BRIN Kembangkan Varietas Cabai Tahan Kekeringan untuk Ketahanan Pangan dan Hadapi Iklim Ekstrem

Rabu, 18 September 2024 14:28 WIB

BRIN Varietas Cabai Tahan Kekeringan. (BRIN)

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) tengah fokus pada pemuliaan tanaman cabai dengan tujuan mengembangkan varietas yang tahan terhadap kondisi kekeringan. Penelitian ini melibatkan pendekatan seleksi multiindeks, yang menggunakan beberapa indeks untuk menilai toleransi tanaman cabai terhadap kekeringan. Dua dari enam indeks yang diterapkan adalah Indeks Sensitivitas Kekeringan (ISK) dan Indeks Toleransi (TOL).

Peneliti Ahli Muda di Pusat Riset Hortikultura BRIN, Peni Lestari, mengatakan proses seleksi multiindeks melibatkan beberapa langkah penting, yaitu pengumpulan data produksi cabai dari lingkungan kering dan kontrol, penggunaan formula setiap indeks untuk data tersebut, penyusunan ranking genotipe berdasarkan hasil setiap indeks, serta pengelompokkan genotipe melalui analisis berbasis clustering. Metode ini bertujuan untuk meningkatkan akurasi penilaian toleransi kekeringan dengan mengatasi keterbatasan dari masing-masing indeks.

Peni mengungkapkan bahwa pemuliaan tanaman cabai merupakan proses kompleks yang melibatkan identifikasi keragaman genetik, pemilihan calon tetua, persilangan, seleksi, pengujian, dan akhirnya merilis varietas baru.

"Variasi genetik memungkinkan pemilihan genotipe unggul dan pengembangan varietas baru dengan karakteristik yang dibutuhkan," kata Peni melalui keterangan tertulis, Rabu, 18 September 2024.

Peni juga menjelaskan pentingnya pengembangan varietas cabai yang tahan terhadap kekeringan, mengingat data BMKG Oktober 2023 menunjukkan banyak daerah di Indonesia rawan kekeringan yang berdampak pada usaha tani cabai. Varietas cabai yang tahan kekeringan diharapkan dapat membantu petani dalam menjaga produksi meski dalam kondisi ekstrem.

Advertising
Advertising

Beberapa varietas cabai lokal yang telah diidentifikasi memiliki toleransi kekeringan termasuk Arisa, Genie, dan Hot Banana dari Capsicum annuum, serta Viola, Perbani, Harita, dan Nazla dari Capsicum annuum, Hiyung dari Capsicum frutescens, dan Fatalii dari Capsicum chinense.

Varietas-varietas ini, menurut Peni, menunjukkan potensi yang baik dalam mempertahankan produksi di lingkungan kering dan merupakan sumber daya genetik penting untuk pemuliaan di masa depan. "Menjaga produksi di bawah cekaman kekeringan merupakan indikator utama toleransi kekeringan," ucap Peni.

Dengan pengembangan varietas cabai toleran kekeringan, kata Peni, diharapkan dapat meningkatkan ketahanan pangan dan membantu petani menghadapi tantangan iklim yang semakin ekstrem.

Ia menambahkan bahwa metode pemuliaan melibatkan penyerbukan silang bunga dari tanaman betina dan jantan yang dipilih. Benih yang dihasilkan diperbanyak selama beberapa generasi, dengan setiap generasi menjalani seleksi ketat untuk memastikan hanya tanaman unggul yang diteruskan ke generasi berikutnya.

Setelah stabil dan seragam, tanaman unggul dilepaskan sebagai varietas baru. Benih yang dihasilkan dari program pemuliaan kemudian diperbanyak oleh penangkar, salah satunya perusahaan benih, untuk digunakan lebih luas oleh petani.

Peni menekankan bahwa apabila varietas cabai yang ditanam sudah toleran kekeringan, petani itu akan lebih mudah untuk menyelamatkan produksi sehingga pada akhirnya cabai yang dihasilkan bisa bersaing dengan cabai di pasaran dan bisa diakses oleh konsumen.

“Total varietas cabai yang diidentifikasi toleransinya adalah 24 varietas, beberapa di antaranya adalah varietas lokal. Tolok ukur tanaman toleran kekeringan adalah mampu mempertahankan produksi tetap baik, artinya memiliki produksi yang stabil baik pada kondisi kekeringan. Produksi menjadi tolak ukur atau menjadi hal yang utama dalam seleksi untuk toleransi kekeringan,” tuturnya.

Pilihan Editor: Gempa Guncang Bandung Raya, BNPB: Waspadai Bangunan Runtuh

Berita terkait

Tim Unpad Usung Sensor Gelatin Babi dari Limbah Kulit Jeruk ke Pimnas 2024

4 jam lalu

Tim Unpad Usung Sensor Gelatin Babi dari Limbah Kulit Jeruk ke Pimnas 2024

Sensor memanfaatkan limbah kulit jeruk siam ini ditujukan tim mahasiswa Unpad untuk mengantisipasi pemalsuan makanan yang berbahan dasar gelatin babi.

Baca Selengkapnya

Bulan Telah Lalui Titik di Orbit yang Lahirkan Supermoon Terbesar 2024

22 jam lalu

Bulan Telah Lalui Titik di Orbit yang Lahirkan Supermoon Terbesar 2024

Supermoon terbesar 2024 terjadi pada Rabu malam sampai Kamis pagi ini, 18-19 September 2024.

Baca Selengkapnya

Dewan Adat Minta BRIN Tidak Pindahkan Benda Arkeologi Papua dan Mahasiswa UI Juara Kompetisi Video di Top 3 Tekno

1 hari lalu

Dewan Adat Minta BRIN Tidak Pindahkan Benda Arkeologi Papua dan Mahasiswa UI Juara Kompetisi Video di Top 3 Tekno

Topik tentang Dewan Adat minta BRIN tidak memindahkan benda arkeologi Papua ke Cibinong Science Center menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno.

Baca Selengkapnya

Dewan Adat Minta BRIN Tak Pindahkan Benda Arkeologi Papua ke Cibinong Science Center

2 hari lalu

Dewan Adat Minta BRIN Tak Pindahkan Benda Arkeologi Papua ke Cibinong Science Center

Dewan Adat Papua minta BRIN tidak pindahkan benda arkeologi Papua ke Gedung Koleksi Hayati di Cibinong Science Center, Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

Situs Megalitikum Gunung Padang Diduga Pernah Dipakai untuk Pengamatan Astronomi

2 hari lalu

Situs Megalitikum Gunung Padang Diduga Pernah Dipakai untuk Pengamatan Astronomi

Sejauh ini belum ada temuan atau bukti dari artefak astronomi di Gunung Padang.

Baca Selengkapnya

Megawati Sambangi Rusia, Mencuat Wacana St Petersburg University Bangun Kampus di RI

3 hari lalu

Megawati Sambangi Rusia, Mencuat Wacana St Petersburg University Bangun Kampus di RI

Megawati mengatakan Indonesia butuh bantuan dalam proses ilmu dasar bidang nuklir, metalurgi, kimia, nanoteknologi, bioteknologi dari Rusia.

Baca Selengkapnya

Waspada Banjir Rob Supermoon 18 September, Ada Potensi Gerhana Parsial

3 hari lalu

Waspada Banjir Rob Supermoon 18 September, Ada Potensi Gerhana Parsial

Peristiwa Supermoon diwarnai potensi banjir rob di pesisir Indonesia. Sementara di luar negeri, Supermoon akan dibayangi gerhana bulan parsial.

Baca Selengkapnya

Peneliti Minta Pemasangan Chattra Candi Borobudur Dibatalkan, Ini Alasannya

5 hari lalu

Peneliti Minta Pemasangan Chattra Candi Borobudur Dibatalkan, Ini Alasannya

Kementerian Agama menunda pemasangan chattra di stupa induk Candi Borobudur, yang semula dijadwalkan untuk diresmikan pada 18 September 2024

Baca Selengkapnya

BRIN Gagas Kandang Limbah Ternak untuk Pangkas Pencemaran di Sungai Citarum

6 hari lalu

BRIN Gagas Kandang Limbah Ternak untuk Pangkas Pencemaran di Sungai Citarum

BRIN kenalkan teknologi kandang khusus untuk mengatasi pencemaran limbah ternak di DAS Citarum.

Baca Selengkapnya

Hujan di Jabodetabek Kamis Sore sampai Jumat Dinihari, Ini Sebaran dan Penyebabnya

7 hari lalu

Hujan di Jabodetabek Kamis Sore sampai Jumat Dinihari, Ini Sebaran dan Penyebabnya

Hingga mendekati subuh nanti diperkirakan potensi hujan tersebut masih mugkin bertahan dan bahkan meluas.

Baca Selengkapnya