Ratusan Spesies Baru Ditemukan di Himalaya Timur

Reporter

Editor

Selasa, 11 Agustus 2009 22:32 WIB

Katak Terbang Himalaya/Totul Bortamuli/WWF Nepal)

TEMPO Interaktif, Jakarta - Lebih dari 350 spesies baru, termasuk diantaranya rusa paling kecil di dunia, katak yang bisa terbang, dan sebuah tokek yang berusia 100 juta tahun ditemukan di kawasan Himalaya Timur. Sebuah kekayaan biologi berharga, yang digambarkan kalangan ilmuwan Biologi, kini sedang dalam keadaan terancam punah akibat pemanasan global.

Sebuah penelitian yang sudah berlangsung selama satu dekade, di kawasan Himalaya yang sedang paling parah terkena dampak pemanasan global, menemukan sebuah katak hijau yang menggunakan kakinya yang panjang dan berwarna merah untuk terbang.

Salah satu temuan yang luar biasa dalam penelitian ini adalah temuan sebuah fosil tokek berusia sekitar 100 juta tahun, ini merupakan tokek tertua yang pernah ditemukan oleh kalangan peneliti dibidang Hayati, yang ditemukan di sebuah pertambangan di Hukawng Valley, Burma Utara, yang masih termasuk dalam kawasan Timur Pegunungan Himalaya.

Menurut World Wild Fund (WWF), kawasan Timur Pegunungan Himalaya meliputi daerah sepanjang kawasan Burma Utara, Nepal, India Utara, sampai Tibet. Wilayah yang jadi fokus penelitian berbagai organisasi ilmu pengetahuan sejak tahun 1998 sampai 2008. "Penemuan-penemuan luar biasa ini, ditemukan diwilayah yang memiliki keanekaragaman kebudayaan dan biologi yang tinggi, namun selama beberapa tahun belakangan ini terus-menerus naik suhunya akibat pemanasan global," ujar Jon Miceler, Direktur WWF untuk Program Himalaya Timur.

Para ilmuwan juga menemukan spesies rusa terkecil di dunia, yang semula tidak dipercayai sebagai spesies rusa, namun setelah dilakukan uji DNA ternyata memiliki garis keturunan rusa dengan warna coklat dan mata gelap, dan dipercaya merupakan temuan spesies rusa baru yang hanya hidup kawasan tersebut.

Kawasan Timur Himalaya selama ini dikenal memiliki keanekaragaman hayati tinggi, dengan sekitar 10.000 spesies tumbuhan, 300 mamalia, 977 spesies burung, 176 reptilia, 105 ampibi, dan 269 spesis ikan. Daerah ini juga dikenal sebagai wilayah hidup Harimau Bengal yang langka, namun disini masih dapat dijumpai dengan populasi yang tinggi. Disini juga tempat hidup badak bercula yang karismatik dan langka.

WWF telah lama memiliki proyek pelestarian satwa langka di wilayah ini, seperti Leopard Salju, Harimau Bengal, Gajah Asia, Panda Merah, dan Badak bercula.

Wilayah Timur Himalaya merupakan daerah yang selama ini terkenal sulit untuk dijangkau, sehingga banyak kekayaan alam Biologi yang belum tereksplorasi diwilayah ini. Hingga kini masih banyak spesies ampibia, reptil dan ikan yang asih belum memiliki nama identifikasi dari wilayah ini.

SCIENCEDAILY l WAHYUANA

Advertising
Advertising

Berita terkait

Mengenal Dingiso, Kanguru Mirip Beruang yang Dianggap Sakral di Papua

17 Januari 2024

Mengenal Dingiso, Kanguru Mirip Beruang yang Dianggap Sakral di Papua

Di Papua ada kanguru yang bentuknya mirip beruang. Alih-alih suka melompat seperti kanguru darat, dingiso lebih banyak habiskan waktu di pohon.

Baca Selengkapnya

10 Fakta Kanguru Pohon, Satwa Langka dari Papua yang Tidak Suka Melompat

17 Januari 2024

10 Fakta Kanguru Pohon, Satwa Langka dari Papua yang Tidak Suka Melompat

Tidak semua kanguru suka melompat. Di Papua ada kanguru pandai memanjat yang hidup di pohon.

Baca Selengkapnya

Raline Shah Dituding Koleksi Satwa Langka, Disamakan dengan Karakter Petualangan Sherina 2

1 November 2023

Raline Shah Dituding Koleksi Satwa Langka, Disamakan dengan Karakter Petualangan Sherina 2

Raline Shah dan keluarganya diduga memburu serta memelihara satwa langka. Netizen ramai tunjukkan bukti jejak digital.

Baca Selengkapnya

Akibat Dua Singa Berkelahi, Taman Safari Indonesia Prigen Jadi Kondang

16 Februari 2023

Akibat Dua Singa Berkelahi, Taman Safari Indonesia Prigen Jadi Kondang

Dua ekor singa berkelahi hingga menabrak sebuah mobil Yaris merah di Taman Safari Indonesia Prigen, Jawa Timur menjadi sorotan belum lama ini.

Baca Selengkapnya

Anoa Telah Ditemukan Kembali di Hutan Sulawesi, Warga Diminta Menjaga

20 Januari 2023

Anoa Telah Ditemukan Kembali di Hutan Sulawesi, Warga Diminta Menjaga

Taman Hutan Raya Sinjai pastikan keberadaan anoa setelah menghilang 20 tahun lewat kamera intai. Perlu studi lanjutan untuk hitung populasi.

Baca Selengkapnya

Jurong Bird Park di Singapura Ditutup Setelah 52 Tahun Beroperasi, 3.500 Burung Langka Direlokasi

9 Januari 2023

Jurong Bird Park di Singapura Ditutup Setelah 52 Tahun Beroperasi, 3.500 Burung Langka Direlokasi

Jurong Bird Park yang dikelola Mandai Wildlife Reserve merupakan taman burung terbesar di Asia dan melindungi banyak satwa langka.

Baca Selengkapnya

BBKSDA Sita Sejumlah Satwa Langka dari Rumah Bupati Langkat

25 Januari 2022

BBKSDA Sita Sejumlah Satwa Langka dari Rumah Bupati Langkat

BBKSDA mendapatkan informasi kepemilikan satwa langka oleh Bupati Langkat nonaktif Terbit Rencana dari KPK usai mengeledah rumah yang bersangkutan

Baca Selengkapnya

KSDA Agam Terima Kura-kura Kaki Gajah Langka

1 September 2021

KSDA Agam Terima Kura-kura Kaki Gajah Langka

Resor KSDA Agam akan segera melepaskan kembali kura-kura kaki gajah langka itu ke habitatnya.

Baca Selengkapnya

Singa Jantan yang Viral di TikTok Diselamatkan Otoritas Kamboja

1 Juli 2021

Singa Jantan yang Viral di TikTok Diselamatkan Otoritas Kamboja

Petugas Kamboja menggerebek rumah di Phnom Penh untuk menyelamatkan seekor singa berusia 18 bulan yang telah dicabut taring dan cakarnya.

Baca Selengkapnya

Populasi Elang Jawa di Taman Burung TMII Bertambah, Satu Telur Menetas

12 Juni 2021

Populasi Elang Jawa di Taman Burung TMII Bertambah, Satu Telur Menetas

Setelah 7 Tahun, Taman Burung Taman Mini Indonesia Indah (TMII) akhirnya berhasil menetaskan telur elang Jawa.

Baca Selengkapnya