaten Bandung Barat.

Baca Selengkapnya

Serangan Drone Ukraina ke Rusia Menimbulkan Bola Api dan Getaran Sekuat Gempa

15 jam lalu

Serangan Drone Ukraina ke Rusia Menimbulkan Bola Api dan Getaran Sekuat Gempa

Serangan drone Ukraina dalam skala besar yang menyerang Rusia telah memicu ledakan besar seperti kekuatan gempa bumi

Baca Selengkapnya

Gempa Bandung: Pemerintah Tetapkan Status Tanggap Darurat Bencana, Whoosh Kembali Beroperasi

16 jam lalu

Gempa Bandung: Pemerintah Tetapkan Status Tanggap Darurat Bencana, Whoosh Kembali Beroperasi

Pemerintah Kabupaten Bandung dan Garut menetapkan status tanggap darurat bencana akibat gempa M 5.0, Rabu, sementara Whoosh bisa beroperasi lagi.

Baca Selengkapnya