Emisi Karbon Jet Kaesang dan Penjelasan Gempa Megathrust di Top 3 Tekno
Reporter
TEMPO
Editor
Zacharias Wuragil
Sabtu, 31 Agustus 2024 08:39 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Top 3 Tekno Berita Terkini pada Sabtu pagi ini, 31 Agustus 2024, diawali dari artikel yang bertolak dari peristiwa Kaesang Pangarep dan istrinya, Erina Gudono, pelesir ke Amerika pakai pesawat jet pribadi Gulfstream. Ada pelaporan KPK terhadap Kaesang yang juga putra bungsu Presiden Joko Widodo itu, namun artikel membahas jumlah emisi karbon yang dihasilkan dari perjalanan tersebut.
Berita terpopuler kedua tentang gempa megathrust yang ancamannya tengah menjadi perbincangan di tengah masyarakat. Ancaman ini nyata namun tak dapat diprediksi kapan dan di mana tepatnya akan terjadi. Artikel ini berjudul 'Hal yang Perlu Dilakukan Jika Gempa Megathrust Terjadi'.
Masih soal gempa, penjelasan timeline peringatan dini tsunami BMKG menjadi berita terpopuler ketiga. Seperti diketahui, dalam setiap informasi kejadian gempa yang guncangannya bisa dirasakan yang dirilis BMKG, salah satu yang dicari tahu masyarakat adalah ada atau tidaknya ancaman tsunami. Ini terutama untuk gempa-gempa yang diketahui berpusat di laut.
Berikut Top 3 Tekno Berita Terkini pada Sabtu pagi ini, 31 Agustus 2024, selengkapnya,
1. Kaesang Dilaporkan Dosen UNJ ke KPK Imbas Penggunaan Jet Gulfstream, Segini Emisi Karbon yang Dihasilkan
Anak bungsu Presiden Jokowi, Kaesang Pangarep, dilaporkan Ubedilah Badrun, dosen Universitas Negeri Jakarta (UNJ), terkait gaya hidup mewah, termasuk dugaan penggunaan jet pribadi Gulfstream 650ER dengan kode pesawat N588SE. Berapa emisi karbon pesawat mewah bermesin jet itu?
Berdasarkan laporan penelitian yang dipublikasikan Kementerian Bisnis, Energi, dan Strategi Perindustrian Inggris Raya pada 2019, pesawat jarak jauh kelas pertama (first class) dan bisnis menyumbang emisi karbon terbesar. Yakni masing-masing 599 gram dan 434 gram per penumpang per kilometer.
Jet pribadi dapat digolongkan sebagai salah satu kendaraan penyumbang emisi karbon terbesar mengingat kesamaan fasilitas dan daya angkut dengan pesawat first class. Umumnya, emisi karbon terbesar pesawat dihasilkan pada fase lepas landas (take-off) dibanding saat terbang.
2. Hal yang Perlu Dilakukan Jika Terjadi Gempa Megathrust
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkap dua wilayah yang berpotensi menjadi titik lokasi gempa megathrust, yakni Selat Sunda dan Mentawai-Siberut. BMKG menilai, keberadaan zona megathrust yang berpotensi terjadi di Selat Sunda dan Mentawai-Siberut menjadi area kekosongan gempa besar (seismic gap) sejak ratusan tahun.
Dilansir dari Antara, Seismic gap megathrust Selat Sunda berpotensi terjadi mencapai 8,7 magnitudo dan gempa megathrust Mentawai-Siberut potensi sampai 8,9 magnitudo. Data BMKG juga menunjukkan sudah lama tidak ada gempa besar pada zona megathrust tersebut.
Meski BMKG tidak dapat memastikan kapan akan terjadinya megathrust dan tidak ada pernyataan megatrust akan terjadi dalam waktu dekat. Namun, meskipun demikian kabar mengenai gempa megathrust sempat ramai diperbincangkan oleh masyarakat. Terutama setelah gempa di Yogyakarta yang baru ini terjadi pada Senin 28 Agustus 2024.
3. Mengikuti di Setiap Info Gempa, Begini Peringatan Dini Tsunami BMKG Dibuat
Dalam setiap informasi kejadian gempa yang guncangannya bisa dirasakan yang dirilis BMKG, salah satu yang dicari tahu masyarakat adalah ada atau tidaknya ancaman tsunami. Ini terutama untuk gempa-gempa yang diketahui berpusat di laut.
"Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami," bunyi antara lain informasi ancaman tsunami tersebut.
Atau sebaliknya. Hasil pemodelan BMKG bisa menunjukkan bahwa sebuah gempa dapat memicu tsunami. Contoh terdekatnya adalah ketika terjadi gempa M7,1 di Miyazaki, Jepang, akibat aktivitas di zona megathrust Nankai pada 8 Agustus lalu.