Pengungsi Gempa Bandung Kena ISPA Hingga Kecemasan, IDI Sebut Butuh Obat Mendesak

Jumat, 20 September 2024 23:26 WIB

Terminal isi ulang daya ponsel di tenda pengungsian yang didirikan Kementerian Sosial dan BNPB di lapang Desa Cibeureum, Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, pasca gempa magnitudo 4.9, 19 September 2024. Gempa dangkal sesar Garsela ini mengguncang 30 desa di delapan kecamatan di Kabupaten Bandung dan 11 desa di tiga kecamatan di Kabupaten Garut. 2.020 unit rumah di Kabupaten Bandung rusak dan 204 unit rumah di Kabupaten Garut rusak. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Bandung - Beberapa jenis penyakit merebak di kalangan pengungsi korban gempa bermagnitudo 4,9 di Kabupaten Bandung dan Kabupaten Garut, Jawa Barat. Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jawa Barat, Muhammad Luthfi, mengatakan warga yang mengungsi pasca gempa pada 18 September lalu itu mengalami infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), alergi, hipertensi, myalgia atau nyeri otot, serta gejala kecemasan.

“Tim lapangan IDI juga menemukan dua orang anak di Desa Cihawuk yang mengalami trauma dan membutuhkan konseling,” ujarnya melalui keterangan tertulis, Jumat, 20 September 2024.

Berdasarkan data dari IDI Kabupaten Bandung, jumlah pengungsi gempa M4,9 tercatat kini mencapai 5.400 orang, terdiri dari anak-anak, dewasa, dan lansia. Para dokter lapangan juga melaporkan kebutuhan logistik makanan dan obat-obatan.

Menurut Luthfi, sebagian besar obat yang berada di dalam instalasi farmasi Puskesmas tidak dapat diambil oleh tim di lapangan. “Karena khawatir bangunan Puskesmas akan rubuh,” ucapnya.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sebelumnya mencatat bahwa gempa Bandung dan Garut itu akibat pergerakan sesar Garut Selatan atau Garsela. Dampaknya menjalar ke Kecamatan Kertasari, Pangalengan, Pacet, Arjasari, Pameungpeuk, kemudian Kecamatan Pasirwangi, Tarogong Kaler, hingga Sukaresmi.

Advertising
Advertising

Dari pencatatan sejauh ini, ada 491 rumah di Kabupaten Bandung yang rusak, sama halnya dengan 5 fasilitas kesehatan, 9 tempat pendidikan, serta 27 rumah ibadah. Di Garut, lindu itu merusak 209 rumah, 5 tempat ibadah, dan 7 fasiltas pendidikan.

Jenis obat yang diperlukan, kata dia, antara lain obat batuk pilek dalam bentuk tablet dan sirup untuk anak dan dewasa, obat analgetik, obat anti alergi, obat anti hipertensi, serta vitamin untuk ibu hamil dan anak. Ada juga 72 ibu hamil dan 84 balita yang membutuhkan susu. Bukan hanya untuk pengungsi, para petugas kesehatan dan pengamanan di lapangan juga membutuhkan logistik.

Korban Luka Tersebar di RSUD

Ketua IDI Kabupaten Bandung, Aziz Asopari, menyatakan ada 26 korban gempa yang ditangani oleh rumah sakit. “Sebanyak 24 orang korban luka ringan dan rawat jalan dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bedas Kertasari,” katanya.

Sisa dua lainnya adalah pasien luka berat yang dirujuk ke RSUD Majalaya. Namun, bila ditotal dengan pengungsi dari area terdampak lainnya, terdapat total 15 korban luka berat. Tim IDI Kabupaten Bandung juga mendata 53 pasien luka ringan, serta seorang balita yang meninggal karena trauma berat di kepala.

Merujuk keterangan tertulis IDI, terdapat sekitar 40 tenaga medis, mulai dari dokter umum, dokter spesialis, serta perawat yang dikerahkan ke lokasi terdampak gempa M4,9 tersebut. Mereka menerapkan skema pemeriksaan kesehatan keliling atau mobile clinic. Tim IDI Jawa Barat rencananya akan membawa bantuan makanan, susu, dan obat-obatan hasil donasi para anggota organisasi dokter tersebut.

Pilihan Editor: Agroforestri Salak di Bali Ditetapkan sebagai Sistem Warisan Pertanian Penting Dunia

Berita terkait

China Kembali Impor Makanan Laut dari Jepang Usai Pembuangan Limbah Fukushima

8 jam lalu

China Kembali Impor Makanan Laut dari Jepang Usai Pembuangan Limbah Fukushima

China akan "secara bertahap melanjutkan" impor makanan laut dari Jepang, menyusul pelepasan air limbah radioaktif dari PLTN Fukushima

Baca Selengkapnya

Pemulihan Pasca Gempa Garut Dimulai, BNPB: Ada Dana Tunggu Rp 500 Ribu per Keluarga

11 jam lalu

Pemulihan Pasca Gempa Garut Dimulai, BNPB: Ada Dana Tunggu Rp 500 Ribu per Keluarga

BNPB menyebut efek gempa M4,9 di Garut pada 18 September 202, tidak sebesar di Kabupaten Bandung. Rehabilitas berjalan saat tanggap darurat.

Baca Selengkapnya

Menduga Ada Banyak Segmen, BMKG: Sesar Garsela Zona Paling Aktif Gempa di Pulau Jawa

15 jam lalu

Menduga Ada Banyak Segmen, BMKG: Sesar Garsela Zona Paling Aktif Gempa di Pulau Jawa

BMKG memastikan gempa yang menyebabkan kerusakan di Kabupaten Bandung dan Garut pada Rabu pagi lalu dipicu aktivitas Sesar Garsela.

Baca Selengkapnya

BMKG Perkirakan Jakarta Cerah dan Berawan Sepanjang Hari

16 jam lalu

BMKG Perkirakan Jakarta Cerah dan Berawan Sepanjang Hari

Pada pagi hari seluruh wilayah Jakarta dan Kepulauan Seribu mengalami cuaca cerah berawan.

Baca Selengkapnya

Prakiraan Cuaca BMKG: Siklon Tropis Soulik Picu Hujan di Aceh-Sumut dan Gelombang Tinggi 2,5 Meter

17 jam lalu

Prakiraan Cuaca BMKG: Siklon Tropis Soulik Picu Hujan di Aceh-Sumut dan Gelombang Tinggi 2,5 Meter

Kecepatan angin maksimum Siklon Tropis Soulik diperkirakan persisten dalam 24 jam ke depan.

Baca Selengkapnya

Supermoon Bisa Picu Banjir Rob, Bagaimana Faktanya?

17 jam lalu

Supermoon Bisa Picu Banjir Rob, Bagaimana Faktanya?

Kenali fakta mengenai supermoon yang ilmuwan katakan dapat memicu terjadinya banjir rob di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Setelah Pulasan Kini Soulik, Siklon Tropis Sebabkan Cuaca di Jawa Kering Lagi

18 jam lalu

Setelah Pulasan Kini Soulik, Siklon Tropis Sebabkan Cuaca di Jawa Kering Lagi

Di sisi lain, Siklon Tropis Soulik sebabkan pola konfluensi di wilayah Aceh, Sumatera Utara, dan Kepulauan Riau yang dapat tingkatkan cuaca hujan.

Baca Selengkapnya

BMKG Dapat Tambahan Anggaran Rp 25 Miliar untuk Modifikasi Cuaca, Begini Sejarah Teknologi Rekayasa Cuaca

20 jam lalu

BMKG Dapat Tambahan Anggaran Rp 25 Miliar untuk Modifikasi Cuaca, Begini Sejarah Teknologi Rekayasa Cuaca

Penambahan anggaran diperoleh BMKG untuk RAPBN 2025 untuk modifikasi cuaca turut menjadi sorotan. Teknologi modifikasi cuaca bukanlah hal yang baru.

Baca Selengkapnya

Gempa di Laut M5,2 Guncang Padang Sidempuan Sumut, Akibat Aktivitas Lempeng di Zona Intraslab

20 jam lalu

Gempa di Laut M5,2 Guncang Padang Sidempuan Sumut, Akibat Aktivitas Lempeng di Zona Intraslab

Gempa yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya aktivitas subduksi lempeng Indo-Australia yang menunjam ke bawah Lempeng Eurasia.

Baca Selengkapnya

Benarkah BMKG Mampu Modifikasi Cuaca, Bagaimana Caranya?

21 jam lalu

Benarkah BMKG Mampu Modifikasi Cuaca, Bagaimana Caranya?

BMKG yang memperoleh tambahan anggaran Rp 25 miliar untuk mendanai kegiatan modifikasi cuaca tahun depan. Bagaimana caranya?

Baca Selengkapnya