TEMPO.CO, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkap dua wilayah yang berpotensi menjadi titik lokasi gempa megathrust, yakni Selat Sunda dan Mentawai-Siberut. BMKG menilai, keberadaan zona megathrust yang berpotensi terjadi di Selat Sunda dan Mentawai-Siberut menjadi area kekosongan gempa besar (seismic gap) sejak ratusan tahun.
Dilansir dari Antara, Seismic gap megathrust Selat Sunda berpotensi terjadi mencapai 8,7 magnitudo dan gempa megathrust Mentawai-Siberut potensi sampai 8,9 magnitudo. Data BMKG juga menunjukkan sudah lama tidak ada gempa besar pada zona megathrust tersebut.
Meski BMKG tidak dapat memastikan kapan akan terjadinya megathrust dan tidak ada pernyataan megatrust akan terjadi dalam waktu dekat. Namun, meskipun demikian kabar mengenai gempa megathrust sempat ramai diperbincangkan oleh masyarakat. Terutama setelah gempa di Yogyakarta yang baru ini terjadi pada Senin 28 Agustus 2024.
Gempa bumi merupakan salah satu bencana alam yang bersifat destruktif dan datang secara tiba-tiba. Bagi masyarakat yang tinggal di tepian pantai tentu akan merasa panik dan cemas ketika mendengar informasi perihal gempa bumi apalagi megathrust. Gempa besar atau megathrust memiliki potensi tsunami. Tsunami mengakibatkan naiknya gelombang air hingga memasuki kawasan daratan. Lantas apa yang mesti dilakukan ketika menghadapi megathrust saat posisi kita di dekat pantai? Begini penjelasannya.
Ketika menghadapi gempa bumi atau megathrust yang pertama harus kita lakukan adalah mengkondisikan diri agar tetap tenang dan tidak panik agar bisa mengambil langkah terbaik. Jika berada di rumah maka pergilah keluar cari tempat yang jauh dari bangunan ataupun pepohonan dan benda-benda yang berisiko roboh.
Terkhusus bagi masyarakat yang berada di dekat pantai maka segerala menuju dataran yang lebih tinggi. Pantai merupakan wilayah dataran rendah maka berlarilah menjauhi pantai saat megathrust. Saat megathrust terjadi potensi air laut naik semakin tinggi, bahkan dapat menyebabkan tsunami.
Ciri-ciri yang dapat dilihat secara langsung saat akan terjadinya tsunami ialah air pantai yang menyurut. Ketika itu sudah terjadi maka artinya Anda harus sesegera mungkin berlari menjauhi daerah pantai, karna bisa sangat mungkin tak berapa lama air laut akan segera naik menuju daratan.
Saat terjadi megathrust pada malam hari kemungkinan besar aliran listrik dan saluran telekomunikasi akan terputus. Jika hal itu terjadi dalam keadaan darurat segeralah mencari bangunan bertingkat dan naik keatas. Wilayah pantai menajdi daerah pertama yang akan terkena dampak megathrust apabila disertai dengan naiknya gelombang air laut. Saat lingkungan sekitar telah dibanjiri air maka Anda harus waspada terhadap lingkungan sekitar agar terhindar dari hal – hal yang tidak diinginkan seperti
Pemerintah memasang alat pemantau dini tsunami di pantai. Jika terjadi gempa dan disertai dengan tsunami, atat itu akan membunyikan suara sirine. Saat terdengar suara sirine segeralah menjauh dari pantai dan mencari tempat yang tinggi.
Gempa megathrust merupakan gempa bumi yang berasal dari zona megathrust. Zona ini sudah ada sejak jutaan tahun lalu, ketika terbentuknya rangkaian busur kepulauan Indonesia. Zona megathrust adalah istilah untuk menyebutkan sumber gempa yang berada di zona pertemuan antar lempeng tektonik bumi. Pertemuan ini berpotensi memicu adanya gempa kuat dan tsunami di wilayah tersebut.
Zona megathrust Indonesia berada di daerah subduksi aktif, seperti subduksi Sunda. Adapun, wilayah subduksi Sunda meliputi Sumatera, Jawa, Bali, Lombok, dan Sumba. Selain itu, terdapat daerah subduksi aktif lainnya, yaitu subduksi Banda, subduksi lempeng Laut Maluku, subduksi Sulawesi, subduksi lempeng Laut Filipina, dan subduksi Utara Papua. Daerah subduksi aktif di Indonesia ini dibagi menjadi beberapa segmentasi sumber gempa bumi zona megathrust.
TIARA JUWITA | EIBEN HEIZER | RACHEL FARADHDIBA REGAR
Pilihan Editor: Negara-negara yang Memiliki Potensi Gempa Megathrust