Tambang Nikel di Halmahera Dinilai Turunkan Daya Dukung Lingkungan

Reporter

Budhy Nurgianto

Editor

Abdul Manan

Kamis, 29 Agustus 2024 13:40 WIB

Foto udara permukiman warga yang terendam banjir di Desa Lukulamo, Kabupaten Halmahera Tengah, Maluku Utara, Rabu, 27 Juli 2024. Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Maluku Utara meminta pemerintah daerah agar menetapkan status darurat bencana banjir di Kabupaten Halmahera Tengah. ANTARA/Andri Saputra

TEMPO.CO, Ternate - Aksi Ekologi dan Emansipasi Rakyat (AEER) menilai pembangunan Proyek Strategis Nasional (PSN) berupa tambang nikel di Halmahera, Maluku Utara, menjadi salah satu ancaman nyata bagi masyarakat pesisir, pedalaman, dan pulau-pulau kecil. Proyek tersebut membuat penduduk lokal tergusur dan daya dukung lingkungan semakin menurun.

Menurut Pius Ginting, Koordinator Aksi Ekologi dan Emansipasi Rakyat (AEER), dari hasil analisis spasial dari 2013 hingga 2023 menunjukan, kawasan hutan wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS) di Halmahera Tengah yang menjadi kesatuan wilayah ekologis antara desa saat ini telah hilang akibat tambang. Akibatnya, tekanan terhadap lingkungan hidup di wilayah Halmahera Tengah semakin besar.

“Aktivitas penambangan nikel Halmahera juga membuat sedimentasi tinggi. Sungai jadi keruh dan memperkecil daya tampung. Tak heran bila kondisi membuat wilayah itu dilanda bencana banjir,” kata Pius kepada Tempo, Rabu 28 Agustus 2024.

Pius mengatakan, dalam dokumen Kajian Risiko Bencana Provinsi Maluku Utara, disebutkan bahwa Kabupaten Halmahera Tengah menjadi salah satu daerah yang memiliki potensi bahaya banjir tertinggi dengan luasan terdampak mencapai 16.290 hektare.

Daerah ini juga menjadi daerah yang dengan tingkat risiko bencana banjir bandang dengan kategori tinggi dengan luas ancaman 8.166 hektare. Hasil penelusuran menunjukkan bahwa deforestasi di wilayah konsesi tambang pada batas ekologis mencapai 7.167 hektare. Wilayah Halmahera Tengah saat ini dibebani oleh 26 konsesi pertambangan dengan total luas 57.627 hektare.

Advertising
Advertising

Pada akhir Juli 2024, Halmahera Tengah mengalami banjir yang menyebabkan satu orang meninggal dan ribuan orang mengungsi. Bencana banjir tersebut bahkan merupakan yang terburuk dalam satu dekade terakhir, yang membuat akses jalan terputus, ratusan rumah terendam dan satu meninggal.

“Kajian kebencanaan saat ini sudah harus menjadi salah satu pertimbangan penting pembangunan di Halmahera Tengah ke depan, termasuk dalam implementasi hilirisasi nikel yang lahap lahan,” ujar Pius.

Abubakar Yasin, Kepala Bidang Penataan dan Kapasitas Dinas Lingkungan Hidup Halmahera Tengah, mengakui ada persoalan lingkungan yang muncul dari kehadiran proyek investasi. Salah satu yang paling terlihat adalah tingginya produksi sampah warga.

Menurut Abubakar, tingginya pertumbuhan jumlah penduduk di kawasan tambang membuat sampah menjadi persoalan serius. Selain itu juga ada soal penanganan limbah tambang yang masuk ke sungai dan tidak terkelola dengan baik dan itu berpengaruh terhadap kualitas sungai.

Namun Abubakar mengatakan, kehadiran investasi di Halmahera Tengah tidak bisa ditolak karena izin investasi dikeluarkan pemerintah pusat. Pemerintah daerah hanya bisa menindaklanjuti keputusan itu dan mencoba untuk terus mengawasi sesuai kewenangannya. “Kami tidak berdiam diri. Pengawasan tetap kami lakukan meski belum maksimal," ujarnya.

Pilihan Editor: Jelang Indonesia-Africa Forum, Kemenkes Siapkan Skrining Mpox di Bandara Bali

Berita terkait

Sejarah Singkat dan Sepak Terjang Perusahaan Tambang Vale Indonesia

10 hari lalu

Sejarah Singkat dan Sepak Terjang Perusahaan Tambang Vale Indonesia

Vale Indonesia adalah salah satu perusahaan tambang yang dikenal karena fokusnya di industri pertambangan, tepatnya pengolahan nikel terintegrasi.

Baca Selengkapnya

Presiden Jokowi Bertemu Sejumlah Petinggi Vale Indonesia, Ini yang Dibahas

11 hari lalu

Presiden Jokowi Bertemu Sejumlah Petinggi Vale Indonesia, Ini yang Dibahas

Presiden Joko Widodo atau Jokowi menerima kunjungan petinggi PT Vale Indonesia Tbk di Istana Kepresidenan Jakarta pada Kamis lalu. Apa yang dibahas?

Baca Selengkapnya

Mengenang Faisal Basri: Semasa Hidup Lantang Kritik Kebijakan Penghiliran Nikel Jokowi

14 hari lalu

Mengenang Faisal Basri: Semasa Hidup Lantang Kritik Kebijakan Penghiliran Nikel Jokowi

Semasa hidupnya, Faisal Basri dikenal sebagai ekonom yang kerap mengkritik pemerintahan Presiden Jokowi, khususnya soal hilirisasi nikel.

Baca Selengkapnya

Isi Puisi Terakhir Faisal Basri Sarat Kritik terhadap Pemerintah Berjudul Rumah Indonesia, Rumah Kita

14 hari lalu

Isi Puisi Terakhir Faisal Basri Sarat Kritik terhadap Pemerintah Berjudul Rumah Indonesia, Rumah Kita

Tak hanya aktif di X , Faisal Basri juga kerap menuangkan pemikirannya lewat blog pribadinya, faisalbasri.com . Simak puisi terakhirnya berikut ini.

Baca Selengkapnya

AEER: Industri Nikel di Halmahera Tengah Mencemari Lingkungan

21 hari lalu

AEER: Industri Nikel di Halmahera Tengah Mencemari Lingkungan

Aksi Ekologi dan Emansipasi Rakyat (AEER) protes industri nikel di Halmahera Tengah yang masih menggunakan pembangkit PLTU. Mencemari lingkungan.

Baca Selengkapnya

Pertambangan Nikel di Halmahera Dinilai Overproduksi dan Melampaui Daya Dukung Lingkungan

21 hari lalu

Pertambangan Nikel di Halmahera Dinilai Overproduksi dan Melampaui Daya Dukung Lingkungan

AEER mendesak pemerintah untuk melakukan moratorium dan evaluasi atas izin tambang nikel di wilayah Daerah Aliran Sungai Ake Kobe, Halmahera

Baca Selengkapnya

AEER Protes Industri Nikel di Halmahera Tengah: Merusak Lingkungan, Pemicu Banjir

21 hari lalu

AEER Protes Industri Nikel di Halmahera Tengah: Merusak Lingkungan, Pemicu Banjir

Perkumpulan Aksi Ekologi dan Emansipasi Rakyat (AEER) protes industri nikel di Halmahera Tengah yang dianggap merusak lingkungan dan memicu banjir.

Baca Selengkapnya

Penjelasan Lengkap Bos Vale soal Tuduhan Praktik Dirty Nickel di RI

23 hari lalu

Penjelasan Lengkap Bos Vale soal Tuduhan Praktik Dirty Nickel di RI

Bos PT Vale Indonesia Tbk. buka suara ihwal isu praktik dirty nickel yang dituduhkan pada industri pengolahan nikel di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Bagi-bagi Izin Tambang, Ganjar Pranowo: Kalau Pengelolaannya Anti KKN, Indonesia Kaya Raya

31 hari lalu

Pemerintah Bagi-bagi Izin Tambang, Ganjar Pranowo: Kalau Pengelolaannya Anti KKN, Indonesia Kaya Raya

Mantan Calon Presiden (Capres) Ganjar Pranowo menyoroti soal kebijakan Pemerintah yang belakangan gencar bagi-bagi izin tambang.

Baca Selengkapnya

Peluncuran Buku Menuju Indonesia Emas, Ganjar Singgung Hilirisasi Nikel

31 hari lalu

Peluncuran Buku Menuju Indonesia Emas, Ganjar Singgung Hilirisasi Nikel

Terbukanya hilirisasi penambangan nikel harus dibarengi dengan tata kelola yang lebih baik.

Baca Selengkapnya